Aku berdiri didepan rumah yang sudah kutinggali 1tahun lebih selama aku menikah dengan taehyung. Aku pulang dengan menaiki taksi dan turun didepan gerbang utama. Penjaga yang melihat kedatanganku membukakan pintu dan memberi hormat. Aku berjalan melewati gerbang menuju pintu utama. Saat memasuki rumah aku melihat taehyung dengan wanita tersebut sedang mendebatkan sesuatu. Hatiku sekarang mungkin sudah mati rasa. Aku berjalan melewati mereka yang sedang beragumen entah apa itu menuju kamarku.
Baru satu anak tangga yang ingin kunaiki, tanganku tiba-tiba ditarik oleh wanita itu."Kenapa dia masih kembali kerumah ini? Kau tidak memperdulikanku dan anakmu? Kau ingin agar aku juga keguguran sepertinya?" Ia menarikku kehadapan taehyung dan mengatai-ngataiku. Sigila ini benar-benar tak tau malu. Aku melihat sekilas taehyung mengepalkan tangannya. Aku tak tau dia merasa marah pada siapa. Mungkin itu untukku.
"Lepaskan dia keiko!! Dia adalah istriku!" Aku melepaskan kasar tangan wanita itu dan berjalan cepat keatas menuju kamarku. Aku mengambil tasku dan pergi keluar lagi.
"Wahhh.. bagus sekali. Apa kau akhirnya akan pergi dari sini?" Keiko berjalan mendekat kearahku.
"PLAAAKKK!!!! Wanita tak tau malu sepertimu memang pantas bersama dengan seorang pengkhianat. Apa jadinya jika dua orang seperti kalian tinggal dalam satu atap? Dan untukmu taehyung-ah, aku kira kau sudah berubah. Tapi nyatanya kau sama saja seperti saat pertama kita bertemu. Tolong jangan panggil aku istrimu. Itu sangat menggelikan!" Keiko memegang pipinya yang memerah karna tamparan dariku dan taehyung yang hanya mentapku tanpa bicara apapun.
Aku berjalan melewati mereka berdua. Ketika akan melewati pintu utama, taehyung menahan tanganku. Aku mencoba melepaskannya tanpa melihat kearahnya. Tapi dia malah menarikku keluar dari dalam rumah. Sempat terdengar teriakan dari wanita gila tersebut yang diabaikan olehnya. Ia menarikku menuju mobilnya. Mendorongku dengan paksa untuk masuk dan setelahnya ia melajukan mobilnya dijalanan.
"Turunkan aku! Kau mau membawaku kemana?"
"Diamlah! Jangan berisik!!" Aku terdiam mendengarnya membentakku. Kulihat tangannya mencengkram stir yang ia pegang dengan sangat kuat. Sepertinya ia akan mematahkan stir tersebut jika menggenggamnya seperti itu.
30 menit kemudian kami sampai disebuah gedung apartemen yang sangat besar, yang berada disebuah kawasan elit.
"Untuk apa dia membawaku kesini?" Pikirku dalam hati.
Taehyung turun dan menarikku agar keluar dari mobil, lalu ia berjalan dengan tidak lupa menyeretku juga masuk kedalam gedung menuju sebuah lift. Kami menaiki lift hingga lantai 30. Pintu lift terbuka saat sudah berada di lantai 30. Taehyung keluar dan menarikku kembali. Walaupu aku berusaha melepaskan genggamannya pada tanganku. Itu tidak akan berhasil. Kami berhenti disalah satu kamar, ia mengeluarkan kartu dan menempelkannya. Ia masuk kedalam dan juga aku yang tidak lepas dari cengkraman tangannya. Ia melepas cengkramannya setelah kami berada didalam.
"Untuk sementara tinggallah disini. Aku akan menyuruh kepala pelayan membawakan beberapa bajumu kesini."
"Hah? Untuk apa aku tinggal disini? Aku bisa tinggal dirumahku sendiri. Apa ini demi menjaga anak dalam kandungan wanita itu?"
"Jika aku mengatakan kau harus tinggal disini, itu artinya kau harus tinggal" ia berbalik meninggalanku sendiri disini.
"Aku membencimu kim taehyung sangat membencimu!!!" Aku berteriak saat taehyung sudah keluar dari sini.
Taehyung yang mendengar teriakan kebencian dari hea hanya berdiri menyandarkan badannya didepan pintu. Ia mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Kenapa? Kenapa semuanya jadi seperti ini?" Ia bergumam sendiri lalu berjalan menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destin (SELESAI)
Fanfiction"Bagaimana jika aku dan kamu memang ditakdirkan bersama? Bagaimana bisa aku memungkuri takdir atau melawan apa yang dikendak tuhan padaku? Walaupun kamu tidak mencintaiku? Aku akan membuatmu mencintaiku. Bagaimanapun caranya. Sekalipun dikehidupan...