Dilona tengah berdesis membaca komentar jahat tentang dirinya dari foto yang dia unggah 47 menit yang lalu. Heaters-nya tidak lain adalah Sandi Harsono Punana dan Qiogra Deniasmar, mereka memang suka membuat onar di lapak komentar, apalagi kemaren Sandi telah menekan tombol follow di akun Dilona.
Ayha yang tengah menikmati ice creamnya beberapa kali mencoba alat-alat make up baru yang mereka beli bersama. Yesayha Frinzee memang tertarik dengan hal-hal yang berbau kecantikan, sama seperti Dilona dan gadis lainnya.
sandi_punana sok ngartis lo
qiogra_dnsmr @sandi_punana bgst!
sandi_punana @qiogra_dnsmr apa lo? Liat tuh kuda lagi nyengir
qiogra_dnsmr ngatain orang sok ngartis padahal dianya sendiri yang ogah ogahan nge-follow temen sendiri. Bajingan licik! Btw @dilona_sandrachiaa tumben lo cantik
dilona_sandrachiaa @sandi_harsono @qiogra_dnsmr enyah lo berdua bgst!
Seperti itulah keributan di tanah Instagram-nya. Dia tahu pasti mereka hanya bercanda, dan dia sebenarnya terhibur dengan tingkah teman-temannya yang seperti itu.
"Kak, pulang yuk" ajak Ayha setelah selesai sengan make up nya dan dibalas anggukan oleh Dilona dan mereka sama-sama bersiap ingin beranjak dari posisinya.
"Tapi Ayha mau ke toilet dulu. Kakak duluan aja.""Yaudah kakak tunggu di parkiran ya, biar sekalian kakak anterin Ayha pulang" tutur Dilona dengan senyuman manisnya. Lalu mereka berjalan terpisah.
Setelah sampai di parkiran, Dilona bersandar di depan mobilnya dan memainkan ponselnya. Layarnya yang tengah ia gunakan untuk men-scroll instagram tiba-tiba loading karena panggilan whatsapp yang masuk dari Ogra.
"Kenapa gra?"
"Tumben kaga ngegas jawabnya."
"Lah."
"Geran pindah ke luar kota."
Suasana hati Dilona berubah begitu saja setelah mendengar ucapan Ogra. Dia tidak menjawab dengan memainkan kuku-kukunya.
"Lo kaga mau pamitan? Setidaknya lo kasih dia kesempatan buat tahu kalau lo udah maafin dia, atau cowo brengsek itu bakalan nyesal seumur hidupnya. Setidaknya dia bisa hidup dengan tenang setelah itu."
"Gue tutup ya, gra?" Dilona dengan cepat mematikan sambungan meski sempat terdengar Ogra yang mengumpat dari sana.
Dilona merintih kesakitan dan sangat terkejut ketika lengannya tiba-tiba di cengkram dengan kuat hingga hp yang ada di genggamannya pun terlepas. Sorot mata tajam tengah menusuk pandangannya sekarang.
"Dimana adik gue?!" Suaranya berat penuh amarah. Wajahnya basah akan keringat dan nafasnya tersengal.
"Lepasin gue, Alka" lirih Dilona, cengkramannya benar-benar kuat seakan-akan rasanya tangan kekar pria itu telah merobek lengannya.
"Jangan bercanda sama gue apalagi bawa-bawa Ayha. Kalo gue berlaku kelewatan,lo bisa ingetin gue!"
"Maksud lo apa sih? Bukannya lo yang main-main terus ke gua? Lo yang terus terus bercanda hal-hal yang ga lucu ke gue! Dan iya lo kelewatan!" Dilona menarik dengan kuat tangan Alka agar menyingkir darinya namun Alka tidaklah semudah itu.
"Kak Alka?!" Teriak Ayha dan mendekat ke arah mereka. Alka perlahan melepaskan cengkramannya dan dengan air muka khawatir ia memegang kedua bahu adiknya dan menatapnya dari atas hingga bawah.
"Ada yang luka?" Pertanyaannya ini berhasil membuat Ayha mengernyitkan keningnya tidak paham dengan maksud abangnya ini.
"Ayha baik-baik aja. Kenapa ka Alka kasar ke kak Ona? Ayha yang minta ketemu sama kak Ona. Ayha juga udah bilang sama ibu kok."
Alka menghusap keringat yang membasahi dahinya dengan kuat. Dan memejamkan matanya menarik nafas dalam-dalam.
"Kamu mau kaka baik ke dia?" Telunjuk Alka mengarah pada Dilona yang masih mengatur nafasnya karena terkejut. Ayha mengangguk menanggapi pertanyaan Alka dan Dilona segera menggeleng kuat mendekati mereka.
"Enggak! Gak boleh! G-gue lebih suka Alka yang kasar. Bukan, maksud gue gue suka kasarnya Alka. Ah pokok itu." Dilona kalap mengingat ucapan Alka di gudang sekolah tadi.
"Ayo pulang" Alka menarik tangan Ayha untuk pergi dari sana, gadis itu melambaikan tangannya sebagai ucapan pamit kepada Dilona dan di balas dengan senyuman dan sedikit lambaian dari cewe jangkung itu.
Yesayha Frinzee menodongkan banyak pertanyaan kepada Alka sepanjang jalan, namun pria itu enggan menjawab. Dia mengacuhkan adiknya dengan diam seribu bahasa. Dan ada apa dengan ekspresinya itu? Sangat mengganggu karena jarang sekali ia merasa khawatir seperti itu.
Setelah mengantar Ayha pulang, bukannya memasukkan mobilnya ke garasi ia malah melajukannya lagi pergi dari sana. Belum sempat Ayha bertanya kemana dia akan pergi.
Tidak lama, Alka memarkirkan mobil merahnya di depan Kantor Kejaksaan. Dan segera masuk dengan terburu-buru.
"Bisa saya bantu?" Sapa seorang wanita dengan pakaian rapi saat ia menginjakkan kakinya di dalam kantor tersebut.
"Saya ingin bertemu dengan Jaksa Dion Denaro."
"Apa anda sudah membuat janji?"
"Belum tapi-" ucapannya masih menggantung ketika Dion memanggilnya dari belakang. Dan wanita yang menyapanya tadi memberi salam dengan membungkukkan sedikit tubuhnya dan pergi dari sana.
Dion memilih membawa Alka ke ruangan miliknya.
"Apa ada sesuatu yang mendesak? Anda bisa menghubungi saya."
Alka mengangguk meski sempat tak terpikir baginya untuk menghubungi jaksa yang telah memberikan kartu namanya itu.
"Maaf kalau saya mengganggu waktu anda. Saya ingin meminta bantuan anda."
"Apa itu?"
"Ada yang mengirimkan ini kepada saya" ia dengan segera menunjukkan pesan ancaman yang dia terima.
"Awalnya saya kira Dilona benar-benar mengirimkan itu kepada saya, tadi saya bertemu dengannya dan sepertinya saya salah.""Apa setelah itu kamu berpikir kalau ini hanya iseng saja?"
"Tidak. Karena tidak ada yang lucu dengan ancaman seperti itu. Saya tidak tahu dia mendapatkan nomor saya dari mana, dan selain itu dia menggunakan nama adik anda untuk mengancam saya."
Dion menyeringai mendegar penjelasan pintar dari Alka. Dia mengangguk paham akan kekhawatiran remaja ini.
"Jika masalah ini serius, bukan cuma Ayha, tapi Dilona juga dalam bahaya" lanjut Alka.
"Saya akan mencari tahu dengan cepat. Kirimkan nomornya, saya akan mencoba melacaknya."
"Baiklah. Saya sempat berfikir, apa mungkin orang yang mengirimkan ancaman ini adalah orang yang sama yang menyebarkan video keributan Dilona?"
"Ogra maksud kamu?"
Penasaran kah? Gak ya? :v
Vote dan comment❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilona (Bukan Persinggahan)
Ficção AdolescenteHidup ini sama seperti terminal. Tempat persinggahan bagi orang yang ingin datang dan pergi, Dilona Sandrachia Ananda yang bertutur. Namanya secantik wajahnya namun, apakah kisahnya seberuntung anugrah kecantikannya?