"Today's accomplishments were yesterday's impossibility." — Robert H. Schuller
"Gue dulu, bisa ngga?"
Aku menatapnya tepat di sepasang iris cokelat gelapnya dari jarak yang cukup jauh. Tatapan itu pernah memenuhi otakku beberapa waktu yang lalu; sudah cukup lama. Dulu, aku sangat menikmati tatapannya, tapi sekarang aku merasa sedikit... tidak nyaman.
Dengan inisiatif yang cepat, aku segera menurunkan pandanganku ke lantai. Aku merasakan Jaehyun menyenggol lenganku pelan, seolah mengisyaratkanku untuk tetap bersikap profesional.
"Ya udah, pindah sini," kataku sambil menunjuk sofa di sebelahku dengan dagu."
Doyoung mengambil berkas yang ia letakkan di atas meja sambil mengangkat laptopnya. Dia segera berpindah ke sofa di sebelahku. Ada perasaan yang agak aneh karena saat ini, aku duduk di antara Doyoung dan Jaehyun.
Kenapa sih ini? Perasaan tadi Johnny di sini gue biasa aja.
"Karin! Jajanan lo, nih!" Jaemin melesat ke ruang tamu sambil membawakan kudapan yang telah dipilah-pilah dari belanjaan ibu tadi. "Udah gue pilihin yang lo su..."
Jaemin menggantung kalimatnya sambil menghentikan langkahnya tepat ketika jarak kakinya dengan meja di ruang tamu tak sampai satu jengkal. "...ka," lanjutnya. "Wow, ada apa nih."
Adikku, yang demi Tuhan ingin sekali aku menyumpal mulutnya agar tidak banyak bicara, menatap kami bertiga bergantian. "Kok ada kak Doyoung juga?" tanyanya keheranan sambil meletakkan kudapan beserta minuman ke atas meja, "Jadi, lo masih sama kak Doyoung apa udah sama kak Jaehyun sih?"
Mataku mendelik sempurna, tetapi Mark, Haechan, dan Johnny justru menutup mulut sambil menahan tawa. Aku bisa melihat dari bentuk mata mereka yang tersenyum.
Oh Tuhan. Aku ingin sekali menenggelamkan diriku ke dalam lautan snack di atas meja kalau memang bisa. Ah, harus kusembunyikan ke mana wajah ini?
"Jaemin! Cepet sini bantuin ibu beres-beres lagi!"
Suara ibu dari dapur terdengar sangat jelas. Detik berikutnya, Jaemin melengos kembali ke dapur tanpa bicara lagi. Aku tidak bisa merasa lega karena pada kenyataannya, aku justru semakin terjebak dalam keadaan yang canggung di tengah Doyoung dan Jaehyun.
"Gue tau gimana rasanya jadi lo, Rin," celetuk Haechan sambil tertawa, mencoba menebakku dari gestur tubuhku yang kikuk. "Udah, lanjutin aja gimana itu, Doy?"
Doyoung menghela napas pelan, lalu menegakkan posisi duduknya. Kupikir dia sudah mengatur dirinya untuk kembali fokus pada seminar. Oke, harus profesional.
Doyoung berdeham.
"Ada tiga hal penting yang perlu gue laporin. Bukan konsultasi ya, tapi laporan," katanya, "sebenernya ini sekalian gue laporan ke Jaehyun karena kemaren gue belom sempet ketemu Jaehyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Seminar ✔
Fanfiction[TERBIT DI PENERBIT NARATAMA - SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] [eduseries] Semua tentang Jaehyun Arin dimulai dengan surat keputusan dan diakhiri oleh surat pemberitahuan. Start: July, 2019 End: Dec, 2019