Mohon maaf buat chapter sebelumnya yang berantakan banget dan kalian mungkin merasa kecewa. Karena aku sendiripun merasa chapter sebelumnya itu jelek banget. Makasih juga buat kalian yang masih setia mendukung cerita ini, buat kalian yang nge vote dan komen buat semangatin aku, terimakasih banyak. Aku sayang kalian 💜💜💜
Happy Reading!
.
.
.
.
.
"Hyung!"
Sebuah seruan terdengar cukup kencang ditelinga Taehyung, kemudian disusul dengan rangkulan pada bahu yang sukses membuat jantung Taehyung jatuh kedasar perut karena begitu terkejut.
"Wah, hyung akhirnya memakai ransel yang aku berikan waktu itu. Lihatlah sama kan seperti milikku. Sebenarnya Jimin hyung juga punya yang sama tapi dia bilang tidak suka makanya dia biarkan menganggur begitu saja. Lihat! Kita sama. Kita seperti anak kembar sekarang."
Taehyung hanya melihat Jungkook yang sedang mengoceh panjang lebar didepanya dengan memasang ekspresi tanpa minat.
Sebenarnya hanya pura-pura.
Kalau Jimin sangat pintar menyembunyikan perasaannya, maka Taehyung pintar dalam mengontrol sikap dan ekspresi wajahnya.
Bohong kalau Taehyung merasa tidak berminat sama sekali untuk meladeni bocah dihadapanya sekarang. Taehyung sesungguhnya menatap penuh minat bocah yang ternyata saudara kembarnya itu.
Taehyung menatap lekat wajah Jungkook. Matanya, bibirnya, cara dia berbicara, masih sama seperti saat kecil dulu. Taehyung sangat rindu, ingin memeluk dan mengatakan segalanya, ingin melihat seperti apa reaksi Jungkook saat dia tahu bahwa mereka saudara.
Namun saat melihat mata indah yang berbinar teramat bahagia dihadapanya sekarang, sudah jelas membuktikan bahwa Jungkook sudah bahagia bersama keluarganya sekarang. Setidaknya adik kembarnya ini begitu disayangi oleh sang ibu sehingga Taehyung tidak perlu khawatir akan sesuatu hal yang buruk yang bisa jadi menimpa Jungkook. Taehyung sangat bersyukur untuk itu.
"Hyung mau sarapan bersamaku? Ibuku berada di Jepang, ayah menemani Jimin hyung dirumah sakit. Aku tidak suka makan sendirian."
Mata Taehyung sukses membola terkejut. "Apa! Rumah sakit?"
"Iya. Kemarin Hobbie hyung mengabari kalau Jimin hyung pingsan saat sedang bersamanya. Aku ingin ke rumah sakit juga menemani hyung, tapi hyung tidak mengijinkan. Aku bahkan belum melihatnya sama sekali sejak dua hari yang lalu." Ujar Jungkook yang sudah tidak mampu lagi menyembunyikan rasa sedihnya.
Sejak kejadian waktu itu Taehyung dan Jimin memang tidak saling mengirim kabar satu sama lain. Kemarin saat Jimin tidak masuk sekolahpun, Taehyung membiarkan saja, tidak bertanya apapun. Karena menurut Taehyung mungkin sahabatnya itu memang butuh menenangkan diri.
Dan sekarang Taehyung benar-benar merasa menjadi teman yang sangat buruk. Seharusnya Taehyung berada disisi Jimin bukan malah membiarkan sahabatnya itu terpuruk seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother ✔
FanfictionMereka kembar namun tidak identik. perceraian kedua orang tuanya memisahkan mereka sejak kecil. Namun karena sebuah ikatan batin, takdir menuntun mereka bertemu kembali saat dewasa. dengan kisah baru, kehidupan baru, dan tanpa mengenal satu sama lai...