Bulan tak henti-hentinya tertawa ketika melihat dua makhluk itu mondar-mandir di depan rumahnya bak super model kelas atas.
"Bagaimana? Kita berdua cocok bukan untuk dijadikan model pakaian?" tanya Ata menaik turunkan alisnya. Satu tangan di pinggang satunya lagi memegang tali si M.
"Dari mana kau mendapatkan baju untuk si M?" tanya Bulan tak percaya.
"Aku membuatnya sendirilah. Di mana kepunyaanmu?"
"Ya ampun Ata. Si M itu jantan kenapa kau pakaikan rok?" Bulan menepuk jidatnya. Tidak habis pikir. Jiwa menyeramkan M telah menghilang.
"Aku tidak bisa menjahit kain untuk bagian celananya."
"Sini biar aku perbaiki."
"Emangnya kau bisa?"
"Entah, coba saja dulu."
"Ke mana si B?"
"Ada di dalam."
"Boleh kita masuk?"
"Tentu."
"Woaahhh! Si B kucing betinaku sungguh cantik sekali kau!" teriak Ata terpesona. Ekspresinya terlalu berlebihan sampai kedua tangan ditangkupkan ke pipi segala.
Si B dipermak oleh Bulan. Karena kemarin mereka sepakat untuk make over hewan peliharaan mereka dengan tangan sendiri. Hasilnya jadilah begini. Si B menggunakan baju atasan bergambar kucing di depannya, baju semasa Bulan kecil dahulu dipermak olehnya. Rok pink kelap-kelip dengan rumbai di bawah terlihat cantik. Terakhir Bulan juga membuatkan bandana kecil untuk dilekatkan di kepala si B.
Sembari menunggu Bulan merombak ulang desain pakaian milik si M. Ata memilih menimang B di tangan. Sesekali ia mencium bibir kucing itu yang tampak sangat menggemaskan di matanya.
Ew! Cipokan sama kucing nih si Ata.
Malangnya M dianggurin oleh babunya yang sibuk bermain dengan B. Kucing hitam itu duduk di pojokan memandangi keduanya dalam kesendirian.
Tak lama kemudian akhirnya selesai juga pakaian untuk M.
"Sepertinya kau berbakat juga Bulan soal desain pakaian," komentar Ata melahap biskuit kelapa yang disajikan.
"Oh ya?"
"Ya."
Bulan berbalik menghadap Ata dan alangkah terkejutnya saat mendapati si B dengan penampilan menornya.
"Ataaa! Kau apakan si B?" kagetnya segera meraih kucing kesayangannya.
"Aku hanya memoleskan sedikit---"
"Warna merah di bibirnya?" potong Bulan langsung melotot padanya.
"Ya, dan---"
"Warna merah juga di kukunya?"
"Ya, dan---"
"Warna hitam dilingkaran matanya?"
"Ya, agar dia terlihat lebih memukau. Bukankah dia kucing betina?"
"Ya."
"Sudah seharusnya dia berdandan."
"Astaga!" gumam Bulan tak habis pikir.
"Tadinya mau aku pakaian semacam maskara tapi bulu matanya gundul."
"Tau dari mana kau perihal maskara?"
"Aku tau dari adikku. Dia suka berdandan dan mengenalkannya padaku."
"Sekalian saja kau pakaikan M blush on, eyeshadow, eyeliner dan lain-lainnya. Biar dia sekelas sama para model," liriknya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy
Teen FictionPs: Remaja 15+ ( Terdapat konten kekerasan ) *** Kebanyakan orang berpendapat bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah dan sulit untuk dilupakan. Namun, bagi seorang Bulan Purnama masa SMA adalah masa yang paling menyakitkan dan tak ingin dikena...