Sedikit berputar-putar dan bertanya-tanya di markas Surfey Corps akhirnya Lucy menemukan kamar para prajurit. Walau Lucy lelah, dirinya tetap berjalan menelisuri lorong kabin-kabin itu. Yah, Lucy menyuruh Tony dan para maidnya menunggu di kereta, jadi dia sendirian disini.
Sanggulnya agak berantakan. Dan beberaa langkah ke kamar dia bisa mendengar suara farlan,
"Kalian tidak lupakan tujuan kita di sini?"
Lucy menunggu sesaat, dia agak ragu untuk muncul di momen seperti ini. Sebelum akhirnya dia mengetuk pintu kayu yang membatasi kedua belah pihak.
Tok tok tok!
Ketiga orang dalam ruangan menjadi diam dan waspada mendengar pintu yang berbunyi. Lucy agak tidak sabar, dia membuka pintu dengan perlahan.
"Permisi,"
Lucy perlahan mengembangkan senyum kecil. Kamar itu sederhana, berdebu. Namun tokoh yang didalamnya menyejukkan hati, Lucy agaknya nostalgia tentang farlan dan Isabel. Dirinya dipandang dengan bingung oleh kedua orang itu.
Namun satu orang yang lain menatap dengan mata melebar. Terlihat ekspresinya yang begitu terkejut, Lucy yakin dia masih mengingat dirinya, jujur. Dia ingin menertawainya. Namun Lucy menahan diri. Lucy sebenarnya sangat ingin mengabdikan ekspresi pria bernama Ackerman itu.
"Lama tidak bertemu., Levi." Lucy berkata pelan. Namun Levi yang berada di depannya jelas-jelas menangkap kalimat Lucy. Sedangkan Farlan dan Isabel masih menatap kosong pada Lucy.
"Levi-aniki, apa kamu mengenalnya?" Levi diam tidak menanggapi Isabel. dirinya masih menatap Lucy, dia tidak berharap akan ada Lucy disini. Memang baju Lucy tidak menunjukkan dia prajurit, namun jika Lucy memiliki hubungan dengan Surfey Corps. Itu akan menjadi rumit untuk Levi.
Memang Levi sendiri tidak ingin mengakuinya. Pada saat malam ketika dia dan Lucy bersama. Saat dirinya di culik, atau saat dia menunggu Lucy bertahun-tahun karena dia bilang akan kembali. Semua kejadian itu adalah pengalaman tak terlupakan oleh Levi.
Levi menatap datar, dirinya kemudian berbalik pada Isabel dan Farlan, "Kalian bersihkan kamar ini, aku akan segera kembali!"
Dengan begitu Levi menggandeng Lucy keluar dan menyeretnya sampai halaman belakang markas itu. Walau agak bingung jalan kembali, Lucy tetap sabar mengikuti Levi.
Ketika sampai, Levi mendudukkan diri di bangku panjang dan menepuk bangku sebelahnya. Lucy segera menurut dan duduk, walau dia terheran-heran. Tentang maksud Levi mengajaknya kesini.
Levi menyilangkan tangan di sepan dada. Melirik dengan mata tajamnya. Dia membuka mulut,
"Apa yang membuatmu datang kemari?"
"Ah., itu..," Lucy memutar otak mencari alasan, dan dari dulu dia tahu bahwa dia tidak pintar berbohong. Lucy menghela napas dengan pasrah, dia memberanikan diri untuk jujur.
"..untuk menemuimu,"
Sekedar dua kalimat yang diucap Lucy. Membuat keheningan menguasai Levi. Perasaan aneh yang di temuinya ketika dulu bertemu Lucy kembali lagi. Padahal dirinya hanya mendengar kalimat sederhana,
Namun detak jantungnya meningkat begitu saja. Perasaan hangat mengalir tanpa disadarinya. Levi seakan melihat dunia hanya ada mereka berdua.
Lucy tidak tau apa yang sedang dipikirkan Levi. Dia hanya bingung ketika Levi diam mendengarnya. Lucy berpikir jika Levi menganggap dirinya aneh. Dengan agak ragu di mendekat ke arah Levi, dan menolehkan kepala untuk melihatnya.
"Le-Levi? Apa ada yang salah?"
Suara Lucy kembali menarik Levi dari pikirannya. Dia kemudian membuka mulutnya.
"Kenapa?"
Lucy agak terkejut, namun segera menenangkan diri,"Aku menemuimu untuk mengatakan sesuatu.,"
Levi agak tertarik, dia diam menunggu Lucy melanjutkan kalimatnya.
"Jika ada ekspedisi luar dinding. Tolong berhati-hati, kalau bisa jangan mengajak kedua temanmu yang ada di kamar itu,"
"Apa?" Levi tidak mengharapkan Lucy mengucapkan ini. Dengan alis berkerut dan mata tajam, Levi terlihat mengerikan, bahkan untuk seorang fans seperti Lucy sekalipun. Dengan gugup Lucy menjawab,
"I-ini bukan sesuatu yang remeh! Kalian tidak tahu bagaimana wujud para titan itu, atau bahkan bahayanya. Aku memintamu untuk ikut ekspedisi tanpa temanmu, karena aku percaya kamu kuat. Kamu sangat kuat untuk membunuh para titan. Aku hanya," tidak ingin melihat mereka mati.
"Tch, kamu tau apa tentang kekuatan mereka?"
Lucy ingin membuka mulut untuk menjawab. Namun seperti raut wajah Levi, dia tidak ingin mendengar jawaban apapun. Levi berdiri,
"Apakah pria bernama Erwin itu kawanmu?" Lucy secara otomatis menjawab dengan anggukan kecil. Dia tidak tau kenapa Levi menanyakannya.
Cih, merepotkan.
Levi kemudian berjalan menjauh. Dia tidak mengira Erwin adalah teman Lucy. Tujuannya berada di Surfey Corps adalah untuk membunuh Erwin, dan Levi tidak ingin Lucy tahu bahwa dia membunuh temannya. Jika dipikirkan akan menjadi rumit, Levi mengacak rambutnya,
Dia membuat kesimpulan sendiri, Jika membunuhnya diluar dinding, semua akan mengira dia di serang titan kan?
"TUNGGU LEVI! Jangan mengabaikanku! Kamu harus mendengarkanku!!!"
Lucy menjerit keras. Melihat Levi tidak mengalihkan pandangan untuk melihat kebelakang, dia kecewa. Tangan putih mengepal di samping. Kepalanya menunduk, menyembunyikan dirinya yang menggigit bibir resah.
Ini, seharusnya tidak seperti ini! Padahal, sudah lama aku tidak bertemu. Levi justru,
Tidak mendengarkan.
Lucy bangkit dari duduknya perlahan, berjalan dengan muka merengut khawatir. Dia, si pengecut yang lahir di dunia titan. Tidak berani, untuk bergabung dengan preman bawah tanah maupun Surfey Corps dari awal.
Langkah yang dibawa Lucy terburu-buru, begitu sampai di halaman depan markas. Tidak ingin, seseorang menangkap ekspresinya. Namun, dia gagal ketika Erwin menghentikannya dengan meraih pundak kanan. Wajah pria itu datar,
"Apa kamu baik-baik saja Nn.Lucy?" Lucy tidak pandai berbohong. Dia memainkan ibu jari di belakang tubuhnya. Memasang senyum lebar yang palsu.
"A-aku hanya butuh udara segar. Y-ya benar!" Lucy mendorong tangan Erwin lemah. Setelah melihat Erwin tidak akan menghentikannya lagi, Lucy berbalik dan melenggang pergi.
Erwin menatap dengan diam. Dia tidak begitu peka tentang perasaan, jadi dia tidak mungkin menanyai Lucy kembali. Dengan begitu Lucy melangkah makin cepat.
Lucy sampai di Kereta, melihat kusir dan butler Tony menunggu. Lucy menaiki kereta dengan bantuan Tony, tidak mengatakan apapun. Sedangkan si Butler ditinggal dengan kebingungan.
"Nona, apa ada masalah?"
Apakah sejelas itu?! Tadi Erwin, sekarang Tony juga?!! Secara internal Lucy menjerit. Dia hanya memalingkan muka ke luar jendela tanpa memerhatikan Tony lagi. Tony menghela napas, dia berbalik menatap markas Surfey Corps dan teringat hal penting, ketika mereka kesini.
"Maaf Nona Lucy. Tapi dimana Tn.Lucas? Bukankah anda ke sini untuknya?"
Lucy menoleh ke arah Tony, terkejut. Tony sendiri juga terkejut ketika Lucy menatap dirinya dengan terkejut.
"Ma'af Tony, Aku berubah pikiran. Tinggslkan saja." Lucy mengangkat bahu acuh tak acuh. Dia selalu ditinggal kakaknya ketika pergi ke Surfey Corps, jadi apa salahnya untuk meninggalkannya disini. Saat ini Lucy juga sedang kehilangan moodnya, sebuah hal kecil membuatnya kesal.
Tony mengangguk ragu, dengan begitu mereka pergi meninggalkan Lucas.
###############
Bersambung,Ahaha, kuharap kalian menikmati ceritanya.
Jangan lupa vote dan komen!!
Leven_Ack
KAMU SEDANG MEMBACA
Along With U || Levi X OC
Fiksi IlmiahSendirian datang ke dunia lain? Melihat dan mencintai karakter di dalamnya tidak mustahil, Namun, Dapatkah aku mendapatkannya? Yang orang sebut dengan "Happy Ending" «LeviXOC» Update weekend *maybe. *Cerita panjang tak berujung :v