Bagian 20

120 9 0
                                    

"Taehyung-ah.. hentikan. Kau bisa membunuhnya jika begitu."
Taehyung yang mendengar teriakanku Menghentikan pukulannya.

"Kita serahkan pada polisi" kataku menghampirinya dengan memegang tanganku yang mengeluarkan banyak darah.

"Aku tak pernah mengambil perusahaanmu. Kau saja yang bodoh dan menghancurkan perusahaanmu sendiri" kata taehyung sambil menendang orang yang sudah terkapar di tanah. Disisi lain anak buahnya juga sudah dilumpuhkan oleh bodyguard taehyung.

"Bawa mereka semua kekantor polisi dan pastikan mereka membusuk di penjara" kata taehyung memberi perintah pada salah satu anak buahnya.

Taehyung merangkulku dan membawaku masuk kemobilnya. Ia menyetir sendiri dan membawaku kerumah sakit. Karna wajahku sudah sedikit memucat karna berusaha menahan sakitku.
Sesampai dirumah sakit, aku langsung mendapat perawatan dokter. Karna lukaku yang tidak begitu dalam. Dokter hanya sedikit menjaritnya dan setelahnya aku diperbolehkan pulang.

Selesai mengurus administrasi di rumah sakit, taehyung menghampiriku yang duduk di salah satu kursi tunggu yang berada di lorong rumah sakit. Aku memilih duduk disini karena disini tidak terlalu ramai. Aku tak ingin menjadi pusat perhatian banyak orang karna melihat keadaanku yang kacau.

"Ayo kita pulang" kata taehyung sambil mengulurkan tangannya.

"Terimakasih. Terimakasih karna kau mau datang dan menyelamatkanku" kataku sambil menunduk.

"Tapi aku akan pulang sendiri kerumahku. Sekarang aku sudah tidak apa-apa" aku langsung bangun dan menundukan kepala didepan taehyung dan berjalan melewatinya. Tapi ia dengan cepat menahanku.

"Kau tidak akan kemana-mana. Ayo kembali kerumah kita. Aku tak bisa mengajukan perceraian kita ke pengadilan. Ayo pulang" katanya berjalan mendahuluiku.

Aku yang tak peraya dengan apa yang kudengar hanya bisa diam memandang pungggung taehyung yang berjalan mendahuluiku. Taehyung yang merasa aku tak mengikutinya menoleh kebelakang dan melihatku masih berdiri ditempatku tadi.

"Kau akan berdiri disana sampai kapan? Apa kau ingin aku menggendongmu?" Tanyanya padaku.

"Tidak. Tapi apa tak apa-apa jika begini?" Ada keraguan dalam kata-kataku. Tiba-tiba Taehyung berjalan mendekatiku dan menggengam tanganku. Aku sedikit kaget dengan apa yang dia lakukan padaku. Dia tak menarikku seperti dulu. Dia menungguku hingga aku siap berjalan mengikutinya.

"Hmmm.. ayo kita pulang" kataku pada akhirnya. Ya.. karna aku tak mau menjadi tontonan orang-orang yang melewati koridor ini.

"Bisakah kita kerumahku sebentar untuk mengambil beberapa barang yang kubawa kemarin?" Tanyaku menoleh kearahnya ketika kami sudah berada didalam mobil.

"Tidak perlu. Barang-barangmu semua sudah ada dirumah. Aku sudah menyuruh seseorang mengambilnya" ia tetap menatap kedepan melihat jalanan. Akupun memilih diam dan melihat kearah jendela.

Setiba dirumah kami disambut oleh para pelayan. Kepala pelayan yang melihatku mengatakan bahwa ia senang karna aku memutuskan untuk pulang. Tapi ada sedikit kekhawatiran di wajahnya melihatku pulang dalam keadaan kacau. Aku hanya tersenyum yang mengisyaratkan bahwa aku baik-baik saja.

Tiba dikamar taehyung menyuruhku membersihkan diriku.
"Aku akan menyuruh pelayan untuk membantumu" dia pun keluar tanpa berkata apapun lagi.

Setelah selesai membersihkan diriku aku duduk ditepi ranjang menghadap ke arah balkon kamar ini. Banyak hal yang aku pikirkan. Banyak hal yang terjadi pada hidupku belakangan ini.
Apakah aku harus belajar untuk menerima taehyung sebagai suamiku?? Walau tak bisa dipungkiri dia adalah orang yang sangat aku benci. Tapi sekarang dia adalah satu-satunya keluarga yang aku punya di negara ini. Ayah,ibu dan oppaku sekarang berada di belahan benua lainnya. Walaupun ia menyebalkan terkadang ia juga sangat memperhatikan kebutuhanku.

"Setelah lukamu sembuh, ayo kita pergi ke gangnam untuk menyembuhkan bekas luka yang kau miliki" kata taehyung yang membuatku menoleh padanya.

"Tidak perlu. Ini kan bukan luka yang besar yang perlu tindakan dokter bedah"

"Kau lupa, kau memiliki satu bekas luka dipunggungmu??"

"Oh .. itu sepertinya sudah tidak ada bekasnya" kataku sambil mebuka sedikit bajuku agar memperlihatkan punggungku.

"Yaaa!! Apa yang kau lakukan? Cepat naikan lagi bajumu." Dia berteriak padaku. Ah.. bodohnya aku, dengan rekflek aku membuka setengah bajuku. Itu sangat memalukan.

"Mianhe.." kataku menunduk.

"Kau makanlah dulu" katanya menaruh nampan dimeja didepan sofa kamar tidur ini.

"Tapi makanannya hanya satu. Kau tidak makan??"

"Aku akan makan diruang kerjaku. Kau bisa makan ini disini"

"Aku akan makan diruang kerjamu juga kalau begitu, aku sedang tak ingin makan malam sendiri" kataku sambil melihat taehyung, tapi reaksi taehyung sedikit kaget.

"Aaahh... aku akan makan disini saja" kataku langsung duduk kembali disofa

Bagaimana ini?? Mulutku hari ini benar-benar tak bisa dikontrol dan mengatakan hal-hal yang sangat konyol.
Saat aku akan mau mengambil sumpitku taehyung langsung mengangkat nampan yang berisi makananku tersebut.

"Ayo.. makanlah bersamaku diruang kerjaku" ia berjalan keluar sambil membawa nampan berisi makanan tersebut. Aku terdiam melihat punggungnya yang menghilang dibalik pintu kamar. Tapi setelahnya suaranya yang menggelegar membuyaran lamunanku. Aku langsung berlari keluar kamar dan tersenyum canggung dengan taehyung yang berdiri diluar menungguku..

Destin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang