Lucy mengernyitkan dahinya dalam-dalam. Masih tidak melepaskan tatapan dari Kenny. Dia tau sejak awal Kenny bukan orang baik dan tidak berharap akan menjadi korban berikutnya.
"Mau bergabung denganku?
"Apa ..."
"Ke pasukan militer "
Mata Lucy terbelalak. Jika Kenny telah menawarkan masuk, berarti dia telah bertemu dengan raja sebenarnya dari seluruh dinding ini. Tangan Lucy tanpa sadar mengepal dan menggenggam roknya hingga kusut. Punggungnya kembali menekan erat-erat ke tembok.
Dia tidak mau bergabung. Apapun itu alasannya.
"Aku--"
Brak!
Tubuh Kenny terdorong ke samping dan jatuh menubruk kotak kayu. Mata Lucy melebar melihat ke arah sumber kekacauan. Levi mengangkat satu kakinya yang jelas untuk menendang Kenny tadi. Mata tajam mengalirkan kilatan dingin yang tidak terhindar.
Kaki diturunkan. Kepalanya agak terangkat, menatap tajam pada Kenny yang terjatuh dengan topi menutupi wajahnya. Lucy menelan ludahnya dengan gugup, mengerjapkan mata berharap apa yang dilihatnya nyata.
Levi melangkah maju memegang pergelangan tangan Lucy. Dia kemudian berdiri di depannya menghalangi pandangan untuk apa yang akan terjadi.
"Apa yang kamu lakukan?"
Suara bariton berhembus dengan tajam dan penuh tekanan datang dari pria militer pasukan khusus Surfey Corps. Lucy makin gugup, berpikir bahwa Levi seharusnya tidak bertemu Kenny pada waktu ini atau semua plot akan kacau.
Kakinya bergerak untuk maju ke depan Levi. Mencoba menghalangi pandangannya kembali pada Kenny. Berharap semua insiden ini akan terlupakan.
"Levi--"
"Diam."
Namun bukan saja tidak berhasil. Tangan Levi yang menggenggamnya makin erat untuk memaksanya mundur kembali. Lucy diam-diam melangkah kembali, sembari menggigit bibir bawahnya.
Tawa bergema di celah bangunan, keluar dari mulut Kenny.
Pria bertubuh jangkung itu berdiri, masih menutupi wajahnya dengan topi, untuk menyembunyikan identitas. Alis Levi makin curam. Lucy juga tau dari gerak gerik Kenny, bahwa pria itu pasti mendatanginya lagi untuk meminta jawaban, dia tidak akan menyerah semudah itu.
Betapa sialnya hari ini.
"Selamat tinggal~!"
Kenny melesat pergi dengan 3DMG. Levi maju, jelas ingin mengejarnya, tapi ketika berhadapan dengan tembok, dia berhenti. Teringat ketika anggota Surfey Corps datang ke Sina. Senjata mereka dilucuti oleh pasukan pengawal raja untuk keamanan omong kosong, menurutnya.
Justru di situasi yang membutuhkan seperti ini, tidak ada.
Levi berbalik, iris onyx menatapnya tajam tanpa ampun. Membut Lucy tanpa sadar menundukkan kepalanya, hatinya menciut. Dia tau seharusnya tidak mengikuti Kenny dari awal. Seharusnya mereka tidak perlu bertemu.
Yah kalau dipikir-pikir.
Seharusnya Levi tidak kembali secepat ini,'kan? Jika diingat dengan benar, dia bersama Petra di sebrang! Apa yang membuatnya kenbali?
"Bukankah aku mengatakan padamu untuk menunggu."
Itu jelas bukan pertanyaan, namun interogasi. Lucy memainkan jarinya dan berhasil mengangkat wajahnya ketika jantungnya berdebar akan pertanyaan pria di depannya.
"Aku menunggu, tapi dia ..."
Lucy kembali megeratkan bibirnya, memberi jawaban setengah-setangah. Berharap bahwa Levi menganggapnya takut akan apa yang barusan terjadi dan membiarkannya pergi tanpa interogasi lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Along With U || Levi X OC
Ciencia FicciónSendirian datang ke dunia lain? Melihat dan mencintai karakter di dalamnya tidak mustahil, Namun, Dapatkah aku mendapatkannya? Yang orang sebut dengan "Happy Ending" «LeviXOC» Update weekend *maybe. *Cerita panjang tak berujung :v