bab 5

5.9K 556 11
                                    

Angga baru awal-awal masuk kuliah saat dia pertama kali bertemu Yudha. Keduanya bertemu di galeri seni R. Angga waktu itu diseret Ruth, sahabat karibnya sejak SMP, untuk ikut kelas filsafat di Galeri R.

***

3 tahun yang lalu

"Nggrek, lo juga suka filosofi kan? Temenin gue, ya," kata Ruth.

"Hah? Harus?" balas Angga.

"Biasanya, di sana banyak cowok artsy yang sama nggak jelasnya kayak lo. Kali aja ada yang cakep lo cocok," kata Ruth.

"Fuck, gue nggak modus gitu kali orangnya," gerutu Angga.

Ruth sahabat Angga sejak SMP kelas tujuh. Dulu rumah mereka berdekatan. Namun, Ruth pindah rumah bersama orangtuanya ke luar kota, karena ayahnya dipindahtugaskan.

Dia pun berpisah jarak dari Angga. Namun, saat libur panjang Ruth selalu menyempatkan kembali ke kota kelahirannya, sambil nongkrong dengan sahabatnya itu.

Ruth juga satu-satunya teman dekat Angga yang tahu kalau Angga itu gay.

"Lo bukannya nggak modus, tapi nggak bisa move on," kata Ruth.

"Sok tau lo, Ruth," sahut Angga.

Ruth berdecak. Dia sudah dua bulan ini ada di Indonesia lagi. Kemarin dia sempat mengikuti au pair di Jerman. Ruth yang mengambil jurusan Sastra Jerman akhirnya bertemu lagi dengan sohibnya si Angga di kota kelahiran tercintanya.

Ruth berkuliah di universitas yang sama dengan Angga, namun beda jurusan. Sementara, kedua orang tua Ruth tetap di luar kota.

"Emang, lo sekarang punya pacar, Nggrek?" tanya Ruth. Dia menyipitkan matanya.

Angga menjawab singkat, "Nggak. Males gue."

"Ah masa'?" tanya Ruth jahil.

"Serius Ruth," jawab Angga.

"Lo masi kangen Bagas? Atau Gilang?" tanya Ruth.

"Gila. Nggaklah," Angga malah tertawa.

Ruth tahu Angga waktu SMP naksir berat kepada ketua kelasnya, Bagas. Namun, tidak ada yang bisa dia lakukan karena Bagas jelas-jelas straight.

Sudah begitu, Bagas waktu itu kencan dengan Vina. Angga hanya bisa gigit jari. Dia pun memendam sendiri perasaan sukanya. Cuma Ruth yang tahu.

Rasanya tidak mungkin juga Angga mau bilang tentang perasaannya kepada Bagas. Apa dia cari mati, mau di-bully teman-temannya? Akhirnya, Angga pun melewati masa SMP-nya penuh kepasrahan begitu saja.

***

Waktu SMA tidak ada Ruth di sampingnya. Sahabat ceweknya yang bertubuh tinggi langsing dengan rambut hitam lurus sebahu itu, bersekolah di luar kota.

Ada teman dekat Angga satu lagi, namanya Gilang. Hubungan pertemanan mereka aneh. Gilang mungkin biseksual kalau Angga boleh jujur menilainya.

Gilang sendiri teman sekelas Angga sejak kelas sepuluh. Gilang dan Angga sama-sama anak IPS waktu itu. Namun, mereka beda kelas, Angga di IPS satu dan Gilang di IPS dua.

Memang Gilang salah satu cowok bad boy di sekolah. Dia sudah sering diomeli guru-guru soal pelanggaran tata tertib, seragam tidak dimasukkan, topi sering ketinggalan saat upacara, bolos, merokok di belakang sekolah dan ketahuan, dan masih banyak lagi.

***

Namun, anehnya Gilang cocok dengan Angga yang memang bawaannya santai dan kalem. Gilang sering mengajak Angga main bareng berdua saja, tidak ketika dia sedang bersama geng berandalannya.

anggrek biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang