"Heh Vie aku denger bokap kamu nikah lagi ya? Sama tetangga sebelah gitu?" tanya Jinga. Siswi yang paling Revie hindari dalam hidupnya. Bukan karena takut. Tapi lebih ke tak tahu bagaimana membalas kata-kata pedas darinya nanti.
"Iya."
"Saudaraan dong artinya sama Belle?"
Belle tak sekelas dengannya tetapi sekelas dengan Jinga. Dan itu sepertinya tak masalah. Belle adalah cewek jutek bukan cupu.
"Kenapa? Kepo banget sih kamu dengan urusan orang lain? Situ Feni Rose? Butuh asumsi publik?" sinis Belle yang kebetulan lewat di depan perpustakaan sekolah.
"Apa ih. Orang aku cuma tanya aja kok."
"Nggak usah ngurusin keluarga baru orang!" Belle berlalu dari hadapan mereka berdua bersama temannya. Sempat dilihat Belle meyenggol bahu Jingga dengan kasar. "Urusin aja diri sendiri!" ketusnya.
Revie menghela napas, setidaknya dia sedikit lega melihat Jingga langsung pergi tanpa meninggalkan nyinyiran padanya menuju koperasi.
"Fiuh! Selamat."
Segera gadis itu memasuki perpustakaan dengan dua buku pelajaran serta kartu Perpus di tangannya.
"Re entar kamu salin ya di kertas jawaban atas semuanya." pinta Rani salah satu anggota kelompoknya.
"Iya."
"Yang rapi loh."
"Iya."
"Tulisan tangan kamu kan bagus makanya kamu aja yang nulisnya."
"Iya."
"Kok kamu dari tadi jawabnya iya-iya doang sih? Yang lain dong."
"Ya terus aku jawab apa?"
"Terserah kamu ajalah."
Revie menghendikan bahu. Tak mau ambil pusing.
"Hei, Vie."
Revie yang mendengar namanya dipanggil sesorang menolehkan kepala.
"Eh, Dilla kenapa? Belajar kelompok juga?"
Cewek yang memanggil Revie ini bernama Dillara. Dia adalah teman semasa SMP-nya yang sudah dianggap Revie sendiri sebagai sahabat.
"Nggak kok. Aku ke sini memang mau cari kamu."
"Kenapa?"
"Minta bantuan kamu."
"Apa?"
Revie mulai menulis tugas kelompoknya seorang diri. Anggota yang lain sibuk masing-masing ke hal yang tak penting. Seperti bermain ponsel, selfie, mengobrol bahkan tiduran.
Hanya dia yang sok sibuk sendiri. Ketua kelompoknya saja malah sibuk main ponsel.
Positif thinking.
Berbuat baik pada sesama dapat pahala.
Ck, ini lebih ke b-a-b-u, BABU!
Gadis ini saja terlalu polos.
"Aku ada tugas gambar. Bisa kamu gambarin tugas ku?"
"Mau gambar apa?"
Revie ini memiliki bakat terpendam yang tidak semua orang tahu. Dia pandai menggambar. Hasilnya pasti bagus. Makanya tak jarang sahabatnya meminta bantuan.
Selagi dia mampu ya di tolong.
"Mau gambar tentang kehidupan di pasar, banyak orang-orang dan tempat. Tapi besok udah harus di kumpul Vie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy
Teen FictionPs: Remaja 15+ ( Terdapat konten kekerasan ) *** Kebanyakan orang berpendapat bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah dan sulit untuk dilupakan. Namun, bagi seorang Bulan Purnama masa SMA adalah masa yang paling menyakitkan dan tak ingin dikena...