"Lucy! Tolong buka pintunya! Biarkan kakak menjelaskan semua kepadamu!"
Suara Lucas menggema di dalam lorong mansion keluarga Mecylin. Pria berambut silver itu terus berdiri dan mengetuk pintu kamar adiknya. Berharap bahwa akan dibuka untuknya, dan dia bisa menjelaskan semua kebenaran yang disembunyikannya sejak dulu. Dengan tekat kuat, tujuannya kali ini adalah meyakinkan adiknya.
"Lucy! Bukakan pintunya, biarkan kakak mengatakan yang sebenarnya."
Hari menjelang sore, namun Lucas masih berdiri. Banyak kata yang mirip keluar dari mulutnya seharian penuh. Bahkan tanpa duduk, makan ataupun minum dia terus melakukannya tanpa henti. Ingin keluarga satu-satunya akan mendengarkan.
"Lucy--"
Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, pintu besar dihadapannya terbuka. Memperlihatkan seorang gadis remaja yang memiliki rambut pirang pucat berantakan dan mata memerah. Itu sangat menyakitkan untuk seorang kakak melihatnya. Jadi dia dengan senyum ringan ramahnya menatap adik satu-satunya.
"Apakah kali ini kamu akan mendengarkan kakak, Lucy?"
Lucy mengangguk kecil dan menghela napas,"Masuklah."
Pria bernama Lucas memasuki kamar adiknya. Dia perlahan-lahan memasuki ruangan, menjaga sikap agar adiknya tidak menyuruhnya pergi. Dirinya juga tidak ingin memaksa Lucy untuk mendengarkan. Jadi bisa membuat Lucy menerima secara perlahan.
Keduanya berjalan menuju sofa dekat perapian. Namun belum sempat Lucy dekat dengan kursi, dirinya duluan jatuh terduduk dikarpet dengan tangan memegangi kepalanya yang pusing. Matanya menunjukkan kesakitan, sedangkan kakinya runtuh. Lucas segera berlari menghampirinya dengan khawatir.
"Apakah kamu baik-baik saja?!" Belum sampai Lucy mendengar semua perkataanya, dia jatuh pingsan. Dengan cekatan Lucas membaringkannya di kasur dan memanggil para maid. Lucy menutup mata, kehilangan kesadarannya.
Lucy membuka mata perlahan. Dirinya berada diruangan berwarna putih penuh, dan merasa seperti dia pernah kesini.
***
"Lucy, apakah kamu masih mengingat dewa ini?"
Mata Lucy melebar, dia mendongak dan hanya bisa melihat warna putih, namun ini tidak meredakan kekecewaannya.
"Kenapa anda memberiku racun di dunia ini?! Apakah anda tidak bisa memberiku hidup normal?! Saya hanya ingin tubuh sehat!! Tolong berikan aku!"
"..."
Lucy terengh-engah dengan teriakannya. Kali ini dia tidak ingin melewatkan satu permintaan ini. Namun suara yang menyebut dirinya dewa malah terkekeh.
"Sudah aku bilang, selalu ada kesengsaraan dalam kehidupan.," Lucy ingin berteriak memprotes, namun seakan seseorang membisukannya, dia tidak bisa berbicara. Suara itu kembali melanjutkan, "Ini basa-basi untukku, aku membuat semuanya sesuai keinginanku."
Lucy merasa geram. Dirinya ingin berteriak terus-menerus. Berpikir kenapa dewa ini kembali memanggilnya di dunia putih ini.
"Aku memanggilmu karena ingin mengabulkan satu keinginan mu,..
..Jadi, apa yang kau inginkan?"
"Kesehatan!" Tenggorokan yang tadinya tidak mengatakan apapun kini sekarang bisa berteriak dengan lantang. Membuat Lucy memegangi lehernya dengan perasaan aneh. Apakah ini perbuatan dewa itu?
"Hm, keinginan terbesarmu memang itu ya. Kalau begitu aku akan mengabulkannya," Mata Lucy berseri dengan kegembiraan mendengarnya. sedangkan suara dewa itu agak terdiam dan melanjutkan, "Namun keadaanmu tetap terkena racun. Aku telah menurunkan sebuah penawar. Kini semua bergantung dengan perjuangan dan keyakinanmu untuk sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Along With U || Levi X OC
Science-FictionSendirian datang ke dunia lain? Melihat dan mencintai karakter di dalamnya tidak mustahil, Namun, Dapatkah aku mendapatkannya? Yang orang sebut dengan "Happy Ending" «LeviXOC» Update weekend *maybe. *Cerita panjang tak berujung :v