Dua minggu berlalu, dan Jimin benar-benar memutuskan untuk membantu sang ayah mengelola perusahaan sejak lima hari terakhir. Hanya saja Jimin tidak terjun langsung ke dalamnya. Jimin hanya memantau semuanya dari jauh dengan bantuan orang kepercayaan sang ayah.
Selama itu pula jarak antara ketiganya semakin jauh. Taehyung yang meskipun dalam hatinya teramat perduli, namun dia juga menghargai bahwa Jimin membutuhkan privasi. Jimin yang semakin sibuk setiap hari hingga hampir tidak memiliki waktu istirahat. Serta Jungkook yang semakin bingung harus berbuat apa lagi untuk mendekati sang kakak. Jimin benar-benar menjaga jarak dengan dirinya.
Hari ini, Taehyung berjalan seorang diri setelah dirinya selesai mengerjakan tugas sekolahnya di perpustakaan kota. Ya seorang diri, karena Jimin langsung kembali ke rumah karena ingin mengerjakan tugas itu sendirian. Sebenarnya Taehyung penasaran apa yang Jimin kerjakan di rumah, pasalnya sahabatnya itu sudah tidak mengikuti les privat saat malam hari. Tapi sekali lagi, Taehyung menghargai privasi Jimin. Selama Jimin baik-baik saja itu sudah cukup untuk Taehyung.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Taehyung melangkahkan kakinya menuju rumah. Dengan kedua tangan yang dia masukan pada saku mantelnya, serta airphone yang menempel pada telinga, Taehyung berjalan dengan santai sambil sesekali bersenandung mengikuti lagu yang sedang didengarnya.
Bahkan Taehyung tidak menyadari bahwa saat ini sebuah mobil hitam mengikutinya sejak dirinya keluar dari perpustakaan.
Hingga pada saat melewati sebuah tikungan, mobil hitam tersebut berhenti tepat didepanya. Empat orang berbadan besar dengan mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan kaca mata hitam keluar dari mobil tersebut.
Taehyung yang mulai merasa terancam, hendak berbalik melarikan diri. Namun dua orang lainya lebih dulu menghalangi langkah Taehyung.
"Maaf, kalian siapa?" Suara Taehyung terdengar bergetar. Hei! Siapa yang tidak ketakutan saat tiba-tiba empat orang dengan badan yang sangat besar tiba-tiba mengepungmu dimalam hari seperti ini?
"Namamu Kim Taehyung?" Tanya salah satu dari mereka.
"Iya. Eh tunggu dulu. Dari mana kalian tahu namaku? Hei! Ada apa ini? Lepaskan! Apa salahku!"
Kejadiannya terjadi begitu cepat. Taehyung diseret masuk kedalam mobil begitu saja. Tubuh kecil Taehyung tidak sebanding kalau harus melawan tubuh-tubuh besar yang membawanya sekarang.
Di dalam mobil, Taehyung sudah diikat dengan mata yang juga ditutup. Saat Taehyung bertanya dirinya akan dibawa kemana, tidak ada satupun dari mereka yang menjawab. Mereka yang membawa Taehyung sekarang tidak berkata sepatah katapun. Hanya suara deru mesin mobil yang menjawab setiap pertanyaan Taehyung.
Sekarang, Taehyung hanya bisa pasrah dan berharap semoga orang-orang ini tidak membunuhnya secara mengenaskan untuk diambil organ tubuhnya.
Oh ayolah. Taehyung hanya anak miskin yang penyakitan. Apa yang mereka harapkan dari menculik dirinya? Organ tubuhnyapun tidak berguna. Tidak ada yang bisa diharapkan dari anak penyakitan seperti dirinya. Begitulah batin Taehyung saat ini.
-
-
-
-
-
Sudah hampir empat jam, matanya masih fokus mempelajari segala hal tentang perusahaan melalui laptop miliknya. Sesekali menuliskan sesuatu dalam sebuah buku mengenai apa saja yang harus dia ingat dan dia hafalkan. Jimin sebenarnya lebih suka membaca lewat buku kemudian menulisnya, dari pada melihat melalui layar laptop seperti sekarang. Itu membuatnya lebih cepat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother ✔
FanfictionMereka kembar namun tidak identik. perceraian kedua orang tuanya memisahkan mereka sejak kecil. Namun karena sebuah ikatan batin, takdir menuntun mereka bertemu kembali saat dewasa. dengan kisah baru, kehidupan baru, dan tanpa mengenal satu sama lai...