Pagi ini setelah sampai di kampus, Taehyung langsung bergegas ke parkiran. Dia niat menunggu sang kekasih untuk membicarakan masalah perjodohannya. Demi apapun Taehyung tidak ingin melepaskan Jungkook hanya karena masalah perjodohan itu.
Tak lama kemudian Jungkook datang dengan Eunha yang ada diboncengannya. Taehyung hanya tersenyum sendu saat menatap kedatangan sang pacar. Hanya saja kalau boleh jujur, Taehyung merasa sedikit cemburu melihat kekasihnya selalu berangkat bersama dengan Eunha.
"Na, kamu duluan aja ya? Aku masih ada urusan." Ucap Jungkook dan diangguki Eunha. Setelahnya ia bergegas menghampiri Taehyung yang sudah berdiri menunggunya.
"Baby, sudah lama nunggu? Tumben kamu nunggu aku kayak gini?" Tanya Jungkook seraya mengelus surai Taehyung.
"Koo... Kookie, emm.. Aku mau bicara penting sama kamu. Bisa tidak kita bolos aja hari ini?" Tanya Taehyung seraya menatap Jungkook ragu. Jungkook masih menatapnya dengan tatapan bingung. Tapi tak lama kemudian Jungkook mengangguk.
"Baiklah. Kita mau bicara di mana?" Tanya Jungkook.
"Em... Kalau ke apartemen kamu aja, gimana?" Tanya Taehyung ragu.
"Baiklah. Ayo!" Jungkook menarik tangan Taehyung dan menuntunnya ke arah motor. Setelah itu ia mengambil helm dan memasangkannya pada Taehyung.
"Ayo naik. Pegangan juga ya? Biar gak jatuh." Jungkook tersenyum setelahnya.
Taehyung perlahan menaiki motor itu dan kemudian memeluk tubuh sang pacar. Jungkook yang melihat kedua tangan Taehyung memeluknya hanya bisa tersenyum.
"Kookie, apa Eunha juga seperti ini saat kamu bonceng?" Tanya Taehyung lirih.
"Tentu saja tidak. Apa kamu cemburu?" Tanya Jungkook dengan sunggingan senyum di bibirnya.
"Sedikit." Cicit Taehyung dan kemudian menyandarkan kepalanya di punggung Jungkook.
"Ah, kiyowo." Jungkook tersenyum dan kemudian melajukan motornya.
Eunha menghela napas. Sedari tadi ia memperhatikan interaksi antara Jungkook dan Taehyung. Jujur ia merasa sakit karena orang yang selama ini ia cintai ternyata tidak memiliki rasa yang sama dengannya. Tapi ia sadar, cinta itu tidak bisa dipaksakan.
"Eunha, ngapain di sini? Ayo masuk. Sebentar lagi kuliah akan dimulai." Sehun menyentuh pundak Eunha membuat sang empu berbalik menatapnya.
"Sehun?" Eunha tersenyum. "Ayo ke kelas bersama." Lanjutnya dan kemudian mengapit lengan Sehun untuk mengajaknya kembali ke kelas.
"Eunha?" Panggil Sehun lirih saat menatap bagaimana tangan Eunha mengapit lengannya.
"Kamu masih suka padaku kan?" Tanya Eunha tiba-tiba. Sehun mengerjap beberapa kali sebelum mengangguk. Memang benar jika selama ini Sehun memiliki perasaan lebih pada Eunha. Dia juga pernah terang-terangan mengungkapkan perasaannya. Hanya saja saat itu Eunha menolak karena masih berharap bahwa Jungkook akan mencintainya.
"Emm... Ajari aku untuk mencintaimu Sehun-ah." Ucap Eunha dengan tatapan seriusnya.
"Kamu serius?" Tanya Sehun.
"Aku serius." Jawab Eunha. Sehun langsung menarik tubuh Eunha dan memeluknya.
"Terima kasih. Terima kasih." Ucapnya bahagia.
"Eng... Tolong lepasin. Aku gak bisa bernapas." Mohon Eunha. Sehun langsung melepaskan pelukannya seraya bergumam maaf berkali-kali. Eunha terkekeh gemas melihat tingkahnya.
.
.
."Kamu tinggal sendiri di sini?" Tanya Taehyung saat memasuki apartemen Jungkook.
"Iya, aku tinggal sendiri." Jawab Jungkook.
Taehyung berkeliling menatap interior dan juga desain apartemen sang kekasih yang terlihat sederhana tetapi menarik. Semua tertata rapi. Lukisan-lukisan serta tatanan meja dan barang lainnya terlihat pas sekaligus indah untuk dipandang.
"Kamu menata semuanya sendiri?" Tanya Taehyung. Dia masih menatap kagum ruangan itu.
"Iya aku menatanya sendiri." Jawab Jungkook.
"Kamu duduk aja dulu. Aku ambilkan minuman dan cemilan." Ucap Jungkook dan kemudian berlalu menuju dapur.
Taehyung duduk di sofa dengan nyaman. Suasana hangat dalam hunian ini ternyata berpengaruh juga pada psikologisnya. Ia merasa lebih tenang dan nyaman dari saat masih di kampus tadi.
"Jadi, kamu mau bicara soal apa?" Tanya Jungkook seraya meletakkan dua kaleng cola dan juga cemilan. Setelahnya ia duduk di samping Taehyung dan menatapnya lekat.
"Eum... Itu... Aku mohon jangan marah dulu." Pinta Taehyung dan diangguki oleh Jungkook.
"Papa dan mamaku kemarin datang. Mereka tau kalau akhir-akhir ini aku dekat denganmu." Taehyung menjeda ucapannya untuk menatap wajah Jungkook.
"Mereka bilang, katanya aku gak boleh pacaran sama kamu karena aku udah dijodohkan sama anak sahabat mama." Ekspresi Taehyung menyendu. Jungkook dengan sigap merangkul Taehyung dan mengelus punggungnya menenangkan.
"Aku gak setuju dengan perjodohan itu. Aku maunya tetap sama kamu. Tapi aku gak tau harus bagaimana?" Suara Taehyung bergetar. Air matanya jatuh begitu saja di pipinya.
"Besok aku akan dipertemukan dengannya. Aku harus bagaimana?" Tanya Taehyung. Jungkook menarik tubuh Taehyung untuk dipeluknya.
"Tenang Baby. Kamu temui saja dulu keluarga itu. Aku juga akan datang besok untuk mendampingimu. Aku akan minta izin kepada orang tuamu dan meyakinkan mereka untuk menerimaku. Jangan khawatir. Aku juga tidak ingin pisah darimu." Jungkook mengecup pelipis Taehyung dan mendekapnya erat.
"Makasih Jungkook. Aku mencintaimu." Ucap Taehyung.
"Aku juga, Baby."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidental [KV]
Romance[COMPLETE] Percayakah kamu pada sebuah kebetulan? Jika tidak, maka kamu harus melihat bagaimana kebetulan itu telah membantuku menemukan cintaku.