'Ibu, hidupku tidak akan lama lagi. Tidak bisakah ibu menerimaku sebentar saja meski itu hanya pura-pura. Setidaknya biarkan aku merasakan pelukanmu untuk yang terakhir kalinya, ibu"
.
.
.
.
.
.
.
Taehyung masih menunduk. Perasaannya kacau balau. Apa benar wanita tadi adalah ibunya? Tapi kenapa dia begitu mengerikan? Sosok ibu dalam bayangan Taehyung selama ini adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan senyum malaikat yang indah. Taehyung membayangkan bahwa dirinya akan mendapat sebuah pelukan hangat dan ucapan rindu yang teramat manis.
Tapi apa yang baru saja Taehyung dengar seperti sebuah kutukan. Sang ibu yang sudah lama dinantinya justru berucap begitu kasar. Tidak ada raut bahagia dan pancaran cinta sedikitpun dari matanya. Mata itu seperti menyimpan sejuta dendam untuk dirinya.
Tapi apa salah Taehyung?
Empat belas tahun tidak pernah melihat bahkan tidak pernah mendapatkan sedikitpun kasih sayang dari wanita itu. Dan hari ini wanita yang mengaku sebagai ibunya itu datang dan berkata seolah-olah dia begitu kecewa karena melihatnya masih hidup.
Oh tuhan, jadi selama ini dugaannya benar bahwa sang ibu tidak menginginkannya karena dirinya sakit. Dia hanya dianggap menyusahkan dan setelah itu dibuang?
Taehyung meremat dadanya saat rasa sesak semakin menguasainya. Taehyung ingin menangis tapi tidak bisa. Ingin berteriak namun fisiknya sudah sangat lelah.
Jimin yang sejak tadi hanya berdiri diam, akhirnya turut berlutut menyamakan tingginya dengan Taehyung. Hatinya sakit, teramat. Jimin tidak menyangka ada seorang ibu yang begitu tega kepada putranya sendiri. Jimin tahu wanita itu memang gila dan kejam seperti iblis dimata Jimin. Tapi sebuas apapun seekor harimau, tidak akan memakan anaknya sendiri bukan?
Jimin menyentuh pelan bahu Taehyung, membuat Taehyung tersadar kemudian mendongak menatap Jimin yang juga sedang menatap dalam padanya.
"Jimin? Maaf. Kau sudah menunggu lama? Ayo pulang."
Taehyung hendak mengambil uang yang berceceran di sekitarnya, namun dengan cepat Jimin menahan tangannya kemudian berganti dirinya sendiri yang mengambil satu-persatu uang tersebut.
"Biar aku yang kembalikan ini." Jimin berkata pelan tanpa melihat Taehyung yang menatap nanar padanya.
"Jim__"
"V, kau baik-baik saja kan? Kau bisa pulang sendiri? Ah maksudku kau_"
"Kau yang tidak baik-baik saja Jim."
Taehyung menyadari ada nada kekalutan dalam setiap ucapan Jimin. Seperti memendam sesuatu namun mencoba menahannya sekuat hati.
"Pulanglah duluan Jim. Aku tidak apa-apa." Mencoba tersenyum, Taehyung meyakinkan temanya bahwa dirinya baik-baik saja. Meski Taehyung pikir tidak mungkin bisa berbohong kepada Jimin. Jimin itu teramat peka.
"Tapi V, kau_"
Benar kan apa dugaan Taehyung, Jimin begitu berat meninggalkan dirinya. Menyentuh pelan bahu sahabatnya, Taehyung kemudian berkata pelan.
"Pulanglah. Kau butuh menenangkan diri, aku juga ingin sendiri."
Jimin menghembuskan nafas kasar. "Kau pikir aku sanggup meninggalkanmu sendirian di saat seperti ini!" Jimin kemudian menarik pelan tanganya Taehyung, membantunya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother ✔
FanfictionMereka kembar namun tidak identik. perceraian kedua orang tuanya memisahkan mereka sejak kecil. Namun karena sebuah ikatan batin, takdir menuntun mereka bertemu kembali saat dewasa. dengan kisah baru, kehidupan baru, dan tanpa mengenal satu sama lai...