Bagian 23 : Crazy

1.6K 222 36
                                    

Lucy duduk di kasurnya dengan tatapan kosong kedepan. 1 minggu berlalu sejak kejadian itu, Lucy masih tidak berani untuk datang ke markas Surfey Corps. Pikiran atau bahkan hatinya tidak siap.

Namun malah kakaknya salah paham mengira bahwa Lucy terlalu shock setelah kejadian tembok Maria di terobos. Sehingga trauma dan terus melamun.

Lucy ingat ketika kakaknya tiba-tiba mendatangkan dokter psikolog. Dia marah dan malu, pertamanya mencoba dengan ramah untuk mengusirnya. Namun psikolog itu keras kepala, sehingga dia melemparkan semua hal yang ada di kasurnya pada dokter itu untuk mengusirnya keluar dari kamarnya. Wanita itu keesokan harinya mencoba bernegoisasi dengan Lucas. Namun pria itu malah menatap dirinya dengan kesedihan dan putus asa.

"Lucy, kamu harus mendengarkan kakak. Agar kamu tidak gil-- eherm, menjadi normal."

Lucas makin mengira bahwa otaknya bermasalah!!

Ketika mengingat ini Lucy rasanya ingin memukulnya. Benarkan?! Siapa yang tidak marah ketika di katakan gila?! Namun apa daya, dia hanya berani memukul kasur dan bantalnya sebagai pelampiasan. Dan para pelayan yang melihat ini malah makin menghindarinya.

Rumor bahwa Lucy agak stress menyebar dengan cepat. Kesalahpahaman yang menyebalkan ini terus berlanjut.

"Ck, semuanya jadi kacau."

Lucy bergumam, dia kemudian membersihkan wajahnya dengan air baskom yang telah disiapkan di meja kecil samping kasur. Dengan santai dia menyisir rambutnya sendiri di depan meja rias dan mengucirnya sederhana.

Tok tok tok

"Nona Lucy, ini Tony."

"Masuk."

Tony segera membuka pintu dan masuk membawa satu maid berambut coklat pendek. Wanita itu memiliki aura keibuan dengan senyum lembut menghiasi wajahnya. Lucy dapat melihat bahwa wanita itu lebih tua darinya.

Tony membungkuk bersama maid itu dengan formal pada Lucy yang saat ini menatap mereka dari pantulan kaca, dia merasa kesal Tony membawa perisai yang sepertinya untuk berlindung ketika dia melempari barang. Tony mengangkat suaranya dengan sopan.

"Nona, ini adalah Nina. Seorang pengasuh."

Mata Lucy berkedut. Kakaknya bahkan mendatangkan pengasuh untuknya, sangat bagus! Sekarang semua orang akan mengira dirinya adalah idiot.

"Baik, kamu bisa meninggalkannya."

Mendengar ini Tony agak terkejut. Dia mengira Lucy akan melempari barang seperti sebelumnya, karena dia telah menyiapkan namun sepertinya nonanya makin normal.

Jika Lucy mendengarnya mungkin Tony akan mati di pukuli. Ketika Tony keluar, Pengasuh bernama Nina itu mendekati Lucy. Perlahan memegang pundak Lucy dari belakang.

"Nona seharusnya tidak mengucir rambut seerti ini."

Nina berkata dengan lembut dan tangannya melepas pita di rambut Lucy membuat rambut pirangnya tergerai. Meraih sisir di meja rias wanita bersurai coklat itu perlahan menyisir rambut Lucy dan membuat gelungan roti kecil.

"Selesai, Anda terlihat lebih cantik."

Nadanya menghibur seperti seorang ibu yang berkata pada anaknya. Lucy hanya mengangguk, dia tidak lagi keberatan jika pengasuhnya adalah orang baik. Nina memilih baju biru sederhana dan memakaikannya pada Lucy.

"Nah sekarang mari kita sambut tamu."

Tamu? Tamu apa?

Lucy bertanya-tanya dalam hati. Namun Nina telah mendorongnya sedikit untuk berjalan. Lucy hanya bisa pasrah dan menuju ruang tamu. Ketika sampai di depan pintu ruang tamu Nina sedikit berbisik padanya dengan lembut.

Along With U || Levi X OC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang