22

207 42 25
                                    


:: Selamat Membaca ::




Setahun Kemudian...

Krystal mengangkut jus apel, mengucapkan bersulang. "Akhirnya aku dan Jiyeon lulus juga setelah susah payah kerja kesana-sini untuk bayar biaya kuliah. Selamat ya, Jiyeon. Jadi sekarang tidak ada alasan lagi untuk menolak Jaerim Sunbae. Betul bukan, Sunbae? Dibelain jauh-jauh dari Jinju ke sini demi kamu, harusnya langsung saja diterima lamarannya. Iya tidak, Sunbae?" Krystal menoleh pada Jaerim yang senyum-senyun saja disebelah kiri Jiyeon.

Kai yang duduk di samping kanan Jiyeon tidak ikutan mengangkat gelas, sedangkan Minho yang ada di depannya malah sudah menghabiskan cola-nya sejak tadi.

"Sunbae ke Seoul dalam rangka kerja, Krystal," kilah Jaerim.

"Ya, percaya. Eh, K, kamu sendiri kapan lulusnya? Semua sudah kelar, kamu masih di Bab I aja," ledek Krystal.

"Aku kerja, jadi sedikit mundur skripsinya," bela Kai. "Pokoknya aku harus punya banyak uang, supaya bisa bersaing dengan Jaerim Sunbae untuk mendapatkan Jiyeon."

"Masih belum menyerah juga? Gila ini anak, makin tebal saja muka temboknya," sahut Krystal sadis.

"Seperti yang pernah kau bilang, all is square in love and war," ujar Kai cuek.

"Fair kali, bukan square!" ledek Krystal.

Lalu mereka berdua ribut lagi. Sampai makanan datang, Kai dan Krystal masih saja saling serang. Akhirnya Minho pindah tempat.

"Besok aku masih punya waktu setengah hari sebelum balik ke Jinju. Bisakah kita ketemu berdua saja?" bisik Jaerim pada Jiyeon.

"He-em," jawab Jiyeon. Hanya bilang begitu saja sudah membuat Jaerim tersenyum bahagia.

Minho celingukan. Setelah pindah tempat mendekat pada Jaerim dan Jiyeon, sekarang dia merasa jadi obat nyamuk dari sejoli yang sedang kasmaran. Akhirnya Minho memutuskan untuk balik lagi ke sebelah Kai dan Krystal. Jadi wasit.

Sementara itu sepasang lelaki dan perempuan masuk ke restoran dish and dine itu, mengambil meja ketiga disebelah kanan pintu. Si lelaki menarik kursi dan mempersilahkan perempuan yang tampak sedang hamil tersebut untuk duudk terlebih dahulu. Mereka kemudian didatangi pramusaji yang mengantarkan menu dan air mineral.

"Setelah ini kita kemana? Nonton ya, Ji. Biar Jaerim Sunbae yang bayarin. Mau ya, Sunbae?" todong Krystal. "Bentar, jangan diomongin dulu mau lihat film apa, aku mau ke toilet dulu. Jiyeon, ikutan tidak?" ajak Krystal.

Jiyeon mengangguk.

Krystal dan Jiyeon berjalan ke arah toilet. Baru dua langkah, Krystal berhenti, membuat Jiyeon ikut berhenti.

"Ada apa, Krys?" tanya Jiyeon. Krystal menunjuk ke arah meja kedua dari posisi meja mereka. Jiyeon menoleh untuk melihat apa atau siapa yang ditunjuk Krystal.

Pandangan Jiyeon tertumbuk pada lelaki yang baru meminum air mineralnya, lalu ke perempuan hamil disebelahnya. Seketika jantungnya seolah berhenti berdetak.

Tanpa diduga Jiyeon, Krystal bergegas pergi meninggalkannya dan berjalan menuju meja itu. "Myungsoo Sunbae? Hei, apa kabar? Masih ingat sama aku tidak? Wah, kebetulan sekali ketemu sama Pasukan Munsu. Itu ada Kai, Minho, Jaerim Sunbae. Ada Jiyeon juga." Suara Krystal yang kencang sesaat menjadi perhatian beberapa orang.

Orang-orang di kedua meja yang ditunjuk Krystal saling menoleh. Hanya Myungsoo yang menengok ke arah lain, kepada seseorang yang berdiri tak jauh darinya dan sedang tersenyum padanya. Jiyeon. Ah, lama sekali tidak melihantnya. Dia makin cantik dengan rambutnya yang sudah mulai panjang.

LOVE LETTER AND JIRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang