"Eughhh," lenguh Prillly setelah bangun dari pingsannya.
"Di mana ini? Kenapa aku bisa ada di sini?" Prilly panik karena seingatnya, dia terakhir berada di salah satu ruangan di rumah sakit adiknya dirawat.
Ceklek
Bunyi kunci diputar untuk membuka pintu yang ada di hadapan Prilly terdengar. Setelah itu muncul sosok Pria yang memakai pakaian santai, walau begitu tidak mengurangi ketampanan yang dia miliki.
"Sudah bangun, sayang?" Tanya Ali berjalan mendekati tempat Prilly yang menatapnya takut.
"Kamu ...."
"Ya, sayang. Ini aku, apakah kamu masih ingat?"
"Lepaskan aku! Kenapa kamu bawa aku ke sini?"
"Sssttt ... jangan berisik, sayang. Nanti ada yang dengar."
"Lepaskan aku! Aku gak kenal sama kamu."
"Kamu gak kenal sama aku, tapi aku kenal kamu, cantik."
"Apa maksud kamu?"
"Apakah kamu lupa dengan ucapan terakhirku di rumah sakit, sayang?"
"Aku gak ngerti mau kamu apa, tolong lepaskan aku."
Hiks
Tangis Prilly pecah sudah karena dia tidak kenal dengan Pria yang sedang berhadapan dengannya ini dan dia juga takut jika pria ini akan mengancam nyawanya.
"Baiklah akan aku ulangi sekali lagi ucapanku, jika kamu lupa," Ali semakin mendekati Prilly dan dengan cepat Prilly menghindar. Ali tersenyum tipis sebelum pada akhirnya ...
"Kau ... milikku," tekannya dengan nada suara yang membuat Prilly ngeri.
"Apa maumu? Kenapa kamu sekap aku di sini?"
"Kau ... miliki untuk selamanya," tegas Ali yang entah untuk ke berapa kalinya. Sementara Prilly yang mendengarnya seketika terisak karena nasibnya menjadi buruk. Ditinggal oleh dua orang tersayangnya, kini dia berakhir bertemu hingga disekap oleh seseorang yang sama sekali tidak dia kenal.
...
"Suster," panggil Syifa kepada suster yang sedang menjaganya.
"Iya, kamu sudah siuman?"
"Kakak saya mana ya, sus?" Syifa bertanya karena kakaknya tidak ada di dalam ruangan saat dia siuman.
"Kakak kamu sedang pergi keluar menemui seseorang."
"Menemui siapa, sus?"
"Saya kurang tahu, tapi katanya tadi cuma sebentar. Tapi sampai sekarang belum kembali."
"Boleh minta tolong, panggilkan kakak saya sus," pinta Syifa tanpa mengurangi kesopanannya yang langsung mendapat anggukan dari suster yang menjaganya.
"Baiklah, kamu tunggu di sini sebentar, saya akan segera kembali."
"Secepatnya ya, sus."
Setelah itu, suster tersebut pergi untuk mencari keberadaan Prilly, karena sudah 1 jam lebih dia belum kembali ke ruangan adiknya sampai adiknya siuman hingga mencari keberadaan Prilly.
...
"Apakah kamu tidak mau makan, sayang? Ini sudah sore dan kamu belum makan sejak siang," ujar Ali kepada Prilly karena sejak siang Prilly tidak mau makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender
Teen FictionPasrah. Satu kata yang mewakili semua perasaan Prilly dari tindakan Ali yang kuasa diatas segala-galanya yang menyangkut tentang dirinya. Ali yang kejam namun begitu menyayanginya sampai tidak bisa membedakan mana cinta dan obsesi. Hidup dalam kepas...