Bagian 3

180 13 0
                                    

Ah.. kepalaku sangat sakit saat bangun tidur dipagi hari. Aku duduk di ranjangku sambil mengulang ingatan kemarin. Saat aku bertemu kai, saat aku memutuskan hubungan kami, setelahnya aku hanya pulang kerumah dan mengunci diriku dikamar hingga sekarang. Aku tidak tau kapan tepatnya aku tertidur, mataku pasti sangat bengkak sekarang dan penampilanku juga pasti sangat kacau. Mengingat baju yang kugunakan masih sama seperti kemarin.

Terdengar ketukan pintu dari luar kamarku. Dan juga suara ibuku yang memanggilku. Kulihat jam di dinding menunjukan pukul 10 pagi. Pantas saja. Pasti ibu mengkhawatirkanku.

Aku turun dari ranjangku dan membuka pintu kamarku. Dan ibu sudah berdiri didepan dengan wajah khawatir. Tanpa berkata apa-apa dia langsung memelukku. Dan tanpa bisa ditahan akupun kembali menangis.

" hea-ya .. jika kau tidak bisa melakukannya, tolong jangan lakukan. Jangan berkorban untuk eomma dan appamu. Kami mungkin bisa mencari jalan yang lain daripada kau harus menikah dengan orang yang tidak kau cintai"

" eomma.. tak apa. Aku melakukannya karna aku memang ingin melakukannya. Jadi eomma tak perlu khawatir. Setelah ini aku akan baik-baik saja." Kataku tersenyum sambil melepas pelukan eomma.

"Kau memang anak yang kuat dan tegar sejak dulu. Eomma tak pernah tak merasa bangga padamu" kata eomma menepuk pipiku.

"Terimakasih eomma" kataku memegang tangan eomma.

Setelah berbicara dan eomma tak berhasil membujukku untuk makan, aku kembali menaiki tempat tidurku. Tanpa ada niat untuk mandi atau apapun. Hanya seperti ini saja . Untuk satu hari ini saja . Semalamanpun setelah aku berjanji pada diriku sendiri untuk kuat hari ini, aku ternyata tidak bisa melakukannya.

Melihat pesan dan beberapa foto kenanganku dengan kai membuatku ingin menangis lagi. Rasanya sekarang juga aku ingin berlari menemui kai dan meminta maaf padanya.

Destin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang