BAB 21 - PENJELASAN

1.5K 122 6
                                    

BAB 21 - PENJELASAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 21 - PENJELASAN

Malang, kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah kota Surabaya. Kota yang dicap sebagai kota pendidikan tersebut merupakan kota kelahiran Ayah kandung Starlyna Nesta Andhara. Kota yang terkenal dengan kota bunga, juga merupakan kota seni.

Tepat pukul delapan lebih tiga puluh lima menit, Nesta sudah sampai di Bandar Udara Abdulrachman Saleh. Dia memilih menggunakan jalur udara agar lebih cepat sampai karena kata Mamanya keadaannya penting. Kemudian perempuan tersebut melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi menuju rumah Papanya.

Entah sudah berapa tahun Nesta tidak mendatangi rumah yang bercat hijau daun tersebut. Semua terasa sudah asing. Tidak seperti beberapa tahun lalu dia sering mengunjungi rumah tersebut.

Dengan langkah pelan dia melangkahkan kaki menuju rumah tersebut. Sebenarnya, tadi dia ingin ke hotel dulu. Mencari tempat untuk dia tinggal beberapa hari ini di sini. Dia tidak ingin tinggal di rumah yang sangat dirindukannya itu namun juga dibenci tersebut.

Nesta mencoba mengetuk pintu dengan pelan. Dengan jantung yang berdetak kencang. Jujur, dia belum siap bertemu Papanya lagi. Dan jujur saja, dia belum tahu sebenarnya ada masalah apa dengan Papanya tersebut.

Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya membuka pintu. Senyum di bibirnya terlihat jelas ketika mengetahui siapa yang datang. “Mbak Nesta, Ya Allah nduk... Kamu sudah besar. Apa kabar?”

Nesta tersenyum. “Baik, bi. Bibi sehat teruskan?” Nesta diam sejenak lalu melanjutkan ucapannya. “Hm... Papa ada Bi?”

“Loh mbak Nesta tidak tahu? Pak Herawan sekarang ada masalah besar.”

“Masalah apa, Bi? Mama menyuruh saya ke sini katanya Papa ada masalah.”

Wanita paruh baya tersebut terlihat sedih. “Pak Herawan dituduh korupsi, nduk. Saya yakin Pak Herawan tidak mungkin korupsi. Sekarang beliau sedang sidang perdana. Kamu langsung ke sana aja nduk.”

“Korupsi?” Nesta terkejut. “Yaudah, Nesta pamit, bi. Makasih.” Nesta lalu berbalik dan menarik kopernya.

“Eh, mbak Nesta.”

“Apa Bi?”

“Kopernya?”

“Saya menginap di hotel.” Lalu Nesta segera pergi mencari taksi untuk sampai di pengadilan negeri di kota Malang.

🌈🌈🌈

Nesta berjalan menuju tempat persidangan ayahnya dengan langkah pelan. Menembus beberapa orang yang lalu lalang di sana. Hingga dia menempukan sosok yang dia cari, Papanya. Sedang berdiri di depan pintu ruang persidangan dan berjabat tangan dengan seseorang yang sangat dikenalinya.

Langkah Nesta semakin pelan, ketika mengetahui siapa yang berdiri di sana. Bahkan dia kini berhenti karena keterkejutannya. Wanita di samping papanya menoleh ke arahnya ketika melihat sosok tak asing di matanya. “Nesta.”

Iridescent [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang