bab 13

4.4K 494 6
                                    

Angga lantas mengucapkan sesuatu yang tidak terduga,

"Rino, if you want to be happy, be. Kalo lo pengen bahagia, berbahagialah."

Mendengar itu Rino tertawa ringan lalu berkata, "Hah? Itu kok kayak quote dari Tolstoy?"

Angga sangat kaget karena memang benar dia tadi mengutip kata-kata Tolstoy. Asal saja, sih. Dia bukan anak sastra atau pengagum berat filsafat.

Dia cuma ingat dulu pernah mencatat quote-quote secara random saja, waktu mengikuti kelas filsafat bersama Ruth di Galeri Seni R.

Ya, sedikit banyak dia suka filosofi. Tapi itu dulu, sudah lama sekali Angga tidak ikut kelas filsafat lagi.

Namun, dia masih kaget karena bisa-bisanya Rino tahu quote Tolstoy yang itu.

Dari sekian banyak orang yang Angga kenal, dan dari lautan quote seluas samudera, seorang Rino Rasya sama-sama tahu quote Tolstoy itu.

"Kok lo bisa tau itu quote-nya Tolstoy? Iya, gue emang ngutip quote itu barusan," kata Angga masih takjub.

Rino mengangkat alis sambil menunjukkan ekspresi geli. "Serius, Ngga? Gue pernah nemu quote itu buat caption IG. Pas itu gue mau kasih caption tentang kebahagiaan gitu. Sok-sokan."

Setelah mengatakannya, Rino tertawa. Mau tidak mau Angga jadi ikut tertawa. Bodoh. Tidak masuk akal. Angga pun masih merasa takjub dengan kebetulan seperti di film-film ini.

"Eh, gue pernah liat foto lo pas jaman gondrong. Nemu di IG," Angga meringis.

"Lo stalking gue, Ngga?" balas Rino.

"Gue penasaran sama lo," kata Angga jujur.

Rino hanya diam, tetapi dia menatap Angga sambil tersenyum tidak percaya. Namun, entah mengapa rasa penasaran yang Angga bilang barusan membuatnya malu. Seperti tersipu.

"Lo kepoin aja udah. Lagian gue udah follback lo," kata Rino santai. Angga hanya tertawa.

Angga seperti merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan. Ternyata, Rino itu orang yang enak dan seru untuk diajak ngobrol.

Seorang teman yang tidak pernah kamu duga akan kamu butuhkan dalam hidupmu.

Tidak terasa mereka ngobrol sampai larut malam sekali.

***

Setelah malam itu, Angga jadi dekat dengan Rino. Di Kedai Kopi E itu mereka juga bertukar nomor dan jadi suka chattingan setiap hari.

Entah menanyakan hal tentang pekerjaan atau sekadar bercanda receh tidak jelas.

***

No, tai tai apa yang enak?
14:06

Taichan 😒
14:06. Read

Yah gak asik
14:07

Bego lo jokes jaman kapan tuh
14:07. Read

Wkwkwk 😂
14:07

Rino tidak membalasnya namun dia terkikik sendiri sambil memandangi layar hp-nya. Erik menoleh pada Rino sambil mengerutkan alis.

Akhir-akhir ini sahabatnya itu sering chattingan saat sedang senggang di kantor. Bahkan Rino terlihat suka senyum-senyum sendiri atau malah tertawa.

Erik heran, bukannya dia gagal pedekate ke Kiki? Apa secepat itu Rino dapat sasaran baru lagi?

Erik berpikir kalau Rino diam-diam punya daftar nama cewek yang ingin dia dekati. Kalau yang sekarang gagal, tinggal coret lalu move on ke cewek berikutnya.

anggrek biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang