Tandai bagian yang typo ....
Ali kembali ke rumahnya dan membanting pintu tanpa memedulikan para pelayannya yang menatapnya takut. Langkah panjangnya menuju ruang kerjanya dan menumpahkan seluruh amarahnya di sana. Namun saat dia tiba di ruang kerjanya, dia tertegun melihat meja kerjanya yang berantakan dengan beberapa berkas jatuh ke lantai dan ....
Mendekati meja kerjanya, dia kembali tertegun melihat berkas yang selama ini dia simpan dengan baik justru terbuka dan tergeletak di meja kerjanya. Dia tidak bodoh dengan kejanggalan ini. Membuatnya yakin jika kepergian Prilly bukan tanpa alasan.
Prilly mengetahui semuanya, segala kebusukannya di masa lalu.
Meremas kuat berkas sialan yang telah membuat istrinya pergi tanpa jejak, Ali menendang meja kerjanya dan membuang semua barang yang berada di meja kerjanya. Emosinya semakin membara dengan perasaan kalut. Prilly pergi karena telah mengetahui kebusukannya, sesuatu yang selama ini dia jaga dengan baik.
Mengerang, Ali menghancurkan barang yang berada di sekitarnya hingga terdengar pintu terbuka dan muncul Arlan dengan kening mengkerut. Arlan menahan pergerakannya dan secepat kilat dia menangkis tangan Arlan.
"Dia tahu apa yang selama ini aku sembunyikan darinya!" Teriak Ali melempar berkas sialan itu tepat ke wajah Arlan yang tak kalah terkejut dengannya.
Arlan mengambil berkas yang kini terjatuh itu dan menghela napas panjang. Cepat atau lambat semuanya akan terbongkar dengan sendiri dan ini lah waktunya, waktu di mana Ali merasa kehilangan dan terlihat hancur seperti ini. Arlan tidak bisa apa-apa selain diam dan menanti perintah Ali untuk selanjutnya.
"Lalu, apa yang akan Tuan lakukan selanjutnya?" Tanya Arlan sopan dan miris melihat kacaunya Ali hanya karena seorang perempuan. Memang, cinta membuat seseorang hancur dan bahagia secara bersamaan. Tuannya baru saja mencecap yang namanya l
Kebahagiaan dan tidak lama, kehancuran datang dengan luka yang mengiris relung hati."Cari dia, Arlan. Dapatkan dia!" Desis Ali yang kini terduduk lemah di lantai. Tatapannya kosong ke arah lantai dengan bibir bergetar menahan sesuatu yang menyesakkan di dadanya.
Arlan mengangguk dan tanpa berbasa-basi keluar dari ruang kerja Ali, mengkerahkan lebih banyak lagi bawahannya untuk untuk mencari keberadaan Prilly dan Syifa.
Sayangnya, sebesar apa kuasa Ali dan sebanyak apa bawahannya yang tidak diragukan lagi kecerdasannya, tetap saja Prilly dan Syifa belum ditemukan. Waktu terus berlalu dan dia terus menanti kabar baik dari orang suruhannya, nyatanya hingga nyaris empat bulan lamanya, Ali tidak kunjung mendapatkan kabar baik itu. Setiap kali dia bertanya kepada orang suruhannya, gelengan kepala selalu menjadi jawaban dari pertanyaannya.
Kini, hidupnya benar-benar hampa. Setiap waktu disiksa oleh rasa rindu kepada perempuan yang masih menyandang status sebagai istrinya. Ali yang berkuasa dengan segala kekejamannya yang begitu menakutkan kini hilang entah ke mana semenjak ditinggal Prilly.
Ali tidak bohong jika dia benar-benar mencintai Prilly dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Prilly hingga pada akhirnya perempuan itu meninggalkannya dengan sebuah fakta tentangnya. Jika boleh jujur, Ali sama sekali tidak merasa telah membunuh orang tua Prilly, justru dia lega dan bahagia karena pada akhirnya dia mendapatkan Prilly, cintanya. Perempuan satu-satunya yang mampu membuatnya terpuruk seperti saat ini.
Desas-desus kepergian Prilly mulai terdengar ke seluruh karyawan serta rekan bisnisnya. Beberapa ada yang beranggapan jika dia dan Prilly bercerai dan beberapa beranggapan jika Prilly pergi darinya karena mendapat kekerasan darinya. Persetan dengan anggapan orang-orang, dia sama sekali tidak peduli. Yang dia pedulikan adalah, kabar baik dari orang suruhannya tentang Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender
Novela JuvenilPasrah. Satu kata yang mewakili semua perasaan Prilly dari tindakan Ali yang kuasa diatas segala-galanya yang menyangkut tentang dirinya. Ali yang kejam namun begitu menyayanginya sampai tidak bisa membedakan mana cinta dan obsesi. Hidup dalam kepas...