Angin sepoi-sepoi siang hari ini seakan membelai paras rupawan seorang pemuda bersurai hitam yang sedang berdiri di tepi atap sekolah.
Mata tajamnya memperhatikan para siswa yang sedang bermain basket di bawah sana.
Kim Taehyung. Pemuda berusia tujuh belas tahun itu adalah siswa baru pindahan dari Amerika yang baru masuk satu minggu yang lalu. Meski dari luar negeri, Taehyung lahir di korea. Dia pindah saat berusia tiga tahun setelah orang tuanya bercerai. Entahlah,Taehyung juga lupa seperti apa masa kecilnya dulu. Bahkan Taehyung lupa seperti apa wajah ibu dan saudaranya.
Taehyung masih memperhatikan mereka yang sedang bermain basket dibawah sana. Taehyung suka basket, dia ingin ikut bermain namun kondisi tubuhnya tidak memungkinkan.
Sejak lahir Taehyung divonis menderita lemah jantung. Bahkan dokter mengatakan, sebuah keajaiban Taehyung masih bisa bertahan sampai sekarang.
Apa penyakitnya ini yang membuat ibu tidak mau merawatnya dan lebih memilih saudara kembarnya?
Pertanyaan itu yang selalu mengganggu pikiran Taehyung seumur hidupnya.
Kini, dia dan sang ayah sudah kembali ke korea. Harapan Taehyung hanya satu, dia berharap dapat bertemu ibu dan saudaranya sebelum waktunya habis.
Bel sudah berbunyi, namun Taehyung enggan meninggalkan tempatnya saat ini. Biarlah membolos sekali-kali tidak apa-apa.
Taehyung duduk dibawah dan menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas. Kemudian memakai airphone dan menyalakan music favoritnya.
Matanya terpejam menikmati alunan musik beserta semilir angin yang masih dengan setia membelai wajahnya.
Hingga tanpa Taehyung sadari, seseorang pemuda lainnya sudah duduk disamping dirinya mengamati wajah Taehyung lekat tanpa mengganggu ketenangannya.
Cukup lama mereka berdua hanya terdiam dengan Taehyung yang masih memejam sambil mendengarkan musik serta pemuda disampingnya yang malah terlelap.
Puk!
Taehyung tersentak bukan main saat pemuda disampingnya tersebut menatuhkan kepalanya di bahu Taehyung. Seketika Taehyung berdiri dari duduknya mengakibatkan pemuda tadi terhuyung dan jatuh dengan kepala membentur lantai.
"Akhhh! Aduuhhh..." pemuda tersebut meringis sambil mengusap sebelah kepalanya yang membentur lantai.
"YA! Kenapa kau berdiri tiba-tiba? Harusnya kau bilang kalau mau pergi!"
Taehyung menatap dingin pemuda yang malah memakinya itu.
"Ketua osis, sejak kapan kau disini?" Taehyung bertanya dengan nada yang teramat dingin. Membuat bulu kuduk pemuda dengan nametag 'Park Jimin' itu meremang. Namun hanya beberapa saat, setelahnya pemuda yang menjabat sebagai ketua osis di sekolah itu justru tersenyum meremehkan.
"Membolos lagi V Kim?" Jimin tersenyum miring.
"Murid baru pindahan dari luar negeri, yang hanya mengandalkan beasiswa. Kau pikir kau siapa bisa bersikap seenaknya?" Jimin melanjutkan ucapannya. Sementara Taehyung hanya menatap datar tanpa minat. Tidak perduli sama sekali.
"Kau sudah ketahuan olehku dua kali Kim. Aku bisa saja melaporkanmu dan membuat seluruh beasiswamu dicabut."
Taehyung tertawa mengejek. "Lalu apa bedanya dengan dirimu? Dasar bodoh!" Taehyung berlalu begitu saja meninggalkan Jimin.
Jimin terus melihat punggung Taehyung yang akhirnya menghilang dibalik pintu. Jimin sebenarnya tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya tadi. Taehyung memang sudah dua kali membolos selama satu minggu ini, namun itu saat jam kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother ✔
FanfictionMereka kembar namun tidak identik. perceraian kedua orang tuanya memisahkan mereka sejak kecil. Namun karena sebuah ikatan batin, takdir menuntun mereka bertemu kembali saat dewasa. dengan kisah baru, kehidupan baru, dan tanpa mengenal satu sama lai...