12

186 46 27
                                    

:: Selamat Membaca ::




"Kenapa saya harus bersama dia, Prof?" Kai protes saat Profesor Kim membagi kelompok. Dia dipasangkan dengan Krystal. Apa itu bukan mimpi buruk? Profesor Kim tampaknya sengaja membuat suasana hatinya makin panas. Kai yakin, bukannya melakukan habituasi, dia dan Krystal bisa jadi akan saling menghabisi sepanjang hari.

"Kenapa tidak? Lagipula kalian juga nanti terpisah lokasi pengamatannya. Dua hari ini saja kalian bersama, hari selanjutnya kerja sendiri-sendiri. Berkelompok memudahkan koordinasi dan rekap data. Sudah jangan seperti anak kecil. Begini saja tidak perlu diributkan." Tumben sekali Profesor Kim galak. Tapi bagus juga. Kai jadi bungkam walaupun bibirnya manyun beberapa senti ke depan.

Diawali dengan doa, mereka pun berangkat untuk memasuki hutan.

Kalau kelompok Profesor Kim baru memulai kegiatan setelah sarapan, kru film Myungsoo sudah berangkat sejak jam lima tadi. Mereka bergabung bersama salah satu grup JGP yang sudah mempunyai beruang hitam asia.

Myungsoo sendiri tidak ikut masuk ke hutan. Dia mempergunakan waktunya untuk mengerjakan administrasi dan menyelesaikan urusan kantor.

Di luar, terjadi kesibukan yang lain dari hari biasanya. Ada lebih banyak orang datang, anak-anak buah Jaerim kelihatannya. Sebagian dari mereka membersihkan camp, dan sebagian lain masuk hutan untuk membersihkan trail-trail tertentu yang akan dijadikan rute trekking para tamu dari luar negeri.

Kunjungan ke stasiun riset Munsu tidak lengkap kalau tidak ikutan rafting. Jaerim berkerja sama dengan Rafting Country, salah satu kelompok olahraga rafting di wilayah Gurye, akan membawa tamu-tamu dari UN bertualang mengarungi Sungai Simjeon, merasakan jeram-jeram menegangkan. Tuan Na akan menjadi koordinator rafting. Sebagai orang lokal yang paham luar-dalam kondisi Sungai Simjeon, beliaulah yang menentukan panjang rute serta darimana dan dimana rute akan diawali dan diakhiri.

Kesibukan demi kesibukan dilewati. Semua orang mengurus pekerjaan masing-masing. Agak masuk ke hutan, Jiyeon duduk di batang pohon yang rebah di lantai hutan, berdiam setenang mungkin agar tidak mengusik penghuni rimba di sekitarnya. Minho juga melakukan hal yang sama, terpisah sekitar dua puluh meter dari tenpat Jiyeon.

Kai dan Krystal lagi apa ya sekarang? Pikir Jiyeon. Profesor tidak mungkin menyatukan mereka agar perseteruan tidak jelas diantara keduanya bisa berakhir damai. Enam bulan bersama bukan hal mustahil kalau mereka jadi rukun. Atau sebaliknya?

Tapi Jiyeon senang juga tidak satu kelompok dengan Kai, jadi beban mentalnya berkurang. Terkadang Jiyeon merasa sangat kejam, tidak membalas perasaan Kai sedikutpun. Dia sendiri tidak tahu apa yang membuatnya tidak menerima Kai. Padahal lelaki itu baik, selalu siap membantunya, setia, dan yang pasti menyayanginya dengan tulus.

Jiyeon merasa Kai kekanak-kanakan. Sedangkan Jiyeon, apalagi saat ini, butuh lelaki yang bersikap sebaliknya.

Dia sudah punya pacar! Hati Jiyeon berseru ketika pikirannya teringat pada Myungsoo. Juga teringat pada pelukan Myungsoo tempo hari saat lelaki itu spontan menyambarnya di atas gedung yang memicu getaran dihatinya, setelah sekalian lama mati rasa.

Semetara itu di ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang kerja di Rumah Rusa, Myungsoo masih berada di depan laptop.

Telunjuk pria itu mengetuk-ngetuk mouse pad. Mau membuka folder Three Tower, tapi tidak tahu kenapa matanya terpaku saja menatap layar laptop. Pikirannya tertuju pada Jiyeon. Apa separah itu keadaannya sampai temannya membuka lowongan pacar untuknya? Mungkin Krystal hanya bercanda, tapi mungkin juga tidak, pikir Myungsoo.

LOVE LETTER AND JIRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang