16

2.5K 220 35
                                    

Still With You - Jungkook of BTS

Tandai bagian yang typo...

Ali mendiamkannya. Setiap dia mendekati atau memberi perhatian, suaminya itu selalu menghindar, enggan berinteraksi dengannya. Bahkan lelaki itu mengabaikannya yang rela datang ke kantor suaminya itu saat jam makan siang hanya untuk membawakan makan siang untuk suaminya.

Suaminya itu justru menyuruh sekretarisnya untuk memesan makanan cepat saji. Tanpa meliriknya, Ali melenggang keluar ruangan dan beberapa menit kemudian kembali dengan membawa secangkir kopi yang asapnya masih mengepul. Dia duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja suaminya, tatapannya lurus ke arah suaminya yang tengah menyeruput kopi, sesekali menatap layap laptop dan mengecek beberapa dokumen yang menumpuk. Hingga tak lama setelah itu terdengar pintu diketuk dari luar yang langsung mendapat sahutan dari suaminya untuk masuk.

Setelah mendapat sahutan, pintu dibuka dan memperlihatkan sekretaris suaminya yang membawa makanan yang dipesan suaminya itu.

"Terima kasih," ujar suaminya yang mendapat anggukan dari sekretarisnya.

Sekretaris suaminya itu menatapnya dan menunduk padanya sebelum akhirnya meninggalkan ruangan suaminya.

Sepeninggal sekretaris Ali, Prilly menghela napas panjang. Ini tidak bisa dibiarkan. Dengan kesabaran yang terus dia pupuk dalam hatinya, Prilly mendekati Ali yang melahap makanannya. Dia berdiri di samping Ali dan merampas kotak makanan yang berada di pangkuan Ali.

Ali menatapnya datar dan bergumam, "Kembalikan."

Prilly menggeleng dan membuang makanan cepat saji itu ke tempat sampah yang letaknya tak jauh dari meja kerja Ali. Dia dapat melihat tatapan dingin Ali menyorotnya. Ada kekesalan dibalik tatapan dingin itu, namun dia mengabaikan itu.

Dengan langkah santai, dia meraih kotak makan yang dibawanya dari rumah dan meletakkannya di meja suaminya.

Ali mendengkus, membuang pandangan dan hendak beranjak dari duduknya andai tidak dia tahan.

"Mau kemana?" tanyanya dengan nada suara selembut mungkin meski dalam hati dia teramat dongkol.

"Makan," sahut suaminya tanpa menatapnya.

Tersenyum tipis, dia menarik paksa tangan suaminya agar kembali duduk. Sebelum suaminya membuka suara, dia lebih dulu membungkam mulut suaminya dengan bibirnya. Katakan saja dia lancang, tapi bukan masalah, mengingat statusnya adalah istri Ali. Jadi, oke oke saja, bukan?

Ali mematung ketika mendapat kecupan tak terduga darinya. Beberapa detik kemudian, dia menjauhkan bibirnya dari bibir Ali dan hendak membuka kotak makan yang dia bawanya.

Sayangnya, ketika dia hendak menjauh, tiba-tiba tangan kekar Ali mengangkat tubuhnya hingga terduduk di atas pangkuan Ali. Dia memekik karena terkejut. Ketika dia hendak menatap wajah Ali, tiba-tiba saja Ali menenggelamkan wajahnya ke tengkuknya membuat tubuhnya meremang.

Dia menahan napas ketika tangan kekar Ali mulai nakal dengan mengusap lembut perut datarnya. Satu tangannya yang bergetar menahan pergerakan tangan Ali karena geli. Dia menoleh ke belakang, menatap Ali yang kini menjauh dari tengkuknya dan menatapnya dalam.

SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang