Seperti biasa, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk bercengkerama dengan sang kakak. Maklum, kesibukan Namjoon membuatnya sering pulang tengah malam dan Taehyung sudah lebih dulu tidur tanpa menunggu sang kakak kembali. Alhasil, hanya di saat seperti ini mereka dapat bertemu dan berbicara bersama.
"Gimana kuliahmu, Tae?" Tanya Namjoon di tengah acara makannya.
"Seperti biasa, Hyung. Tidak ada yang istimewa." Jawabnya dan kemudian memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Baiklah. Pagi ini Hyung antar kamu. Kebetulan jadwal Hyung tidak terlalu padat pagi ini." Jelasnya.
"Jinjja? Yey!" Taehyung memekik bahagia. Dia sangat senang jika Namjoon bisa mengantarkannya ke kampus. Paling tidak waktu bertemunya dengan Namjoon menjadi sedikit panjang.
.
.
.Mobil Namjoon berhenti tepat di depan gedung tempat Taehyung menuntut ilmu. Dia menoleh dan tersenyum kepada sang adik.
"Belajar yang baik ya, Tae." Namjoon mengusak surai Taehyung lembut. Taehyung membuka sabuk pengamannya dan tersenyum.
"Siap Komandan!" Taehyung memasang pose hormat membuat Namjoon gemas dan berakhir mencubit pipi adik kesayangannya.
"Nanti supir akan menjemputmu. Jaga diri baik-baik ya? Telepon kalau butuh apa-apa." Pesan Namjoon saat Taehyung turun dari mobilnya.
"Siap laksanakan! Hyung hati-hati di jalan. Fighting!" Ucapnya ceria seraya mengepalkan tangan memberikan semangat. Namjoon tersenyum dan kemudian melajukan mobilnya.
.
.
.Namjoon melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Masih ada waktu luang sebelum agenda rapat yang sudah terjadwalkan dimulai. Namjoon mengarahkan mobilnya berlawanan dari arah kantornya.
Sekarang di sinilah ia berada. Ia memarkirkan mobilnya agak jauh dari gedung dua lantai yang berada beberapa meter di hadapannya. Ia menyandarkan punggungnya pada kursi kemudi. Tatapannya menatap jalanan di hadapannya penuh harap. Seharusnya orang itu akan datang di jam-jam segini. Demi apapun Namjoon ingin melihat sosok itu, sosok yang selalu menempati pikiran dan hatinya, sosok yang selalu dirindukannya.
Tak lama kemudian sebuah taxy berhenti di depan gedung itu. Terlihat seorang pemuda cantik keluar dari taxy itu dan kemudian berjalan memasuki gedung. Namjoon mencondongkan duduknya demi melihat sosok itu dengan jelas. Sangat cantik, sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Senang sekali bisa melihatmu lagi. Kamu tetap menawan seperti biasanya. Aku sangat merindukanmu. Apakah kamu juga merasa begitu? Maafkan aku yang terlalu pengecut dan hanya mampu memperhatikanmu seperti ini." Namjoon tersenyum sendu menatap pemuda itu. Ia menghela napas dan kemudian melajukan mobilnya saat pemuda itu sudah memasuki gedung itu.
"Mau sampai kapan kamu begini? Aku juga merindukanmu Joon-ah. Maaf karena terlalu pecundang untuk mengakui kesalahanku. Maafkan aku."
.
.
.Taehyung duduk di kantin bersama pemuda Park yang menjadi sahabat baiknya. Ia memasang mode ngambek karena sahabatnya itu dengan tega dan kurang ajarnya membiarkan dia sendirian di perpustakaan kemarin.
"Tae, udah dong ngambeknya~" Jimin membujuk sang sahabat agar tidak marah lagi.
"Kasih tahu dulu, kenapa kamu tidak satang kemarin?" Jawab Taehyung dengan nada kesalnya.
"Aku... Isssh... Gimana jelasinnya ya?" Jimin bergerak gelisah. Pandangan matanya mengedar ke segala arah.
Taehyung yang melihat hal itu hanya menautkan kedua alisnya. Dia menjadi penasaran dengan sebab kenapa sahabat bantetnya ini tidak datang ke perpustakaan.
"Emangnya apa? Bilang jujur saja." Ucap Taehyung. Jimin menghela napas dan kemudian memasang wajah seriusnya.
"Kamu ingat Min Yoongi?" Tanya Jimin. Taehyung berusaha mengingat sejenak dan kemudian mengangguk.
"Aku bertemu dengannya kemarin. Dia mengajakku ke apartemennya dan menjelaskan semuanya. Aku jadi menyesal tidak memberikan dia kesempatan sebelumnya." Jimin menghela napas untuk kesekian kalinya. Taehyung paham bagaimana perasaan sahabatnya ini. Selama ini Jimin selalu menceritakan apapun yang ia rasakan pada Taehyung.
"Apa aku bilang? Aku dah sering kan ingetin kamu buat ngasih dia kesempatan. Kamunya aja yang bebal. Tapi paling gak kamu dah gak salah paham lagi kan sekarang?" Tanya Taehyung. Jimin tersenyum dan mengangguk semangat.
"Iya, aku udah gak marah lagi padanya. Maaf gak menghiraukan saranmu. Btw, udah gak marah kan?" Tanya Jimin dengan mata yang berbinar.
"Tetap marah. Bagaimanapun seharusnya kamu memberikan kabar. Untung aja ada yang nemenin. Kalau tidak kan?" Taehyung membolakan mata saat sadar apa yang diucapkan. Dia kelepasan bicara.
Jimin memandang curiga plus jahil pada sahabatnya itu. Perlahan memperhatikan wajah sang sahabat lamat-lamat. Dapat Jimin lihat rona merah yang mulai menghiasi wajah sang sahabat.
"Kamu ditemani siapa? Hayo..." Tanya Jimin diiringi senyum jahilnya.
"Apa? Kamu salah dengar!" Taehyung mulai salah tingkah dibuatnya.
"Ayo dong kasih tahu. Selama ini kan kamu jarang dekat dengan mahasiswa lain. Ayo dong cerita. Aku penasaran nih." Mohon Jimin.
"Kepo kamu." Taehyung mengalihkan pandangannya.
"Ya udah kalau gak mau cerita. Aku gak mau temanan lagi sama kamu." Jimin memasang ancang-ancang untuk pergi. Tapi Taehyung menahannya.
"Eh jangan! Iya, iya, aku cerita." Ucapnya. Jimin tersenyum dan kembali duduk.
"Jadi siapa?" Tanya Jimin penasaran.
"Jeon.. Jeon Jungkook." Ucapnya cepat dan kemudian menyeruput es cokelat miliknya.
"Kok salah tingkah? Kok pipimu merah? Kamu suka sama dia ya?" Goda Jimin membuat mata Taehyung membola.
"Enggak!" Jawabnya lugas.
"Halah ngaku aja..." Jimin masih menampilkan senyum jahilnya.
"Enggak kok. Ih tau ah!" Taehyung beranjak dan berjalan cepat meninggalkan Jimin yang masih terkekeh dibuatnya.
Tanpa mereka sadari, ada seorang pemuda yang sedari tadi memperhatikan dan menguping percakapan mereka. Pemuda itu tersenyum menahan gemas.
"Lucu sekali." Gumamnya dan kemudian beranjak pergi.
Bersambung...
Gimana? Nyambung gak? Semoga aja nyambung. Ehe! 😁😅
Aku tunggu vote dan komennya ya?Tinggalkan jejak kalian. Jangan ragu juga buat ngasih masukan. Saranghae 💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental [KV]
Romance[COMPLETE] Percayakah kamu pada sebuah kebetulan? Jika tidak, maka kamu harus melihat bagaimana kebetulan itu telah membantuku menemukan cintaku.