Pregnant

7K 387 9
                                    

Ini sudah 1 minggu Niall tak kembali ke Prancis. Bahkan tanpa kabar sama sekali. Yang aku sangat bingungkan, kenapa pihak One Direction tidak mencari tahu keberadaannya? Bukankah gossip soal hilangnya Niall sudah tersebar dimana mana?

"Barbie, kamu kenapasih cemberut mulu?" tanya Harry seraya duduk disampingku.

Aku meneguk kopi yang telah Harry buatkan untukku.

"Aku mikirin Niall, Har. Kemana ya dia? Apa kita coba kerumahnya aja?"

"He'll be fine honey. Kamu nggak ingat kalau Barbara sedang mengandung? Ini juga udah menginjak usia kandungan Barbara yang ke 8 bulan, kan? Dia nggak bisa kesini karna mungkin mitos soal ibu bayi dilarang pergi dari negaranya dalam masa kandung diatas 7 bulan karna akan membawa pengaruh buruk untuk keselamatan bayinya. Kamu tau sendiri Niall akan sangat mudah mempercayai mitos seperti itu"

"Tapi nggak gini juga Har. Mereka masa nggak kasih kabar sama sekali, sih? Seenggaknya kirim pesan, atau bbm, atau email gitu. Nomor handphone keduanya aja, nggak aktif"

"Hm, kamu mau kita datangi mereka di London?"

"Ofcourse"

*FLIGHT*

Huh. Enak sekali disini sedang musim semi. Daun daun berguguran dari pohonnya. Taman yang sangat kukenali itu, sangat ramai dengan anak anak yang bermain disana. Aku berjalan, dan mencari rumah Niall dengan Foursquare. Tepatnya Foursquare Niall yang terhubung dengan Foursquare Harry. Harry memang pandai untuk mengetahui lokasi.

"Barbie.. Aku nggak bisa nemuin lokasi mereka. Handphone Niall nggak aktif. Tentu Foursquare nya enggak akan terhubung dengan keadaan handphone Niall yang mati itu"

"Terus kita harus bagaimana dong?"

"Menyewa hotel dulu, ya, Barbie. Aku takut fans mulai mengejar kita. Lihat saja wanita itu memandangimu"

"Ok"

Aku mempercepat langkahku dan Harry menuju hotel di London. Kami mengambil hotel bintang 9 di London. Tak begitu ramai, itu sebabnya Harry memilih hotel ini.

"Fyuh" aku menghempaskan koperku, dan berbaring di ranjang. Harry, dia duduk di sisi ranjang. Kamar ini hanya dilengkapi 1 ranjang. Jadi aku akan seranjang dengan Harry nanti malam, hihi..

"Barbie, lunch yuk? Udah jam 12, lho"

"Sorry Har. Aku belum lapar"

"Hei! Jangan seperti itu. Aku tau kamu dari kemarin malam belum makan, kan?"

"Ng.. Iya"

"Ini, makan buburku. Tadi aku ke Lotte Mart beli makanan untukmu. Seenggaknya mengganjal perutmu"

"Thanks"

Kamar ini hening sekali. Aku sedari tadi menatap jendela yang tergambar suasana depan hotel ini. Harry hanya memainkan handphone nya berusaha mencari keberadaan Niall.

"Kamu lelah?" tanya Harry memecahkan kesunyian kamar ini.

Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.

"Sedikit"

"Come here. Istirahatlah di pelukanku" kata Harry seraya menepuk nepuk bantal yang ada di sampingnya. Aku berjalan ke arahnya dan tidur di dekapannya. Lagi lagi, perfume yang sama. Our moment.

Harry mengelus kepalaku lembut.

"Barbie.." panggilnya pelan.

"Ya Harry?"

Sekarang kami berkontak mata.

"Aku sayang sekali sama kamu. Aku mengerti kenapa kamu dulu begitu marah ketika aku mencampakanmu. Aku salah karna udah..."

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang