Bagian 17

142 8 0
                                    

Hea yang tiba-tiba berbalik membuat taehyung terdiam.
"Hea.. sepertinya dia semakin membenciku". Taehyung berkata dalam hati karena melihat ekspresi marah dan juga takut dimata hea yang coba ia sembunyikan.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin menyiksaku lagi seperti kemarin malam? Apa kau belum puas dengan permainanmu?" Tanya hea langsung. Taehyung yang terdiam membuat hea gusar dan bangun dari tempat tidur dengan melilitkan selimut ke badannya. Ia tak peduli jika itu akan membuat badan taehyung terekspose.

Ia bangun dari ranjang dan menggunakan pakian yang ia kenakan kemarin malam dan berjalan kedepan kamar mandi.

"Hea-ya.. apa kau baik-baik saja didalam? Apa kau butuh bantuanku??" Tanya taehyung dari luar pintu sambil mengetuknya.

"Pergilah!! Tak usah sok peduli padaku. Aku tidak membutuhkannya." Kata hea dari dalam.

Suaranya yang sedikit bergetar dan kecil karna bersautan dengan suara shower yang ia hidupkan. Ia menangis lagi.

"Baiklah!! Terserah kau saja!! Aku tak kan memperdulikanmu!!" Teriak taehyung. Taehyung adalah tipe orang yang sangat gampang tersulut amarahnya. Ia mengambil beberapa baju kantor dan keluar dari kamar dengan membanting pintu

30menit sudah aku menghabiskan waktuku dibawah guyuran air sambil menangis. Kepalaku terasa sangat sakit. Aku memutuskan untuk keluar dan mengeringkan badanku. Satu hari aku habiskan hanya untuk melamun.

Keesokan pagipun aku benar-benar masih merasa sangat down. Aku benar-benar ingin menghajar taehyung tapi apa yang bisa ku perbuat? Kenyataan bahwa dia adalah suamiku dan apa yang dia lakukan bukanlah suatu tindak kejahatan dalam hubungan suami istri. Tapi tetap saja. Aku tak bisa menerimanya begitu saja.

Hampir dua hari ini aku lalui dengan melamun. Tidak ada yang ingin aku lakukan.
Kepala pelayan sudah beberapa kali mengetuk pintu kamarku dan menawarkan makanan padaku. Tapi sungguh aku tak punya keinginan untuk makan.

Menjelang malam taehyung akhirnya pulang. Setelah menikah dengannya selama 3bulan ini aku mengetahui banyak hal tentangnya. Tentang perilakunya yang sangat tempramen dan akan selalu tidak pulang kerumah beberapa hari jika ada masalah denganku. Dan sekarang dia pulang karna aku mendengar suara mobilnya dari luar dan suara ribut para pelayan yang menyambut kedatangannya.

Aku tidak peduli sama sekali. Aku tetap terduduk dikursi balkon kamarku sambil memandangi hujan yang turun.
Saat sedang asik melamun, salah satu pelayan mengetuk pintuku. Dia menyampaikan pesan bahwa taehyung menyuruhku untuk turun kebawah. Setelah aku mengiyakan dia segera menutup pintu kamarku kembali. Hah .. aku tidak akan mengiyakan ini jika tidak mengingat kelakuan taehyung yang akan melepas amarahnya pada para pelayan atau penjaga yang ada dirumah ini, jika keinginannya atau perintahnya tak terlaksana sesuai apa yang dia katakan.

Aku segera turun setelahnya, dan saat diujung tangga tatapan kepala pelayan seakan khawatir melihat keadaanku.
Mata yang menghitam dan bibir serta wajah yang pucat.
Yaa.. mungkin seperti itu gambaranku ketika aku melihat cermin tadi sebelum keluar kamar. Aku tetap melemparkan senyum kepada kepala pelayan dan pelayan-pelayan lain yang berada disana.

Setelah satu anak tangga terakhir aku baru bisa melihat taehyung yang duduk disofa ruang tamu tengah menatapku dengan tajam.

Tentu saja dia tidak sendiri. Dia bersama seorang wanita. Yaa.. wanita yang terakhir kali aku lihat saat aku tertidur di tempat penyimpanan wine.

"Ada apa kau memanggilku?" Tanyaku langsung

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya memanggilmu untuk melihatmu sebentar. Ternyata kau masih sehat dan bisa berjalan. Tak seperti yang dikatakan kepala pelayan kepadaku." Katanya padaku.

Aku yang hanya diam saja tak menjawab membuatnya terus menatapku sampai akhirnya dia bosan dan merangkul wanita disebelahnya tersebut. Taehyung mencium wanita tersebut tepat didepan mataku.

"Disgusting" kataku

"Keluarlah dari sini"kata taehyung tiba-tiba. Dia lupa bahwa diluar sedang hujan dan dia menyuruh istrinya keluar.

Hea yang mendengarnya langsung melangkahkan kakinya keluar. Sopir didepan menawari untuk mengantarkannya, tapi hea menolaknya. Ia berjalan dalam hujan menuju gerbang utama rumah taehyung.

Bahunya mulai bergetar, hea akhirnya menangis ketika sudah keluar dari gerbang rumah.Tak tau apa yang membuatnya sedih. Ia juga tak mau pulang kerumahnya yang kosong. Yaa.. rumahnya kosong, karna ayah dan ibunya sekarang berada di amerika. Karena perkembangan bisnis ayahnya yang bagus ia memulai bisnis dengan orang asing disana. Dan kondisi oppanya yang membaik membuat ibunya ingin agar anak laki-lakinya mendapat perawatan yang bagus disana. sebenarnya rumah itu tidak benar-benar kosong, sebelum berpamitan ayah hea membiarkan beberapa pelayan untuk tinggal disana merawat rumah itu. tapi tanpa ibu, ayah, dan juga oppa rumah itu tetap saja adalah rumah kosong. disaat keberangkatan oppa pun aku tak bisa mengantarnya. aku memang adik yang payah.

hea tak tau harus kemana, karna kebodohannya ia langsung keluar rumaah itu tanpa membawa tasnya. sekarang ia sangat bingung,dengan kepala yang sangat sakit ia memaksakan dirinya untuk berjalan.

saat menunggu lampu lalu lintas berubah merah, ada satu mobil yang berhenti tepat didepannya. pengendara mobil tersebut turun dan membuat mata hea membesar.

"KAI" lirihnya.
saat kai ingin menghampirinya, hea kehilangan kesadarannya. taehyung yang melihat dari kejauhan hanya bisa terdiam saja.

yaa.. dia mengejar hea saat kepala pelayan mengatakan bahwa hea sudah tidak keluar kamar dan makan selama hampir dua hari, saat taehyung tak pulang kerumah. dan saat taehyung pulang itu adalah pertama kalinya dia keluar kamarnya tapi taehyung malah membawa masalah lagi kerumah dengan mengajak wanita lain dan menyuruhnya keluar.

Destin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang