#15 Puzzled (1)

24.3K 3.9K 1.5K
                                    

A loving heart is the truest wisdom. Charles Dicken

Aku tidak tahu apakah aku yang terlalu dekat dengan Dayeol atau hanya sekadar rasa empatiku yang terlalu besar sampai-sampai aku ikut merasakan kebahagiaan Dayeol setelah dia resmi berpacaran dengan Johnny semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak tahu apakah aku yang terlalu dekat dengan Dayeol atau hanya sekadar rasa empatiku yang terlalu besar sampai-sampai aku ikut merasakan kebahagiaan Dayeol setelah dia resmi berpacaran dengan Johnny semalam.

Aura hype-nya sampai menular padaku. Tiap kali Dayeol membahas tentang Johnny, aku ikut senang, bahkan tak jarang karena saking gemasnya, aku sampai memukul-mukul Dayeol atau benda apapun yang berada di dekatku.

Aneh, ya?

Menurutku bukan aneh, tapi justru menyiksa. Bagaimana tidak menyiksa? Dayeol bahagia karena dia bisa bermesraan dengan Johnny, tapi aku bahagia karena Dayeol bisa bermesraan dengan Johnny.

Tahu, kan, di mana letak perbedaannya?

Kalau bingung, biar kuluruskan. Intinya, kebahagiaan ini justru mengundang rasa iri dalam lubuk hati terdalamku. Meskipun kecil, aku bisa merasakannya.

Enak kali ya kalo punya pacar TT

"Karin, udah ada kak Jaehyun tuh di depan. Gue suruh masuk, tapi gak mau. Katanya biar cepet aja lo suruh langsung keluar."

Aku melesat ke luar kamar setelah Jaemin selesai berucap. Setelah menyusuri tangga dengan hati-hati, akhirnya aku tiba di lantai bawah yang sepi.

Ini hari Sabtu, jadi ibu dan ayah pergi ke rumah om Jun. Harusnya om Jun, yang lebih muda, mengunjungi rumah ayah. Tapi karena istrinya, ibu Jeno, sedang sakit, akhirnya ayah dan ibu memutuskan untuk menjenguknya sekaligus bertamu.

"Kalo lo mau berangkat les, pintunya dikunci semua, ya. Lampunya jangan lupa dimatiin!" teriakku setelah tiba di halaman depan rumah.

Aku menemukan Jaehyun yang duduk bertumpu pada jok motornya sambil menunduk memainkan ponselnya dengan posisi horisontal. Matanya tampak fokus sementara kedua ibu jarinya fokus pada layar ponselnya.

"Ngapain lo?"

"Main PUBG."

"Bisa main juga? Gue kirain kerjaan lo cuma belajar doang."

"Kadang-kadang aja, tapi seringan jadi AFK gue mah."

Setelah aku tiba di hadapannya, dia langsung keluar dari permainan dan beralih pada motornya. Jaehyun langsung menyerahkan helm padaku. "Nih, pake."

"Kirain bakalan naik sepeda."

"Upgrade lah, masa kasemin naiknya sepeda. Gengsi dong gue."

"Wah, mindset lo oke juga."

Aku langsung naik ke atas boncengan setelah Jaehyun menyalakan mesin motornya. Kuletakkan tasku di depan sebagai antisipasi kalau Jaehyun nekat mengerem mendadak di tengah jalan. Bahaya, gurls~

[1] Seminar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang