Alarm berbunyi nyaring sekali, tepat disamping telingaku. Aku mencari cari handphoneku dengan keadaan mata masih tertutup, lalu segera mematikannya.
"Hah? Jam 7? Bisa telat aku!" jeritku seraya berlari dengan cepat ke arah kamar mandi.
ZIPP..
"Good morning!" kataku sesampainya dikelas terengah engah akibat berlari lari mengejar gerbang yang nyaris ditutup.
"Gemma? Kenapa kamu telat?" tanya Mr. Robert. Aku terdiam mencari jawaban. Aku baru ingat, kemarin kan aku memikirkan Luke sampai jam 12 malam! Tak mungkin aku jujur soal itu kepada Mr. Robert.
"Kemarin saya pergi" jawabku berbohong. Mr. Robert mempersilahkanku masuk. Aku melangkah dengan tenang ke arah Luke. Keringat ini masih terus membasahi dahiku.
"Hei" sapaku kepada Luke.
Ia tak menyahut sedikitpun. Menoleh saja tidak. Yang ada, dia menggeser kursinya menjauh dari kursiku. Oh, dia masih marah rupanya denganku. iMessages ku hanya dibaca olehnya kemarin.
"Look, kalau kamu bisa mendengarkan ini semua, pasti kamu akan memahamiku" kataku lagi, dengan harapan Luke meresponku. Tapi tidak. Ia membuang jauh jauh pandangannya ke papan tulis.
"Luke.. Please dengarkan a..." ucapku terputus.
"Gemma! Aku nggak mau dengerin apa apa dari mulut kamu yang sok manis itu! Aku nggak mau berteman denganmu! Apa kamu masih belum jelas?" bentak Luke dengan nada tinggi, sehingga semua siswa memandang kami.
"GEMMA, LUKE, KELUAR!"
Ini bukan salahku sepenuhnya. Kalau saja Luke tak berteriak seperti tadi, mungkin tak akan mengambil perhatian Mr. Robert. Tapi, aku senang. Kami dapat berduaan di luar kelas. Ku lihat wajah Luke memerah.
"Maaf ya gara gara aku kita jadi dikeluarin" kataku seraya menenangkan Luke.
Ia hanya melirikku sinis sekali. Aku jadi takut dengannya. Segitu marahnya dia denganku?
Tak terasa, bell pulang begitu cepat. Hari ini hanya 2 jam mata pelajaran, pantas saja begitu cepat. Luke dengan siap mengambil tasnya dan meninggalkanku.
"Luke.." kataku seraya menarik tangannya yang hendak pergi. Ia menatapku, seolah dunia hanya milik kami berdua. Matanya yang indah.
Beberapa detik kemudian, ia melepaskan genggaman tanganku itu.
"Hati hati ya" tambahku.
**
"Gemma, kamu dan Harry putus ya?" tanya Xylie di tengah keheningan.
"Hm, iya. Memang kenapa?"
"Beritanya udah menyebar dimana mana. Dan katanya, Harry ngajak Kendall lho makan di China. Kamu nggak cemburu?"
"Enggak"
Entah kenapa, aku jadi benar benar tak perduli dengan Harry. Setelah aku tau, dia menyakitiku. Sekarang hatiku sudah menyimpan Luke. Aku terlanjur benci dengan Harry.
Sekarang sudah menginjak bulan yang ke 2 Niall dan Barbara tak menghubungiku. Tapi, aku senang karena keluarga baruku ini. Aku seperti mempunyai malaikat baru. Aku lebih banyak tertawa disini. Aku tak bisa bayangkan, kalau aku masih tinggal dirumahku sendiri. Walaupun begitu, aku kesal dengan Niall. Dari awal, aku sudah yakin, kalau Niall pasti akan melupakanku. Ia terus mementingkan Barbaranya. Bahkan mungkin sekarang aku bukan malaikatnya lagi. Sekalipun Niall berjanji akan selalu ada untukku, itu semua bullshit! Semua cowok memang suka berbohong! Aku benci!
"Gemma sayang, kamu tidur ya udah jam 8. Dan Xylie, Jack, Rose. Kalian juga tidur. Besok sekolah pagi, bisa bisa kalian telat. Good bye, mom sayang sama kalian" kata mom seraya mengecup kening kami satu per satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER [njh.hes//COMPLETED]
RomanceGemma adalah gadis kecil berumur 7 tahun yang sangat manja dengan kakaknya, Niall Horan. Pada saat Gemma memasuki sekolah menengah pertama, ia harus belajar mandiri karna Niall harus menjalankan tugasnya sebagai penyanyi serta guitarist di band One...