🍓
Jam baru menunjukkan pukul 06.00 pagi. Tapi sesosok raga berbalut hoodie putih tulang itu sudah berani membencet-mencet bel sebuah rumah yang lumayan besar bangunannya.
"Sabar sabar" ceklek pintu di buka oleh seorang gadis berambut sebahu yang baru saja bangun dari alam mimpinya. Dari penampilan nya, bisa di simpulkan gadis itu bahkan belum cuci muka.
"Jiho mana" katakan, lelaki itu Jaehyun.
Dan si gadis pemilik rumah, adalah Binnie. "Anjir pagi pagi berisikin rumah orang cuma buat nanya Jiho. Tuh ada di kamar gue masih molor" ketus Binnie yang kembali masuk dengan di susul Jaehyun.
"Kamar lo mana? Gue ga tau"
"Tunggu di sini aja. Biar gue yang ba--"
"Gue aja. Biar gue yang bangunin Jiho. Kasih tau aja mana kamar lo" potong Jaehyun cepat. Binnie mulai mencibir "dasar posesif" umpatnya pelan. Dengan keadaan rela tak rela Binnie menunjuk sebuah kamar yang ada di lantai dua pada Jaehyun "pintunya cat kuning. Jangan yang biru, itu kamar adek gue"
"Oke" kata Jaehyun paham. Di daratnya satu acakan pelan di rambut pendek Binnie, sebelum akhirnya dia melangkah pergi.
Binnie tertegun sejenak. Rasanya dugun-dugun, pagi pagi udah di baperin temen sendiri. Hehe.
Ceklek'
Jaehyun terdiam barang sejenak. ini kamar atau apa? Kenapa berantakan sekali, ujarnya dalam hati. Kaleng cola dan bungkus snacks berserakan di lantai. Bantal dan selimut melayang ke seluruh sisi kamar. Hufftt... Jaehyun sepertinya harus menceramahi Binnie nanti.
Dengan langkah pelan nya Jaehyun mendekat ke arah ranjang. Dia tersenyum, kala melihat betapa tenangnya gadis berambut hitam pekat itu berkelana di alam mimpi.
Dalam keadaan tenang seperti ini, Jaehyun akui Jiho terlihat beribu-ribu kali lipat cantiknya dari biasa.
"Ji bangun. Udah pagi" Jaehyun tepuk tepuk pelan pipi putih si kembaran.
"5 menit lagi bin" Jiho kembali mencari posisi ternyaman. Jaehyun menahan senyum. Dia gemas sungguhan akan Jiho. "Ji, ini gue Jaehyun bukan Binnie. Bangun yuk"
Mendengar nama kesayangannya. Lekas lekas Jiho melebarkan mata. Kantuknya mendadak hilang di telan waktu. "Kok di sini" tanya Jiho sambil berusaha duduk.
"Gue khawatir banget. Dari semalam gue chat tapi ga lo balas. Gue telpon ga lo angkat. Eh, taunya hp lo tinggal di rumah. Jadi gue kesini buat mastiin lo baik baik aja apa enggak" jelas Jaehyun sambil mengeluarkan ponsel milik Jiho dari saku hoodie nya.
Jiho mengambilnya "maka--"
"Boleh gue nanya" potong Jaehyun
Jiho menatap lagi Jaehyun, dia tak menjawab. Hanya menunggu pertanyaan apa yang akan di lontarkan sang kembaran.
"Lo semalam kenapa hm?" Beriringan dengan itu Jaehyun perbaiki rambut Jiho yang berantakan. Di sisirnya rambut panjang itu menggunakan jemari nya. Lalu membelai pelan pucuk kesayangan nya itu.
Mata Jiho mengikuti tangan Jaehyun yang mulai menjauh dari kepalanya. Lalu terangkat untuk kembali menatap garis wajah tampan kesukaannya. Menghela nafas sejenak, lalu berujar "maafin soal semalam. Ga tau, awalnya gue bete gara-gara lo,ayah sama bunda terus ngabain gue demi Lisa. Belum sampai di situ, tiba-tiba Kim Myungsoo itu nelpon dan bilang kalau dia bakal balik ke Korea dan nyuruh gue nunggu. Dia gunain embel-embel 'papa' jadi guenya kayak ngerasa benci. Gue penasaran siapa dia, tapi ayah ga pernah ngasih tau dia siapa. Salahkah kalo gue sempat mikir kalau gue bukan keturunan Jung?!" Jelas Jiho sejelas-jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm so sick | Jaehyun•Jiho✓
Fanfictionsemua cinta itu mengalir dengan sendirinya. aku sudah berusaha menahan,tapi hati ini tak bisa berbohong kalau memang benar aku menyukaimu. aku tau aku terlihat hina dengan ini semua. tapi mau bagaimana lagi? ini tentang 'perasaan dan hati' bukan ten...