BAB 15 - JAGO MERAH MENYERANG

1.6K 134 0
                                    

BAB 15 - JAGO MERAH MENYERANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 15 - JAGO MERAH MENYERANG

Surabaya, Ibukota provinsi Jawa Timur. Kota terbesar kedua di indonesia setelah Jakarta. Kota yang dikenal dengan Kota Pahlawan tersebut merupakan kota kelahiran perempuan yang kini terdiam melihat sebuah kotak persegi berwarna hitam. Tadi dia ingin menata baju di lemari kamarnya. Namun, matanya justru menemukan kotak usang dengan berbagai kenangan di sana.

Nesta mengambil kota tersebut lalu duduk di kasurnya. Dengan perlahan dia membuka kotak tersebut. Ada banyak foto yang ada di sana. Foto-foto yang memperlihatkan sebuah persahabatan yang terlihat indah. Persahabatan yang terlihat baik-baik saja. Perempuan tersebut tersenyum kecut. “Foto terkadang menipu. Bahagia belum tentu bahagia. Baik-baik saja belum tentu tidak ada apa-apa .”

Nesta masih melihat-lihat foto persahabatannya. Hingga dia menemukan sebuah foto saat dirinya bertunangan dengan Dekka. Lalu melihat dibalik foto tersebut. Nesta ingat, Dekka pernah menuliskan sesuatu di balik foto itu. “Janji yang tak terbukti.”

Aku mencintaimu, Starlyna Nesta Andhara.
Aku janji akan membuatmu bahagia, akan tetap selalu menjadi penghapus air matamu, dan akan selalu menjadi pelindungmu.

Love,
Dekka Antonio

Kemudian Nesta menemukan foto yang sudah terbelah menjadi dua. Sebuah foto selfie yang diambil saat pertama kalinya Nesta mempertemukan Dekka dan Sheila. Perempuan berusia dua puluh empat tahun tersebut tersenyum kecut lagi saat teringat dia yang menyobek foto tersebut tepat saat dia mengetahui fakta tentang penghianatan Dekka.

Tidak ingin terlalu jauh mengenang masa yang kelam, Nesta menutup kotak persegi berwarna hitam itu lagi. Lalu meletakkannya di dalam lemari lagi. Kemudian kembali duduk di kasur dan mengambil ponsel yang sejak masih dalam mode off.

Kemarin, Nesta menunggu baterai ponselnya terisi. Namun ternyata dia ketiduran, dan hingga pagi ini dia baru akan mengaktifkan ponselnya.

20 panggilan dari Adnan
15 panggilan dari Gabriela

30 pesan dari Gabriela
20 pesan dari Adnan

Nesta menepuk jidatnya. “Duh kenapa kemarin lupa sih. Ini ngapain juga Gabby kirim pesan dan telfon sebanyak ini.” Nesta pun langsung menghubungi Gabby.

“Assalamu'alaikum. Gab—”

Wa'alaikum salam. Alhamdulillah akhirnya kamu bisa dihubungi, Ta. Sejak kemarin dihubungi tidak aktif terus. Kamu kemana, Ta?” Gabby langsung memotong ucapan Nesta dan terdengar helaan nafas lega.

“Saya di Surabaya. Maaf Gab, untuk beberapa hari ataupun minggu ke depan saya belum bisa pulang ke Jogja. Saya minta tolong sama kamu, handle kerjaan di butik ya.”

Loh sudah pulang ke Surabaya? Ada apa, Ta? Ada hal penting ya? Kok mendadak.

“Iya. Pokoknya kamu handle dulu saja, ya.”

Iridescent [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang