[TERBIT DI PENERBIT NARATAMA - SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN]
[eduseries] Semua tentang Jaehyun Arin dimulai dengan surat keputusan dan diakhiri oleh surat pemberitahuan.
Start: July, 2019
End: Dec, 2019
"Everything is clearer when you're in love." — John Lennon
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Usai menuntaskan review materi, Jaehyun mengajakku untuk bertolak dari perpustakaan nasional. Aku tidak tahu ke mana dia akan mengajakku, yang jelas sekarang sudah pukul enam sore. Sudah hampir dua belas jam aku di luar bersamanya.
Tadi sekitar pukul empat ibu sempat mengirim pesan menanyakan keberadaanku. Kubilang, aku sedang bersama Jaehyun. Setelah itu, ibuku tidak menanyakan kabarku lagi.
Dulu juga begitu.
Waktu aku pergi seharian dengan Doyoung, ibu pernah menghubungiku dan menanyakan kondisiku. Setelah beliau tahu kalau aku sedang bersama Doyoung, ibu langsung merasa tenang dan tidak mencecarku lagi dengan kekhawatirannya.
Tunggu, kenapa jadi Doyoung yang dibawa-bawa?
Maksudku, selama aku pergi dengan orang yang bisa dipercaya, ibu tidak akan mengkhawatirkanku selama aku pulang sebelum jam sepuluh malam.
"Emang kita mau ke mana sih?" tanyaku setengah berteriak dari belakang Jaehyun yang sedang sibuk mengemudi.
"Bentar lagi juga lo tau. Tunggu aja!"
Aku baru akan bertanya lagi, tapi urung karena ponselku bergetar.
18:25 LINE
Mark rin, lagi sibuk gak? gue pengen telpon sebentar
Arin eh bentar ya lagi di jalan kenapa mark?
Mark kalo udah sampe kabarin ya
Arin oke, ntar langsung gue telpon
Aku memasukkan kembali ponselku ke saku tepat ketika Jaehyun mengendarai motornya memasuki kawasan air mancur yang pernah kami datangi.
"Jaehyun, ini bukannya yang waktu itu kita dateng bareng Johnny, Mark, Haechan, Doyoung ya?"
Jaehyun mengangguk sambil mengambil karcis parkir motor. Dia tidak bicara lebih lanjut, melainkan hanya melajukan motornya ke salah satu tempat yang kosong di area parkir motor.
"Kita kok ke sini lagi?"
Kami melepas helm, lalu menguncinya ke motor Jaehyun.
"Ada pertunjukan air mancur tiap malem Minggu. Bagus banget! Tapi berhubung waktu itu lo sakit, kita pulang duluan, jadi gak bisa liat air mancurnya."
"Wah, terbaik lo. Tau aja kalo gue belom pernah liat pertunjukan air mancur di sini."
Aku berjalan di sebelah Jaehyun sambil mengimbangi langkahnya. Belum sampai di tempat pertunjukan air mancur, Jaehyun sudah menghentikan langkahnya. Pandangannya tertuju pada sebuah kedai yang menjual minuman dan beberapa camilan.