"Na, lo dimana? Gue udah sampe nih di Mall yang lo bilang"
"Duh maaf Fey. Tadi gue juga udah kesana sama Geran. Tapi gue dapat kabar kalo Dean kecelakaan"
"Astaghfirullah. Gimana keadaan Dean? Gak ada yang serius kan? Rumah sakit mana? Biar gue kesana sekarang."
"Dean baik baik aja, bang Dion lagi ngurus administrasinya. Ntar lagi mau dibawa pulang kok. Gue minta tolong dong"
"Apaan?"
"Cariin Geran, gue tadi pergi gitu aja tanpa bilang pas dia lagi di toilet. Takutnya dia nunggu gue lagi"
"Siip"
"Cari sekitaran bioskop. Tadi gue telpon kaga diangkat, chat gue kaga dibales juga soalnya"
"Iya lo tenang aja."
Fey memasukkan ponselnya kedalam saku celana jeans nya yang ketat.
***
Fey membawa dua tas yang menggantung di bahu kanannya. Sedang tangannya yang satu tengah menopang tubuh Dilona agar tidak terjatuh. Padahal, Dilona tidak selemah itu namun ia begitu khawatir.
"Ona? Lu kenapa?"
Sharin menghampiri mereka yang baru saja keluar dari UKS. Air muka Fey berubah masam bahkan ia tak sudi untuk memandang Sharin yang jelas jelas telah melukai sahabatnya itu.
"Minggir lo" Fey dengan kasar menyingkirkan tangan Sharin dari tubuh Dilona.
"Loh sayang. Sakit ya? Demam?"
Geran datang menghampiri mereka. Melihat keadaan Dilona yang pucat saat ini tentu semua orang bisa menebak bahwa ia tidak baik baik saja.
"Sakit Ger" gumam Dilona.
"Minggir lo berdua" Fey mencoba membawa Dilona pergi dari sana namun ntah kenapa Dilona terlihat menolak karena tidak mengijinkan kakinya melangkah.
"Lo kenapa si Fey? Bukannya lo belakangan ini jauhin Ona? Kenapa sekarang lo malah sok baik ke dia?"
"Sok baik kata lu?"
"Sini, Ona pulang bareng gue!" Geran menarik paksa Dilona dari Fey. Saat Fey ingin merebutnya kembali, Dilona lebih dulu melepaskan genggaman Geran pada tangannya yang berhasil membuat Geran terkejut.
"Ger, udah berapa lama kita pacaran?"
"Kenapa tiba-tiba tanya itu?"
"Terus berapa lama lagi lo bakal sandiwara di depan gue?!"
"Lo kenapa Na?"
Dilona menarik Sharin dengan kuat agar berhadapan dengan Geran. Fey yang menyaksikan hanya diam saja membiarkan mereka menyelesaikan urusannya.
"Kenapa dia jauh lebih baik dari gue? Kenapa?!"
"Maksud lo apa sih?" Geran gelisah dengan pertanyaan dari Dilona, Sharin juga terlihat takut-takut bahkan untuk menatap Dilona yang selama sebulan telah menjadi teman dekatnya. Ia tidak tau bahwa kedekatannya membawa petaka baginya.
"Lo berdua punya hubungan di belakang gue! Iya kan?!"
"Lo ngomongin apaan. Lo lagi sakit kan? Biar gue anter pulang"
"Gue gak mau!" sekali lagi Dilona menepis tangan Geran, tangan yang biasa ia genggam. Tanpa ia sadari air matanya meluncur begitu saja.
"Harusnya gue gak pernah jadiin lo temen! PENGKHIANAT!"Tanpa isyarat Dilona menarik kerah Sharin yang terlihat begitu terkejut dengan ucapan dan kelakuan Dilona. Bahkan tatapan matanya yang begitu tajam pun sangat menakutkan baginya.
"Na lepasin gue, gue minta maaf, gue.."
"Diem lo jalang!"
"Lepasin dia Na" Geran mencoba untuk melerainya. Namun ia tidak bisa menahan seorang Dilona ketika dalam situasi seperti saat ini. Fey beberapa kali mencoba ingin mendekat namun, ia tak ingin ikut campur untuk urusan yang lebih pribadi bagi mereka.
"Ger tolong..." lirih Sharin saat Dilona menekan lehernya agar tubuhnya terus menubruk dinding di belakangnya.
Sungguh, Geran berusaha sangat keras untuk menyingkirkan Dilona dari Sharin yang wajahnya mulai memerah dan matanya basah.
"Maa-aaf"
Namun, mendengar perkataan Sharin yang mulai terbata bata membuat Dilona tersadar, ia melepasnya begitu saja saat ia menutup matanya dan menghembuskan nafasnya panjang. Sharin terjatuh dilantai kooridor, dengan segera Geran membantunya untuk berdiri. Sesekali ia terbatuk karena cengkraman Dilona di dekat lehernya sangat kuat.
"Na, dengerin dulu penjelasan gue, gue sama Sharin.."
Tamparan keras pada pipi Geran benar-benar telah membungkamnya. Fey terkejut menyaksikan pemandangan di depanya, sangat terkejut.
"Sakitnya gak sebanding sama apa yang gue rasain. Kita putus!"
"Na? Gue kaga mau putus sama lo!"
"Kaga usah ngemis ke gue Ger. Itu bukan gaya lo pengecut!"
"Gue bakal putusin Sharin, gue khilaf, jangan putusin gue Na!"
"Ger? Lo gak bisa mutusin gue gitu aja!" Protes Sharin begitu telinganya mendengar pernyataan Geran. Dilona sedikit tertawa mendengar ucapan mereka berdua. Sungguh, sikap Dilona saat ini sangatlah menakutkan.
"Lo pilih gue apa dia Ger?" Tanya Sharin yang semakin membuat Dilona geli mendengar ucapannya. Dilona mendekat pada Sharin dan menekan bagian rahang gadis itu dan berbicara dengan penuh penekanan agar dia mengerti.
"Lo denger! Kalo pun Geran milih gue! Gue kaga bakal mau balikan ke dia lagi! Dan... selanjutnya nikmatin hari hari lo berdua sebagai sepasang kekasih!"
Dilona pergi dari sana begitu juga dengan Fey. Geran kesal setengah mati namun ia mimilih diam seperti pengecut karena sadar kesalahannya. Selain itu, ia begitu pintar untuk tidak mengatakan banyak hal lagi setelah menyadari ditempat itu bukan hanya ada mereka berempat.
"Lagi buat film?" Suara Alka Franzee benar benar mengejutkan Rita yang tengah merekam kejadian itu dengan kamera ponselnya. Tangannya bergetar setelah Alka merebut hp itu dari tangannya begitu saja.
"Itu hp gue."
"Iya gue tau, filmnya mau ditayangin dimana?"
"Balikin.."
"Kalau ini tersebar, gue tau sutradaranya siapa."
Alka mengembalikan hp milik Rita dalam keadaan video yang dengan penuh keberanian ia rekam terhapus begitu saja. Dia tidak tau apa hubungan anak baru itu dengan Geran dan Dilona yang populer di sekolah, kenapa dia memilih untuk menyelamatkan mereka. Terutama Geran dan Sharin, jika dipikir jika video ini tersebar merupakan keuntungan bagi Dilona karena akan membantunya menyakiti kedua kekasih dengan hubungan rahasia itu.
"Kenapa lo sepeduli itu sama ka Ona?"
LANJUT??
Seperti biasa, jangan lupa kasih Vote dan Comment-nya. Satu Vote dari kalian sudah sangat menyemangati author😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilona (Bukan Persinggahan)
Roman pour AdolescentsHidup ini sama seperti terminal. Tempat persinggahan bagi orang yang ingin datang dan pergi, Dilona Sandrachia Ananda yang bertutur. Namanya secantik wajahnya namun, apakah kisahnya seberuntung anugrah kecantikannya?