One Direction

6.5K 504 2
                                    

Bulan demi bulan berlalu. Gemma sudah kembali seceria dulu, aku tenang sekali. Ia mendapat beberapa teman baru. Aku tau, France International School adalah sekolah impiannya dulu. Tapi, karna rumah kami di London, jadi dia dimasukan ke sekolah terbaik di London saja.

"Niall? Kamu Niall kan yang pandai bermain gitar?" tanya seorang laki laki yang tak ku kenali.

"Ng, i don't think so. But yeh, i'm Niall Horan" jawabku.

"Oh, kamu ikut aku yuk. Aku Zayn Malik. Aku mau ngajak kamu ke studio ku"

Aku mengangguk dan mengikutinya.

"Nah boys. Ini Niall yang pernah ku ceritakan" kata Zayn mulai memperkenalkanku.

"Niall anak baru? Pindahan London?"

"Yap!"

"Oh, hi Niall! I'm Harry. Dia yang sedang duduk di bangku piano namanya Liam dan disampingnya Louis. Nice to meet you!" sapa Harry seraya menunjuk orang yang ia maksud.

"Oh i got it! Nice to meet you too guys"

Mereka mengajakku ikut dalam groupnya. Dan katanya, group ini sudah terkenal di sekolahnya. Mereka membutuhkan seorang guitarist, dan itu sebabnya mereka memilihku.

"Niall, kita ingin group band kita ini lebih dikenal luas lagi oleh orang lain. Bagaimana kalau kita mencalonkan diri di sebuah show?" tanya Liam.

"Ya! Benar! Bagaimana kalau di X-Factor?"

"Are you fuckin kidding me? Nggak mungkin di terima lah Leeyum!"

"Apanya yang nggak mungkin? Semua bisa dengan kerja keras Haz! Ayolah kita berpikiran jernih aja!"

"Aku setuju dengan Liam. Lagipula, kita udah 1 tahun bersama. Ini saatnya mencari something new" ujar Louis. Kami mengangguk setuju.

*Gemma Povs*

Beberapa hari belakangan ini, Niall sering pulang telat dari kampusnya. Kadang jam 7, kadang jam 8, bahkan sering kali jam 9 malam. Membuat hariku terasa semakin sepi. Mungkin, dia sibuk mengejar materi yang tertinggal ya? Sama sepertiku mengejar ulangan ulangan di sekolah baru. Ohiya! Sekolah baruku sungguh menyenangkan! Banyak teman teman yang menyukaiku. Kami sering bermain masak masakan, belanja belanjaan, dan lain lain. Syukurlah, aku bisa dapat sekolah yang lebih baik dari sebelumnya.

"Gemma? Mau grandma bacakan dongeng?" tanya grandma memasuki kamarku. "Gemma mau cerita sama grandma.." lalu, grandma masuk. Aku tidur di pangkuannya, dan ia mengelus kepalaku lembut.

"Grandma, aku kangen sama mama dan papa. Kangen sekali. Aku kayaknya nggak kuat grandma. Hatiku sakit sekali. Perasaanku nggak enak"

"Lho, Gemma kok ngomongnya seperti itu? Grandma udah nyoba telfon mama dan papa kamu. Tapi keduanya nggak aktif. Begitu juga rumahmu. Tak ada yang menyahut. Udah ya, kita tunggu aja mereka pasti mencari kalian kok cepat atau lambat"

Grandma mencium keningku, lalu ia menyanyikan lagu filosofi untukku tidur. Aku meneteskan air mata, walaupun grandma tidak tau kalau aku menangis. Aku kangen mama, kangen papa, kangen Mack. Bahkan kangen Niall yang dulu selalu ada untukku. Bukan yang sesibuk sekarang. Semua terasa pahit.

*Niall Povs*

Aku pulang, dan melihat Gemma sudah tertidur. "Temani dia. Dia kesepian" bisik grandma. Aku menghampirinya dan melihat pulas tidur pada dirinya. "Hei beautiful" sapaku pelan, agar ia tidak bangun dari tidurnya. "Maaf, aku akhir akhir ini selalu menunggalkanmu baby" aku memeluknya dan tidur disampingnya.

Besok, adalah hari dimana aku dan ke empat temanku yang lain harus benar benar siap menunjukkan bakat kami kepada seluruh masyarakat Prancis. Kalau memang kami di trima, ini akan ku jadikan hadiah untuk Gemma.

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang