"Taehyung?"
Jungkook melepas pelukannya, kemudian mengusap air mata yang mengalir pada kedua pipinya. Apa yang dilakukan Jungkook sekarang membuat senyum Jimin mengembang. Jungkook terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan dengan hidung dan pipi yang memerah serta mata yang berkilau karena air mata. Benar-benar terlihat sangat lucu dimata Jimin.
Ah, sepertinya Jimin benar-benar sangat merindukan adik kecilnya yang nakal ini.
"Kook? Siapa Taehyung?"
Jungkook mengerjab beberapa kali sambil berfikir. Haruskah dia menceritakan semuanya kepada Jimin sekarang?
Jimin menghela nafas, "ya sudah kalau tidak mau cerita. Tidurlah lagi."
"Hyung, Maaf,"
"Kenapa malah minta maaf hum?"
"Maaf karena selalu merepotkanmu." Ujar Jungkook dengan masih sesegukan disisa tangisannya.
Jimin tersenyum sendu, merasa begitu bersalah atas apa yang telah dia ucapkan kepada sang adik malam itu. Tangannya mengusap kepala Jungkook penuh sayang.
"Dengar. Lupakan apa yang sudah aku katakan padamu waktu itu. Tidak ada yang namanya merepotkan, kau adalah adikku. Sejak awal kita bertemu dan sampai kapanpun, kau tetap akan menjadi adikku."
"Hyung?"
"Iya?"
Jungkook berbaring kemudian diikuti pula oleh Jimin yang berbaring disampingnya.
"Apa hyung percaya keajaiban itu ada?"
Jimin mengernyit bingung mendengar pertanyaan Jungkook. Terlihat sang adik mendesah berat, sepertinya Jungkook memang tengah memendam sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya. Jimin sendiri masih terdiam menunggu apa yang akan dikatakan Jungkook selanjutnya.
"Kim Taehyung. Dia saudara kembarku. Aku masih punya saudara hyung." Kepala Jungkook menoleh menatap Jimin yang juga tengah menatapnya. Mata anak itu terlihat mengkilap karena kembali digenangi air mata.
"Tapi ayah membawanya pergi. Ayah membawanya pergi jauh hyung." Satu isakan kembali lolos dari bibir Jungkook diikuti dengan lelehan bening pada kedua matanya. Tangan kirinya meremat pelan tangan kanan Jimin yang sejak tadi digenggam oleh sang kakak.
"Ayah mengatakan kalau mereka akan kembali suatu saat nanti, tapi mereka tidak pernah kembali lagi. Dan ibu mengatakan kepadaku, kalau ayah dan Taehyung mengalami kecelakaan pesawat saat akan menuju ke Amerika. Dan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu termasuk mereka berdua."
Jungkook bercerita sembari terisak-isak. Sedangkan Jimin berusaha menahan ekspresi wajahnya karena emosi mendengar cerita Jungkook.
Kecelakaan pesawat?
Meninggal?
Astaga! Jimin tidak habis pikir dengan ibu tirinya tersebut. Tangannya yang satu lagi mengepal erat menahan mati-matian luapan emosi dalam dirinya. Jimin rasanya ingin memukul apa saja sekarang. Namun melihat Jungkook yang menangis disampingnya, membuat Jimin harus bisa mengontrol dirinya.
Jungkook terlihat begitu terpukul.
"Tapi hyung, aku selalu bermimpi aneh secara terus-menerus selama hampir satu tahun ini. Tapi aku rasa itu bukan mimpi, itu nyata. Itu adalah ingatanku dimasa lalu. Aku pikir aku pernah hilang ingatan kemudian akhir-akhir ini semua ingatanku yang hilang muncul pelan-pelan dalam mimpiku. Semuanya seperti sebuah film yang menyambung satu sama lain."
Jimin menganga kebingungan, Jungkook menjelaskan hal tersebut secara panjang lebar bahkan tanpa jeda sama sekali membuat Jimin tidak mengerti karena Jungkook berkata sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother ✔
FanfictionMereka kembar namun tidak identik. perceraian kedua orang tuanya memisahkan mereka sejak kecil. Namun karena sebuah ikatan batin, takdir menuntun mereka bertemu kembali saat dewasa. dengan kisah baru, kehidupan baru, dan tanpa mengenal satu sama lai...