Penutup 1

167 5 0
                                    

Aku duduk diruang tengah menonton acara televisi sambil memakan potongan apel yang pelayan siapkan untukku.

"Taehyung-ah.. kau sudah pulang?" Aku berlari kecil menghampiri taehyung.

"Yaa.. bagaimana bisa kau berlari dengan perut yang membesar seperti itu. Kau bisa terjatuh nanti"

"Apa kau membawa pesananku?" Aku mengabaikan kekhawatiran taehyung dan mulai menanyainya.

"Ahh.. kau bukannya menungguku pulang kan tapi kau menunggu pesananmu?" Taehyung memasang wajah cemberut padaku.

"Tidak... aku memang menunggu suamiku pulang." Aku tersenyum dan memeluk taehyung. Taehyung memberikan kantong plastik yang dia pegang sedaritadi.

"Kenapa kau setiap hari memintaku membelikanmu tteokbokki pinggir jalan terus?"

"Apa kau keberatan? Ini juga bukan mauku tapi anakmu." Aku membalikan badanku dan berjalan menuju meja untuk memakan makananku.

"Yaa.. bukan begitu madsudku. Aku hanya khawatir, apa tidak apa-apa jika kau makan tteok terus."

"Dokter juga kan sudah mengatakan tidak apa-apa." Kataku sambil memasukan sepotong tteok kemulutku.

"Kau tidak mau?" Aku bertanya pada taehyung yang memandangiku saat makan.

"Tidak."

"Apa kau sudah makan?" Ia menganggukan kepalanya

"Aku sudah makan kimbab dan beberapa makanan pinggir jalan tadi."

"Wooahh.. kenapa kau tidak membelikan untukku juga?"

"Kau kan tidak memintanya" taehyung berkata sambil menggigit sisa potongan apel yang ada dipiringku. Aku mendelikan mataku mendengar jawabannya.












Aku yang sedang tertidur terbangun karna merasakan sakit yang sangat pada perutku. Aku mebolak-balikan badanku kekanan dan kekiri. Keringat dinginpun mulai bercucuran didahiku.

"Ada apa?" Taehyung terbangun karna aku yang terus saja meringis sedari tadi.

"Taehyung-ah.. sepertinya anak kita akan lahir." Aku mencengkram lengan taehyung kuat-kuat dengan wajah yang sudah mulai memucat.

"Apa?" Menyadari apa yang aku katakan taehyungpun mulai panik. Ia memanggil kepala pelayan untuk membantunya membawa tasku dan segera menggendongku kemobil.

Sesampai dirumah sakit para perawat langsung melarikanku kedalam ruang bersalin. Taehyung yang bingung menunggu dengan gelisah didepan pintu ruangan.

"Suami ibu kim hea?" Taehyung menoleh saat perawat tersebut menyebut nama istrinya.

"Anda bisa ikut saya masuk kedalam. Karna sebentar lagi istri anda akan melahirkan." Taehyung membesarkan matanya dan berjalan mengikuti perawat tersebut kedalam.

Didalam ia melihat hea yang bebaring dengan wajah pucat dan penuh dengan keringat. Melihat suaminya datang, hea memberikan senyuman pada taehyung. Taehyung berjalan mendekati hea dan menggenggam erat tangannya. Hea dengan sekuat tenaganya mengikuti arahan dokter untuk mendorong bayinya agar segera bisa keluar. Dan 20 menit kemudian suara tangis bayi terdengar memenuhi ruangan tersebut.

Perawat menyuruh taehyung untuk membuka bajunya dan menggendong anaknya untuk melakukan bonding. Tapi baru saja taehyung menggendong anaknya, istrinya mulai berteriak kecil lagi.

"Ahhh.. sekali lagi" dokter kembali memberi arahan pada hea agar berusaha untuk mendorong kembali bayi yang masih berada didalam sana. Taehyung menggendong anak pertama mereka sambil melihat istrinya yang tengah berjuang mengeluarkan anak kedua mereka. 15menit kemudian suara tangis bayi pun kembali terdengar dan saling bersautan. Taehyung memeluk kedua anaknya setelahnya kedua anak mereka diletakan pada dada hea dan kemudian diserahkan lagi kepada para perawat untuk dibersihkan.

Hea yang sudah dipindahkan keruang rawat inapnya masih memejamkan matanya tertidur.
Taehyung memandang wajah istrinya yang terlelap karna kelelahan setelah melahirkan dua anak kembar mereka. Ia mengusap lembut kepala istrinya dan mencium lembut dahinya.


Kebahagian terus berdatangan menghampiri mereka setelah kelahiran kedua anak mereka. Orangtua hea yang tinggal diamerikapun memutuskan untuk kembali tinggal dikorea karna ingin selalu melihat cucunya. Begitu juga oppanya yang sekarang sudah memiliki kekasih yang sangat baik dan juga menyayanginya. Orangtua taehyung yang tinggal dijepangpun juga tak mau kalah. Mereka memutuskan untuk memindahkan kantor pusat dijepang kekorea agar bisa tetap tinggal dikorea dan bisa menghabiskan banyak waktu mereka dengan cucu mereka.

Hea dan taehyung merasa sangat senang karna para nenek ikut membantu hea yang seorang ibu baru untuk mengurus anak-anaknya.







Tak terasa umur anak-anak mereka sudah memasuki tahun pertama. Taehyung pulang dengan melihat Hea yang duduk disofa ruang tengah sambil menyalakan televisi dan bermain bersama anak-anaknya. Melihat kedatangan ayahnya mereka yang sedang bermain langsung berlari kecil menghampiri taehyung. Taehyung tentu saja langsung berjongkok dan memeluk kedua pangeran kecilnya.

"Apa kau ingin makan sekarang?" Hea bertanya karna jam sudah menunjukan saatnya makan malam.

"Hmmm.. tentu saja." Kata taehyung sambil mengecup kening istrinya.

Hea meninggalkan mereka bermain untuk menyiapkan makan malam untuk taehyung dan juga kedua pangeran kecilnya. Mereka berempat makan sambil tertawa karna melihat tingkah anak-anak mereka yang menggemaskan. Selesai makan hea menyuruh taehyung untuk membersihkan dirinya dan dia sendiri pastinya akan pergi kekamar anak-anaknya untuk menggantikan mereka baju tidur.

Pintu kamar anak-anak mereka terbuka yang menampakan sosok taehyung yang sudah berganti pakian berjalan masuk kedalam. Anak-anaknya yang semula sedang berada diatas ranjang sambil mendengarkan hea bercerita tiba-tiba saja melompat turun mencari ayah mereka. Hea tersenyum karna mereka bisa melupakannya dengan cepat setiap melihat taehyung datang. Taehyung menyuruh hea untuk membersihkan dirinya selagi taehyung menidurkan anak-anak mereka.

Hea yang baru saja selesai membersihkan dirinya sudah melihat taehyung duduk sambil memainkan handphonenya diatas ranjang.

"Apa mereka sudah tidur?" Hea melihat jam yang sudah menunjukan pukul sembilan malam.

"Mereka sudah tidur beberapa menit yang lalu. Kenapa kau lama sekali dikamar mandi?"

"Ahhh.. aku hanya berencana berendam sebentar tapi aku tidak menyadarinya bahwa sudah lewat 30menit." Hea berjalan kearah meja riasnya sambil mengeringkan beberapa bagian rambutnya yang basah dengan handuk.

"Hea-ya.."

"Ya?"

"Ayo kita buatkan adik perempuan untuk mereka" kata taehyung berbisik yang entah sejak kapan berada dibelakang hea dan memeluknya.

"Kumohon bersabarlah. Mereka masih berusia satu tahun."

"Ahh.. tapi aku menginginkan satu anak perempuan lagi. Agar ada yang bisa mengalahkan kecantikanmu dirumah ini"

"Tidak bisa. Alasanmu sangat tidak masuk akal" hea tertawa mendengar alasan yang taehyung buat untuknya.

"Hea-ya.."

"Tidak boleh"

"Hea-ya"

"Tidak boleh"

"Boleh" taehyungpun menghujani hea dengan ciuman.






"Pada akhirnya, Aku tidak menyesali keputusanku untuk mempercayai hati kecilku. Karna berkat mempecayainya dan mengabaikan egoku, aku dapat menemukan kebahagianku sekarang." Bae Hea.

"Mengejarnya dan tak melepaskannya adalah pilihan terbaik yang kubuat selama hidupku. Berkatnya aku sekarang memiliki dua pangeran yang sangat tampan sepertiku." Kim Taehyung.

Destin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang