New in Family

7K 460 25
                                    

"Yeay!! Dia datang!" sorakku ria. Aku menghampiri mama dan papa yang sedang memarkirkan mobilnya. Aku tak sabar sekali melihat adik baruku!

"Guten Morgen!" sapa mama dari ambang pintu masuk. Ia tersenyum.

"Wah..... Di... Dia... Cantik.... Sekali" ucapku terkagum kagum, melihat gadis kecil yang papa gendong sedang tertidur manis di pundaknya. "Ma.. Dia sangat cantik!"

"Iya dong, mama dan papa sudah tau kalau anak anak di Amerika memang banyak yang sangat lucu dan pandai!"

Papa menidurkan gadis itu di kamar bekas Mackenzie sempat tinggal dulu. Kami semua menatapi wajahnya itu. Sungguh cantik sekali. Ya, walaupun bagiku masih cantikkan Mackenzie.

Aku merapihkan barang barang dan peralatan barunya bersama Niall.

"Hoam...."

Ku dengar, gadis itu menguap, lalu ia membuka matanya. "Hei kamu!" ketusnya. Aku dan Niall tersontak kaget, dan menoleh ke arahnya.

"Iya kamu! Perempuan yang di kuncir 2!" tambahnya lagi. Itu memang aku, perempuan yang sedang di kuncir 2.

"Ada apa adik kecil?" tanyaku lembut.

"Aku lapar, haus, tolong buatkan makanan, atau minuman. Kalau perlu beli di restaurant ya!" pintanya dengan sangat tegas. Seperti like a boss. "Kamu tidak boleh menyuruhnya seperti itu!" celoteh Niall membelaku, seraya menatapnya dalam dalam.

"Haduh kamu laki laki berambut pirang, shut off! I'm hungry!" geram nya.

"Niall, nggak apa apa kok! Lagian kebetulan aku juga lapar. Aku sekalian bikin makanan untuk kita makan deh!" selaku, ditengah keributan mereka. Lalu, Niall menarik tanganku.

"Seriously? Kamu bahkan nggak bisa masak babe!"

Aku berpikir sejenak. Iya juga sih, mengingat umurku masih 7 tahun, mana mungkin aku bisa masak. Yang ada bisa bisa dapur nya kebakaran.

"Yaudah tolong belikan, di Nandos! That's one of my fave"

Aku mengangguk, dan kami pergi ke Nandos.

"Babe, kamu mau pesan apa?" tanya Niall. Aku yang sedari tadi membolak balik buku daftar makanan, juga bingung. Ini bukan tempat kesukaanku, tapi kesukaan Niall.

"Aku mau ke ice cream heaven aja ah Ni" ucapku seraya menutup buku daftar makanan itu.

"Yasudah kalau gitu. Kita belikan makanan untuk si kecil yang tak punya nama itu aja. Dan abis itu kita ke ice cream heaven!"

Aku mengangguk setuju. Aku bingung sama adik baruku. Dia terlihat benci padaku, dan Niall. Padahal dia belum ada 24 jam di rumahku.

"Ni, apa benar perkataanku? Kalau anak Amerika itu jahat jahat dan sombong sombong?" tanyaku, seraya melahap ice cream yang sudah Niall belikan untukku.

"Kita lihat aja dulu tingkah dia. Ini kan baru awal. Mungkin dia butuh adaptasi dan perkenalan lebih lama dulu dengan kita"

"Benar juga!"

**

"Hai, ini kita udah beliin Nandos untuk kamu" pekikku seraya meletakkan sebungkus plastik yang berisikan Nandos ke hadapannya yang sedang asyik menonton Spongebob.

"Mana piringnya? Mana sendok dan pisaunya? Mana serbetnya?" pintanya lagi, kali ini ia lebih tegas.

"Kamu punya tangan dan kaki, kan? Bisa ambil sendiri? Nggak usah membentak baby ku seperti itu!" ujar Niall yang kini mulai kesal.

"Sorry ya. Aku di panti asuhan nggak pernah tuh disuruh suruh. Jadi, karna your stupid mother udah mengadopsiku, dan aku resmi menjadi anggota keluarga ini, kalian sebagai yang tua harus mengikuti perkataanku"

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang