Long distance

6.7K 517 34
                                    

Kami berkumpul pada jam makan malam. Niall sengaja duduk di tengah tengah antara aku dan Leo, setelah ia mendengar ceritaku tadi siang. "Hi princess, kamu mau apa? Sini piringnya" ucap Niall seraya menagih piringku. "Aku ingin chicken golden blue aja, dan nasinya jangan terlalu banyak" sahutku.

"Makan aja pilih pilih" ketus Leo.

Aku dan Niall memutuskan untuk tidak menghiraukannya. "Leo sayang, kamu mau tambah? Kamu lapar ya setelah menjalani hari pertamamu sekolah?" tanya mama tersenyum manis padanya, bahkan aku pun yang sudah setiap hari sekolah, tak pernah ditanya soal hal itu.

"Iya nih, ma besok aku minta duit 100 dollar ya"

Uhuk...

"Tapi untuk apa kamu duit sebanyak itu?" tanya papa.

"Aku kan ingin shopping! Aku butuh uang! Kalau di panti asuhan aja auntie Sylla selalu memberi ku uang saku!" ujarnya.

"I... Iya besok papa kasih"

Aku yakin, 100 dollar itu dia gunakan untuk membayar hutangnya pada kantin. Tadi kan, dia mentraktir semua anak Santhana Junior School, bayangkan saja total nya 1.124 murid.

Setelah makan malam, aku dan Niall ke teras untuk saling bercerita satu sama lain.

"Niall, aku baru tau kalau Leo sejahat itu" kataku pelan.

"Iya aku juga babe. Mama juga sayang banget sama Leo"

"Kira kira orang tua nya gimana ya? Pantas membuang Leo" ucapku lirih.

"Babe! Kamu nggak boleh berkata seperti itu, apalagi di depan papa dan mama. Bisa bisa kamu di tampar oleh papa"

"Bagaimana mungkin? Papa seumur belum pernah bermain fisik terhadap kita"

"Gemma sayang, sebaiknya jangan ya"

Aku mengangguk paham.

Keesokan harinya....

Aku dan Leo berjalan ke kelasku. Leo berkacak pinggang, sesekali ia gibaskan rambutnya yang ikal itu. "Hi Leo! Nanti traktir lagi ya!" ucap salah seorang murid Santhana Junior School yang tak ku kenali. Leo tersenyum manis.

"Pasti. Aku kan kaya! Ambil aja apa yang kamu mau! Nanti aku bayar!" sahut Leo dengan kesombongannya itu.

Tringgg.....

Bell istirahat sudah berbunyi saja. Aku tidak ke kantin hari ini, karna aku takut Leo menjadikanku bahan olok olokannya lagi. Untung saja, Niall membawakan bekal untukku. "Yes! Fish and chips! One of my fave!" kataku pelan.

Ditengah asyikku mengunyah, ku lihat sosok wanita berambut coklat, bersama dengan ke 5 temannya berdiri berkacak pinggang di depan pintu menatapku tajam.

"Heh! Kamu yang sedang makan makanan orang miskin! Kemari cepat!" pekiknya.

Aku tidak menghiraukannya, tetapi perasaanku semakin memburuk.

"Eh tuli! Apa kamu nggak mendengarnya? Sini! Jangan sampai aku seret kamu!" tambah temannya yang tak kalah sombong.

Aku menghampirinya. Dia mengajakku ke kantin. Seriously? Tumben sekali.

"Attention please!" pekik Leo, membuat seluruh kantin hening.

"Jadi ini ada salah satu anak miskin yang ingin bergabung dengan kita! Lihat saja, dia mengurung dirinya di kelas bersama makanan khas ORANG MISKIN! Hahahaha" ledeknya, dan kantin heboh menertawakanku. Aku tak bisa tahan lagi. Aku menarik rambutnya. Dan suasana hening kembali karena Leo meringis kesakitan. "Lepaskan dia!" celoteh salah satu murid yang ada di kantin.

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang