Bab 7

5K 502 41
                                    

Seokjin merenggangkan tubuhnya setelah seharian penuh berkutat di depan komputer. Ia melepas kaca matanya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Di sebelahnya, Baekhyun sedang asik memakan snack seraya menonton drama di layar komputernya.

"Aigoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aigoo... Apa kamu dibayar hanya untuk bersantai?" Tanya Seokjin.

Baekhyun adalah sahabat Seokjin sejak di SHS. Karena kemampuan editingnya yang bagus, Seokjin memberinya pekerjaan sebagai sekretaris sekaligus editor dari novel-novel yang dibuatnya.

"Ayolah Jin, jangan terlalu serius. Lagian kamu juga belum menyelesaikan novelmu. Jadi tidak masalah kan kalau aku sedikit bersantai? Hehe." Baekhyun tersenyum menunjukkan gigi putihnya.

"Baiklah, terserahmu saja. Asal nanti semuanya harus sempurna." Sahut Seokjin.

"Tenanglah, percayakan semuanya padaku." Ucap Baekhyun penuh percaya diri.

"Baiklah." Jawab Seokjin pasrah.

Ruangan menjadi hening kembali. Sebuah nama kembali terlintas dipikirannya. Nama yang selama ini masih tersimpan rapi di dalam hatinya.

"Hah..." Seokjin membuang napas kasar seraya mengusap wajahnya frustasi. Baekhyun yang menyadari hal itu langsung mempouse tayangan dramanya dan fokus menatap Seokjin.

"Jin, kamu oke?" Tanyanya.

"Namjoon, Hyung." Ucapnya lirih. Baekhyun mendekatkan kursinya pada Seokjin.

"Apa dia masih sering memperhatikanmu?" Tanya Baekhyun dan langsung diangguki oleh Seokjin.

"Aku menyesal memutuskannya. Andai saat itu aku tidak egois. Andai saat itu aku mau mendengarnya. Andai saat itu..." Air mata Seokjin turun begitu saja. Baekhyun merengkuh pundak Seokjin dan memeluknya.

"Semua sudah berlalu. Tak ada gunanya kamu mengungkitnya. Kamu hanya membutuhkan keberanian untuk menemuinya dan memperbaiki semuanya." Ucapnya.

"Tapi aku malu, Hyung." Cicit Seokjin.

"Jangan malu jika itu untuk orang yang kamu sayang. Aku yakin kamu bisa, Jin." Seokjin tersenyum saat melihat sang sahabat tersenyum.

"Terima kasih, Hyung." Seokjin mengeratkan pelukannya membuat Baekhyun menyunggingkan senyum.

"Aigoo... Kamu sangat manja sekali." Gerutunya disertai kekehan.

"Aku tidak manja." Sanggah Seokjin yang malah membuat Baekhyun tertawa.
.
.
.

"Terima kasih untuk hari ini, Hyung." Jimin tersenyum manis saat Yoongi mengantarkannya sampai depan rumah.

"Iya, terima kasih kembali." Jawab Yoongi seraya mengusap surai Jimin lembut.

"Besok aku akan menjemputmu." Lanjut Yoongi.

"Baik Hyung." Jimin tersenyum.

"Aku mencintaimu, Jimin."

"Aku juga mencintaimu, Hyung." Yoongi pun kemudian berpamitan untuk kembali ke apartemennya. Jimin melambaikan tangannya sampai Yoongi tak terlihat lagi.
.
.
.

Taehyung tersenyum saat membayangkan bagaimana bibir Jungkook menyentuh kulitnya. Rasanya ada gelenyar aneh yang baru kali ini dirasakan olehnya. Taehyung menggigiti bibir bawahnya untuk menyalurkan segala rasa aneh yang menyelimutinya.

"Kabari aku nanti ya?" Ucapan Jungkook kembali terngiang di telinganya. Taehyung segera mengambil handphonenya dan mencari kontak Jungkook yang tadi disimpan langsung oleh pemiliknya.

"Kookie? Ah, manis sekali." Gumam Taehyung saat membaca nama kontak Jungkook dalam handphonenya.

"Ekhem!" Taehyung berdehem sebelum menuliskan pesan pada Jungkook.

Taehyung

Hai

Taehyung mengirimkan pesan itu pada Jungkook. Setelahnya ia menaruh handphonenya dan menatapnya. Jantungnya berdetak tak karuan saat menantikan balasan dari Jungkook.

Ting

Satu pesan masuk. Taehyung mengangkat handphonenya dengan menutup mata. Perlahan ia membuka matanya, mencoba mengintip notifikasi yang muncul di layar handphonenya.

Kookie

Hai juga. Ini Taehyung kan?

Taehyung menghela napas setelah membaca pesan itu. Ia kemudian membalasnya.

Taehyung

Dari mana kamu tahu kalau aku Taehyung?

Taehyung mengirim pesan itu pada Jungkook. Ia menggigiti kukunya untuk menahan rasa gugupnya.

Ting

Sebuah pesan kembali diterima Taehyung. Ia pun membuka pesan itu.

Kookie

Tentu saja aku tahu. Aku yakin kalau kamu akan menghubungiku dan itu benar terjadi.

Taehyung menutup kedua wajahnya. Entah mengapa rasanya malu sekali. Apakah ia terlihat gampangan? Apakah dia terlalu mudah ditebak? Taehyung bingung harus menjawab bagaimana.

Taehyung

Oh....

Taehyung mengerang frustasi setelah mengirim balasan pesan itu. Taehyung tak pernah merasa sebegini bodohnya saat berchatingan dengan seseorang.

Taehyung kembali mengecek handphonenya. Tapi tak ada notifikasi baru yang masuk di handphonenya. Ia pun menjatuhkan dirinya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya.

"Kenapa Jungkook tidak membalas pesanku lagi? Ah, aku terlihat sangat bodoh." Gumamnya kesal dengan dirinya sendiri.

Ting

Bunyi notifikasi membuat Taehyung terbangun. Ia dengan cepat membuka handphonenya dan membaca sebuah pesan yang sedari tadi ditunggunya.

Kookie

Terima kasih untuk hari ini Taehyung. Tadi itu adalah hari terbaik yang pernah aku rasakan dalam hidupku. Terima kasih, Tae Baby 🤗

"Kyaaaa!" Taehyung membekap sendiri mulutnya dan membaca ulang pesannya.

"Ah, aku bisa gila." Gumamnya dengan pipi yang mulai memerah.

Bersambung...

Accidental [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang