Bagian 7 : Meet With Blonde Person

1.9K 290 37
                                    

Tahun berlalu dengan cepat. Lama waktu itu, Lucy meminum obatnya dengan teratur. Dirinya bahkan dilarang keluar rumah, kecuali ketika pagi untuk mendapatkan kehangatan matahari.

Hidupnya sangat mudah, hanya bermalas-malas dirumah. Dirinya akan betah tinggal dirumah selamanya, itu jika ada anime atau manga. Namun sekarang, Lucy benar-benar bosan. Dirinya hanya bisa membaca buku main alat musik dan tidur. Dan yang membuatnya frustasi, dia juga tidak menemukan penawar racun dalam tubuhnya dari buku-buku yang dibacanya.

Lucy meletakkan kepala diatas meja baca. Dia menutup mata menghirup meja yang berbau kayu tua di ruang baca itu. Menghembuskan nafas dia kembali dengan kebosanan. Dirinya sendirian, kakaknya pergi berbisnis di Shingashina. Mengingatnya, membuat Lucy merasa seperti akan mati karena bosan.

Tiba-tiba ide melintas dibenaknya. Dengan rasa semangat dia duduk sembari menegakkan punggungnya. Senyuman merayapi wajahnya. Lucy menengok kesana-kemari, dirinya tidak menemukan seorangpun di ruang baca.

Lucy berdiri dan mengendap-endap berjalan ke arah jendela. Dia melompat keluar, dan berada di taman belakang. Rencananya dia akan pergi keluar, untuk menjelajahi kawasan dalam tembok yang diceritakan. Namun halangan datang awal, dia ingat bahwa rumahnya memiliki tembok yang tinggi.

Lucy merasa agak pasrah, sebelum dirinya mempunyai ide memanjat dengan tangga kebun. Dirinya memang berhasil keluar. Namun ketika dia berbalik untuk pergi,

Apa yang menanti Lucy di sebrang tembok rumah adalah kereta yang siap berangkat dengan Tony.

"Nona Lucy, silahkan naik kereta,"

***
Dan beginilah jadinya, dirinya berkeliling menggunakan kereta. Asalkan orang lain tau, dirinya lebih baik berjalan dari pada memandang dari dalam kereta. Merasakannya, membuat dirinya ingin pergi melanjutkan membaca tentang racun.

Lucy membuka mata, dirinya mendaat sebuah petunjuk bagus tentang racun. Dia mencondongkan kepala ke luar dan melirik ke arah Tony.

"Tony, mari kita pergi ke distrik Shingashina!"

"Apa?!" Tony menatap dengan terpana, "Apa yang ingin anda lakukan disana nona?"

Lucy menatap Tony dengan cemberut. Apakah pak tua ini akan terus mengurungnya seumur hidup? Dirinya juga ingin berpergian, apa lagi ini untuk kesehatannya. Dengan keras kepala, Lucy berkata dengn tegas,

"Aku ingin menyusul kakak!"

Tony merasa jiwa tuanya melayang,"Kalau begitu, sebaiknya kita kembali dahulu untuk mempersiapkan--" Lucy ingin tertawa melihatnya, namun cepat-cepat menenangkan hati dan memotong perkaataanya,

"Aku yakin kamu menyiapkan banyak uang untukku di bagasi kereta, jadi mari kita pergi sekarang, naiklah kekereta."

Lucy berbalik berbicara kepada kusir kereta, "Tolong pergi ke Shingashina,"

Senyum penuh kemenangan menghiasi wajah Lucy, dengan matanya terus menatap Tony yang gugup. Itu sangat lucu, ketika kamu menjahili orang tua yang panik

[Leven : tolong jangan menirunya ya kawan²😅]

Lucy kembali menambah lelucon. Kedua alis panjangnya terangkat, sedangkan senyuman masih ada. Dia memegangi dagu dengan telunjuk. Menatap butler satu-satunya itu.

"Atau kamu ingin berlari dari Sina ke Shingashina?"

Tony. Pria tua dengan banyak kekhawatiran itu akhirnya masuk ke kereta dengan terburu-buru. Dia duduk di depan Lucy. Sedangkan sang kusir menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya.

***

Mereka menyewa penginapan dalam tembok maria yang dekat dengan Shingashina. Karena apa yang di dengar, Shingashina tidak memiliki penginapan.

Along With U || Levi X OC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang