Revie mengurung dirinya di kamar. Semua perlengkapan buat presentasi besok disiapkannya di atas meja belajarnya. Ia mencari materi di Google dan Youtube. Belajar dari dari sana. Hanya itu yang bisa menolongnya saat ini. Minta tolong ke Abangnya rasanya malu makanya dia ingin meminta tolong pada sahabatnya---tapi.... Malah tidak bisa.
"Sini aku bantuin." Belle merampas ponsel di tangan Revie yang berkeringat. Dia khawatir sekali dengan tugas kelompoknya.
Belle itu sebenarnya mau marah dengan semua yang terjadi apalagi ini juga tugas berkelompok kenapa dia yang kerepotan sendiri! Mana anggota yang lain? Tidak bertanggung jawab sekali. Melimpahkan semuanya ke Revie seorang diri.
"E-elle?"
"Diam di sana."
Belle duduk di tepi ranjang menghadap Revie yang menurutinya.
"Ingat ya nggak usah Geer! Aku cuma kasihan aja liat kamu. Kasihan. Nggak ada apa-apanya ini."
Revie mengerjap polos. "Hmm, baiklah."
"Kamu kalau mau maju ke depan ucapkan salam lebih dulu sebagai pembukaan terus memperkenalkan diri dari perwakilan kelompok. Terus jangan lupa kamu sebut nama guru sebagai bentuk kesopanan dan kehormatan. Untuk materinya kamu harus bener-bener menguasainya. Bukan hanya yang umum tapi diluar itu juga. Biasanya orang itu kalau bertanya suka rada melenceng karena ingin membuat orang yang sedang presentasi itu tersudutkan. Mengerti?"
"Iya-iya."
"Jangan iya-iya aja loh. Pahami banget."
"Iya Elle."
"Kebetulan materi yang akan kamu presentasikan ini kelas aku udah pernah ngelakuinnya dan materinya sama kaya aku. Jadi kamu salin aja punyaku di kertas karton kamu. Untuk menjelaskannya kamu jangan terpaku dan formal. Kamu jelaskan saja menurut bahasa kamu sendiri. Biar orang mudah memahaminya. Tapi jangan singkat harus mendetail agar guru tahu bahwa kamu benar-benar menguasai dan mempersiapkan segalanya, itu menjadi poin penting sehingga kamu nantinya akan dapat nilai perindividu sendiri. Aku akan kasih tau kamu materi dan soal mana saja yang mesti kamu jelaskan. Serta pertanyaan apa saja yang biasanya ditanyakan oleh kelompok lain."
"Yang pastinya dari pertanyaan yang pernah kelompok ku dapat dulu. Siapa tau aja ada yang nanyainya sama persis."
Revie mengangguk. Dia mendengarkannya dengan seksama. Ini sangat membantu sekali masukan yang diberi oleh Belle padanya.
Tidak hanya materi saja tapi Belle juga mempraktekannya juga. Revie terpukau melihatnya. Belle patut diacungkan jempol caranya menjelaskannya benar-benar mantap. Jelas dan mudah dipahami. Caranya memperagakan juga sangat bagus. Dia tidak terlihat gugup sekali pun.
Maklumlah si Belle kan Mantan sekretaris OSIS di sekolahnya. Karena kelas dua belas jabatan organisasi sudah diselesaikan untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi ujian. Pasti sudah hal yang biasa jika tampil di muka umum. Menjadi pusat perhatian. Berinteraksi dengan banyak orang.
"Keren banget," puji Revie melongo memperhatikan Belle yang mengajarinya saat akan mempresentasikannya nanti.
"Sudah disalin belum?"
"Hehe, belum. Kan akunya perhatiin kamu yang sedang jelasin."
"Oh, yaudah nih salin cepat. Udah tengah malem. Jangan sampai bangun kesiangan karena kamu harus menyiapkan diri lebih lagi."
"Good job. Good night. Bye."
"Hm, yeah," balas Revie merasa bahagia. Akhirnya masalahnya terselesaikan juga. Kenapa tidak dari siang saja dia minta ajari Elle, iyakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gloomy
Teen FictionPs: Remaja 15+ ( Terdapat konten kekerasan ) *** Kebanyakan orang berpendapat bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah dan sulit untuk dilupakan. Namun, bagi seorang Bulan Purnama masa SMA adalah masa yang paling menyakitkan dan tak ingin dikena...