15

186 45 18
                                    

:: Selamat Membaca ::



Sore hari berikutnya.

"Makanya kalau makan jangan rakus. Sudah menghabiskan sepiring Jjukumi, masih pula nyasar di warung ini. Sebenarnya kamu bukan keracunan, tapi overdosis makanan." Kai memulai huru-hara lagi. Sudah tahu Krystal belum pulih benar, sudah diserang.

"Kai. Ini kamar perempuan. Keluar," perintah Jiyeon. Kai yang melongokkan kepala di pintu kamar masih belum juga beranjak. "Kamu istirahat dulu, Krys. Kalau butuh apa-apa, panggil saja, aku tidak kemana-mana." Jiyeon mendekat ke arah ranjang, membantu Krystal berselimut, lalu keluar dari kamar sembari menarik Kai sekalian.

"Tidak kemana-mana gimana, Ji? Bukannya kita mau rafting satu jam lagi?" Kai bertanya setelah melirik jam tangannya.

"Ada teman sakit begini masa kita malah rafting sih? Tidak enaklah."

"Tidak apa-apa, Ji, pergi saja." Terdengar suara Krystal dari dalam kamar. "Raftingnya dengan Jaerim, ya? Kamu harus pergi. Supaya tambah akrab," lanjutnya.

Kai yang mendengar ucapan Krystal jadi merasa gatal-gatal. "Sudah, tidur saja kamu, MJ. Tidak perlu manas-manasin."

"Kalau kamu mau ikutan rafting, ya sudah, berangkat sana. Aku mau menemani Krystal saja," kata Jiyeon.

"Tidak mau kalau tidak ada kamu, Ji."

"Aku ikutlah." Minho yang baru saja masuk ke kamar untuk istirahat, keluar lagi begitu tahu akan ada acara rafting.

"Heh, masih lemas begitu mau menantang jeram? Nanti rutenya bisa sampai ke rumah sakit. Sudah istirahat saja sana. Kapan-kapan saja ikutan." Kai mendorong Minho kembali ke kamar dan menutup pintunya. "Mengganggu acara orang pacaran saja. Kamu enak setiap ahri di hutan bersama Jiyeon terus, aku?" gumamnya.

"Kamu saja yang berangkat ya, Kai." Saat Jiyeon mengatakan itu, ada yang datang. Profesor Kim dan Myungsoo. Profesor Kim membawa tas, sepertinya berisi makanan karena tercium aroma sup ayam. Sedangkan Myungsoo membawa termos air panas dan buah-buahan.

"Untuk siapa itu, Prof?" tanya Kai. "Yang sakit dapat delivery ya? Enak sekali."

"Mau keracunan makanan dulu?" Profesor Kim membuka tas dan memidahkan isinya ke meja. "Kalian ditunggu Jaerim dan kawan-kawan dibawah."

"Saya tidak jadi ikut rafting, Prof." Jiyeon membantu Profesor Kim menata meja.

"Kenapa? Ikut saja, tidak apa-apa. Hitung-hitung insentif, karena besoknya hanya kalian berdua yang masuk hutan. Minho dan Krystal biar saya saja yang mejaga. Keadaan mereka sudah baikan, tinggal pemulihan saja. Sepertinya lusa mereka sudah bisa ke hutan. Sudah pergi saja."

"Ya, Prof, setuju." Krystal menyahut lagi dari dalam kamar. Senang dia karena Profesor Kim memberi kesempatan terjadinya pendekatan antara Jaerim dan Jiyeon. "Nanti kamu duduknya dekat Jaerim saja, Ji, supaya aman."

"Jiyeon duduknya dekat aku," seru Kai. "Myungsoo sunbae ikut? Kulihat ada dua perahu karet yang disiapkan."

"Belum tahu. Aku menunggu kru film datang dulu. Kalau mereka sampai di sini sebelum rombongan rafting berangkat, mungkin kami akan ikut."

"Syutingnya sudah selesai, Myungsoo-ssi?" tanya Profesor Kim.

"Iya. Besok mereka meninggalkan stasiun riset dan langsung ke Jinju. Saya menyusul sore atau malamnya. Membereskan semua urusan di sini dan di kantor taman nasional dulu," jawab Myungsoo.

Jiyeon yang mengantar sup ayam untuk Krystal, menoleh ke arah Myungsoo, lalu berpaling kembali dan masuk kamar. Myungsoo akan pergi besok, batin Jiyeon, kami tidak akan bertemu lagi.

LOVE LETTER AND JIRISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang