Bagian 2

250 22 0
                                    

Kai mengakhiri pembicaraan kami dengan manis dan setelah telepon ditutup aku menghela nafasku dalam dan sebulir air mata berhasil lolos jatuh melewati pipiku. "Apakah besok aku bisa mengatakan ini padanya dengan tegar? Aku akan menyakiti orang sebaik dia besok" Pikirku

Aku naik keatas tempat tidurku dengan hati dan perasaan yang kacau.

Alarm dimeja kamarku berbunyi yang membuatku terbangun dan kembali pada kenyataan bahwa hari ini aku harus berkata jujur pada kai. Aku harus memutuskan hubungan kami, karna ini yang terbaik untuk kami berdua. Hah.. walaupun ini sangat berat untukku.

Aku bangun dari tempat tidurku menuju kamar mandi untuk mandi, setelahnya aku turun untuk sarapan. Sampainya diruang makan aku dikejutkan akan kedatangan seseorang yang membuat emosiku seketika naik. Kim taehyung. Orang itu sepagi ini sudah dirumahku dan duduk dimeja makan dengan santainya dan merusak moodku. Aku berjalan kearah meja makan dan dia yang melihat kedatanganku tersenyum kepadaku. "Memuakan" itulah yang aku pikirkan.

Aku tak memperdulikannya dan langsung duduk dikursiku.
"Hea-ya taehyung-ssi ingin mengajakmu keluar hari ini" kata ibuku setelah aku duduk dan meminum airku.

"Eomma.. hari ini aku tidak bisa. Karna aku ada janji siang ini dengan kai" kataku pada eommaku

"Bisakah tuan taehyung yang terhormat membuat janji dulu sebelum mengajakku keluar? Aku harus menyelesaikan beberapa masalah sebelum pernikahan kita. Kau pastinya tidak ingin ada masalah kan setelah kita menikah?" Kataku menoleh pada taehyung sambil tersenyum sinis

" tentu saja. Selesaikan dengan cepat masalahmu. Aku akan menelponmu lagi nanti" katanya sambil bangun dari kursinya dan berpamitan pada orangtuaku. Dan orangtuaku yang mendengar percakapan kami tentu saja hanya bisa menghela nafas mereka.

Menjelang siang aku bersiap-siap untuk bertemu dengan kai. Aku mengendarai mobilku hingga sampai pada cafe tempat kami akan bertemu. Dari luar pintu cafe aku sudah melihat kai duduk di tempat favorit kami di pinggir jendela menghadap jalanan yang sangat padat dengan orang yang berjalan kaki.

Aku menghampiri kai dan menyapanya.
" hai kai.. apa kau sudah lama menungguku disini?" Tanyaku pada kai . Dan dia seperti biasa akan tersenyum dahulu sebelum menjawab pertanyaanku.

"Aku baru saja sampai dan aku sudah memesankan minuman untukmu. Apa kau sudah makan siang ini? Mau ku pesankan makanan juga untukmu?" Tanyanya

" aniyo.. aku belum terlalu lapar. Terimakasih karna sudah memesankan minuman untukku"

" hea-ya apa ada yang terjadi ?? " tanyanya padaku

Deg! Aku bahkan belum mengatakan apapun, tapi dia sudah bisa membaca pikiranku.

" kai .. aku akan langsung mengatakan padamu sesuatu hal yang penting tentang kita. Jadi bisakah kau mendengarkanku tanpa bertanya sampai aku selesai mengatakannya padamu?" Kataku hati-hati. Kai hanya mengangguk mengiyakan.

"Kai..hubungan kita tidak bisa diteruskan lagi. Orangtuaku menjodohkanku dengan seseorang dan aku harus menikah dengannya secepatnya, karena satu kondisi yang aku tidak bisa menolaknya. Aku .. aku .. sungguh-sungguh minta maaf padamu kai.." kataku sambil menundukan kepala dan meliriknya. Tapi dia hanya diam.

Keheningan diantara kami terjadi cukup lama sampai pelayan yang mengantar pesanan kami akhirnya memecahkan keheningan ini sejenak. Dia meminum minumannya dan akhirnya menghela nafas dan berbicara.

" sebenarnya aku tidak tau kau ada masalah apa belakangan ini. Kau bahkan sangat sulit dihubungi belakangan ini. Tapi jika memang ini berkaitan dengan paman dan bibi, aku hanya bisa mendukungmu hae-ya." Katanya sambil tersenyum.

" aku hanya akan mengharapkan kebahagiaanmu. Dan aku juga tidak bisa menahanmu karna ini adalah keputusanmu. Jika ditanya apakah aku kecewa? Maka jawabanku adalah YA. Tapi kembali lagi aku yakin kau sudah memikirkan ini baik-baik. Jadi berbahagialah. Jika kau membutuhkan teman untuk bercerita dan kau mengalami kesulitan, kau tau kan kemana harus mencariku?" Katanya lagi sambil tersenyum

Senyum yang sangat menyakitkan untuk dilihat. "Bagaimana mungkin aku bisa menyakiti orang sepertinya?" Batinku

" maafkan aku kai. Aku janji akan hidup dengan baik dan bahagia. Aku akan pergi duluan dan semoga kau secepatnya mendapatkan wanita yang lebih baik dariku" aku berdiri dan membungkukan badanku padanya dan meninggalkannya tanpa meminum minuman yang ia pesankan untukku.

Aku tak tahan berada disana lebih lama lagi. Aku tak mau kai melihat air mataku yang susah payah aku tahan. Dia menerima semuanya dengan mudah. Dia memang sangat dewasa. Aku harap dia bisa menemukan wanita yang baik yang bisa membuatnya benar-benar bahagia.

Aku memasuki mobilku dan melajukannya menuju rumahku. Sesampainya dirumah aku langsung menuju kamarku dan menangis. " aku akan menangis untuk hari ini saja. Karna hari-hariku selanjutnya aku harus lebih kuat untuk menghadapi iblis bernama kim taehyung tersebut" pikirku.

Destin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang