Setelah Papanya dimakamkan pada pagi tadi, kini Prilly dan Syifa harus tetap pergi ke rumah sakit karena Mama mereka masih di dalam ruang ICU.
"Kakak gak pergi ke kampus?" Syifa bertanya kepada kakaknya karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, itu berarti sudah waktunya Prilly pergi ke kampus.
"Kakak izin dulu, dek. Lagian Mama koma di dalam, kakak gak tega harus ninggalin kamu sendirian di rumah sakit," ujar Prilly memberikan pengertian kepada Syifa.
"Kita beli makan yuk kak, dari tadi pagi kita belum makan," ajak Syifa untuk pergi ke kantin rumah sakit.
"Ya udah, biar kakak aja yang beli, kamu di sini saja. Kamu mau nitip apa?" tanya Prilly sambil berdiri siap untuk pergi.
"Syifa samain aja sama kakak."
"Ya udah, kamu di sini nungguin Mama. Kalo ada apa-apa hubungi kakak."
"Iya kak, siap."
Setelah itu, Prilly pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan untuknya dan Syifa.
...
"Bagaimana? Apakah ada kabar terbaru tentang dia? "
"Dia sedang berada di rumah sakit bersama adiknya menunggu Mama mereka siuman tuan," adu anak buahnya kepada seseorang yang dia panggil tuan itu.
"Awasi terus dia jangan sampai lepas," tegas pria yang sedang membelakangi anak buahnya.
"Siap, tuan. Laksanakan."
"Ya udah sana, kembali bekerja," sahut Pria itu dengan senyum yang mengerikan.
"Tunggu tanggal mainnya, sayang," ujarnya dengan tawa jahat, menantikan puncak dari permainannya.
...
Setelah beberapa saat Prilly pergi ke kantin, tiba-tiba dari arah koridor seorang dokter beserta suster berlari menuju ruangan di mana ada Mamanya dan Syifa di sana.
"Dok, apa yang terjadi dengan Mama saya?"
"Tunggu sebentar ya dek, kami periksa dulu pasiennya".
"Tolong beri yang terbaik buat Mama saya, dok."
"Kami usahakan, dek," jawab dokter dengan senyum menenangkan melihat raut cemas gadis di hadapannya itu.
...
"Bu, saya pesen buburnya 2 sama teh anget 2 ya."
"Dibungkus neng?"
"Iya, Bu."
Setelah memesan makanan, Prilly memilih tempat duduk untuk menunggu pesanannya.
Drttt
Drttt
Drttt
"Hallo, dek?"
"Kak, Mama kak .... "
"Mama kenapa?" Prilly seketika panik mendengar nada suara adiknya yang seperti ketakutan dan bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender
Teen FictionPasrah. Satu kata yang mewakili semua perasaan Prilly dari tindakan Ali yang kuasa diatas segala-galanya yang menyangkut tentang dirinya. Ali yang kejam namun begitu menyayanginya sampai tidak bisa membedakan mana cinta dan obsesi. Hidup dalam kepas...