Bagian 22 : Stupid?

1.4K 217 46
                                    

Lucy kembali membawa beberapa roti, dia bersumpah tidak berani menatap Levi pada wajahnya. Namun ketika kembali dia tidak mendapati Levi di tempatnya sedikit panik. Dia menengok kesana kemari.

"Berhentilah."

Suara berat terdengar di belakang, Lucy menengok dan melihat sosok yang dicarinya. Kelegaan membanjiri hatinya, dengan helaan napas terdengar.

Namun tiba-tiba Levi melemparkan sebuah kotak padanya. Yang hampir saja Lucy tidak dapat menangkap dengan benar. Lucy membukanya ragu, dia melihat ikat kerah dengan sebuah batu hijau. Wanita itu mendongak menatap Levi dengan tanda tanya yang jelas.

Levi sepertinya memperhatikannya. Pria itu sebenarnya sudah terlalu aneh untuk memberi hadiah pada orang acak. Namun bahkan ekspresinya sama sekali tidak berubah.

"Lihat kerahmu yang berantakan."

Lucy menunduk dan melihat kerahnya. Yang benar saja, ada kancing yang terbuka bahkan kerah sebelah kiri menekuk tidak pada tempatnya. Tapi bagaimanapun, ini hanyalah baju gratis.

Lucy hanya tersenyum dan mereka kembali ke tempat pengungsian. Lucy meninggalkan sekeranjang roti dengan ditutupi kain disebelah tempat tidur Eren, dia dibawa pergi oleh Levi ke markas Surfey Corps untuk menunggu kakaknya.

Mereka menunggu di satu ruangan yang memiliki satu meja bundar dan empat kursi. Lucy melihat ke arah hadiah Levi, kesekian kalinya dia menahan tersenyum dengan pipi bersemu. Lucy tiba-tiba teringat sesuatu dan menoleh pada Levi.

"Levi ... Terimakasih!"

"Apa kamu sebegitu menyukainya?"

Lucy makin memerah ditelinganya. Levi dihadapannya tidak mengubah ekspresi, tapi pria itu benar-benar merasa gerah sejak kejadian tadi pagi. Jika saja dia bisa, jika saja Levi tidak dihadapannya. Lucy ingin sekali berteriak.

Ya! Aku SANGAT suka!!!

Namun ketika keduanya hampir dalam keheningan canggung suara pintu dibuka terdengar. Lucy dapat melihat Lucas yang bergegas kearahnya. Lucy tidak diberi kesempatan berdiri ketika Lucas telah memeluknya erat.

Ya ampun, Lucy merasa dirinya terlihat kekanakan di depan Levi sekarang. Wanita itu hampir ingin mencubit Lucas.

"Syukurlah ... Syukurlah kamu masih hidup."

Tangan Lucy menegang mendengar kata-kata terucap dalam mulut Lucas. Tatapannya melembut sejenak. Lucy kembali ingat bahwa kakaknya khawatir padanya. Dengan hati-hati mengembalikan pelukan.

"Nah mari kita bahas ini di rumah."

Lucas segera mengganti nada suaranya menatap Lucy yang berkeringat dingin. Matanya tidak mau bertemu dengan Lukas. Namun Lucas tidak peduli dan menggenggam pergelangan tangan Lucy kemudian keluar seakan tidak menyadari tatapan tajam orang dalam ruangan itu.

Levi hanya diam ketika melihat keduanya keluar. Beberapa detik tak berselang lama Hanji masuk, Levi menatapnya sejak kedatangannya. Hanji yang mulai risih bertanya menoleh padanya.

"Hm? Ada apa Levi?"

"Hanji ..."

"Ya?"

Levi cukup ragu, dia yakin tadi pagi jantungnya ada yang salah. Tapi semenjak Lucy pergi tubuhnya cukup rileks. Pria itu sedikit antisipasi jika dirinya punya masalah serius.

Menguatkan diri, Levi menatap Hanji. Dengan tenang mengangkat suara baritonnya. Hanji yang sedari tadi penasaran menjadi serius, jarang-jarang Levi akan bertanya sesuatu padanya.

Along With U || Levi X OC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang