CARA MENULIS THRILLER

484 17 4
                                    

Tips ini ditulis sama kak feby andriawan, seorang penulis blog dari blogger :

Mungkin bagi sebagian orang, nulis fiksi adalah sesuatu yang mudah. Ah, itu kan cuman karangan, gampang itu mah tinggal duduk terus ngetik doang. Sesimpel itukah? menurut gue, yang paling mudah itu nulis sesuatu yang kita alami sendiri dibandingkan nulis fiksi fantasi. Pada tulisan fiksi fantasi atau Thriller, banyak yang kita pikirkan. Mulai dari karakter tiap tokoh, konflik dan ending yang berkesan.

Di luar negeri, novel fiksi termasuk novel yang paling banyak diminati, beberapanya pasti pada taulah si penyihir yang dahinya kegores (Hary Potter) sama vampire itu (Twilight).

Di Indonesia, setahu gue, novel fiksi fantasi/ thriller buatan penulis Indonesia agak kurang diminati sekarang. Yang gue liat di Indonesia ini novel yang laris adalah novel bergenre kehidupan pribadi, humor sama cinta-cintaan.

Gue gak tau, penulis fiksinya yang kurang atau peminat novel fiksinya yang minim. Entahlah. Nah, atas dasar-dasar itulah disini gue mau ngasih sedikit tips nulis fiksi fantasi/ thriller. Walaupun gue juga masih belajar, paling enggak tips-tips ini bisa buat banyak orang sadar bahwa betapa seru dan menantangnya menulis sebuah karya fiksi. Ini dia tips-tipsnya yang gue rangkum dari beberapa sumber.

1. Memilih topik yang tepat.

Menurut gue di Indonesia ini pembaca novel itu kebanyakan remaja-dewasa, ya mungkin antara 18-30 tahunan. Jadi, pintar-pintarlah memilih topik yang kira-kira disukai oleh pembaca dengan range umur segitu. Tapi apapun itu, fiksi fantasi/thriller biasanya selalu identik dengan misteri. Entah itu tentang dunia lain, pembunuhan, pencurian, dll.

Kenapa misteri? karena pada topik misteri ini, unsur kejutan di dalamnya pasti lebih banyak. Nah, ini sulitnya dimana penulis harus menciptakan sebuah kejutan-kejutan di dalam tulisannya.

Inget Hary Potter? siapa sangka si Harry yang awalnya seolah cuman kayak babu, dikucilkan, eh ternyata anak dari pasangan penyihir yang tersohor.

2. Cari Inspirasi Sebanyak-banyaknya.

Jangan takut untuk bertanya, jangan takut dompet mengering karena abis beli novel fiksi. Kalau kita benar-benar serius, segala upaya itu enggak akan nihil. Kita harus banyak referensi dari genre novel yang sama, yang mau kita buat. Kalau gue saranin jangan yang beda genre (iya lah!). Jangan lo mau bikin novel fiksi kayak Narnia eh malah beli novel Kambing Jantannya Raditya Dika.

3. Ciptakan Pahlawan dan Penjahat yang hebat.

Gak seru kalau novel fiksi thriller penjahatnya "letoy". Di dunia ini banyak pertentangan seperti ada hitam dan putih, miskin dan kaya, pintar dan bodoh, dll. Begitu juga sebuah novel fiksi. Banyak contoh dari pertarungan tokoh jahat dan baik ini. Biasanya, penjahat bersifat iri hati, pendendam, serakah tapi jenius dan bahkan ada gabungan dari beberapanya yang bisa dibilang rada psycho, contohnya Joker, gue adalah pengagum berat Joker.

Di Sherlock Holmes ada juga penjahat jenius bernama Profesor Moriarty. Tapi ingat, gak selamanya sebuah fiksi mengharuskan menciptakan Pahlawan dan Penjahat yang jenius di dalamnya.

Ada juga sebuah fiksi dimana tokoh utamanya bisa dibilang juga punya sifat yang enggak begitu baik/ sempurna seperti Pinokio dan Arsene Lupin, yang berarti bahwa sifat jahat/ gak baik juga ada pada diri tokoh utama.

4. Jangan Terburu-Buru Mengakhiri Perang.

Ya, novel fiksi yang laris adalah novel fiksi yang berkelanjutan. Tetaplah menghidupkan Pahlawan dan Penjahat. Oh iya, pahlawan dan penjahat disini bukan cuman bersifat tunggal. Mereka bisa juga berkelompok.

Misal di sekuel pertama beberapa anggota dari kedua kelompok tersebut mati, lalu pertarungan kelompok jahat dan baik ini dilanjutkan pada sekuel-sekuel berikutnya. Biar cerita lebih seru, muncul karakter baru untuk menggantikan karakter yang hilang di sekuel sebelumnya.

Tips MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang