Tuan diam, saya diam
Kita sama-sama bungkam dalam ketidakmengertian
Tenggelam dalam masa yang mulai memudarSebelum kata 'kita' menjadi 'masing-masing'
Sebelum saya lain dan Tuan asing
Sebelum saya hening dan Tuan memilih jalan lain
Ada masa yang pernah kita ukir
Dalam rasa yang berjalan seiringKita adalah sepasang harap yang tak pernah terungkap
Kita adalah sepasang rindu yang tak pernah saling tauMungkin memang begini adanya, Tuan
Kita hanya berjumpa di skenario prolog, bukan epilog
Kita hanya bersinggungan di tanda koma, bukan pada titiknyaAtas nama hati saya tulis sebuah pengakuan
Diwakilkan bait yang belum sempat saya selesaikan
Perihal yang sama, bertajuk Tuan~Selaksa Noktah

KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Noktah (END)
PoesíaSelaksa Noktah. Tolong tetap tinggal, saya tak terbiasa dengan orang baru. Kumpulan sajak sepuluh dasa seri pertama. Tentang ribuan noktah, yang saya rangkai menjadi kisah. Tentang ribuan titik, diantara peraduan detak dan detik. Tentang kita, yang...