Seminggu kemudian, Angga mulai terbiasa dengan deadline yang membuat dia pulang larut dan bahkan bermalam di kantor.
Seperti hari ini, dia sebenarnya dapat giliran shift pagi yang pulangnya jam lima sore. Tetapi, dia baru selesai jam delapan malam.
Gara-garanya, ada deadline HARI INI untuk membuat storyboard iklan, video produk botol minum yang terbuat dari bahan ramah lingkungan.
Storyboard sendiri merupakan sketsa, yang menggabungkan narasi tulisan dan visualisasi video pada selembar kertas. Tujuannya untuk mencocokkan naskah dan visual dari sebuah video.
Sederhananya, storyboard berupa sketsa gambar di dalam kotak, dengan narasi tulisan yang ada di bawah kotak tersebut, dilengkapi stamp waktu untuk menjelaskan visual yang muncul di setiap detiknya.
Jika dilihat sepintas, format storyboard terlihat seperti komik, dengan kotak-kotak yang berisi gambar sketsa dan ada tulisan narasi di bawahnya.
Mengerjakan storyboard video berdurasi dua menit itu, membuat Angga teler sampai dia ketiduran di salah satu kasur bilik terbuka di kantor.
Bilik-bilik kasur itu memang disediakan untuk yang kelelahan dan ingin tidur. Terutama, kalau ada deadline HARI INI atau dadakan lainnya yang menguras energi.
Erik dan Rino mendapat giliran shift malam hari ini. Mereka melihat Angga yang sedang tertidur. Rambut birunya kusut. Dia tidak bergerak seperti mati saja.
Erik geleng-geleng kepala melihatnya, lalu tersenyum bersimpati. Dia lantas ke dapur untuk membuat mie goreng instan.
Rino masih berdiri di tempatnya, dia melangkah pelan agar lebih dekat dengan Angga. Dia memandangi Angga yang tertidur dengan imutnya.
Fuck. Apa gue barusan nyebut dia imut?
Kesal sendiri, Rino kembali duduk di mejanya. Dia makan keripik pedas yang barusan dibelinya bersama Erik di A-mart.
***
Angga terbangun dan dia mengerjapkan mata melihat sekeliling. Ramai orang-orang shift malam. Ada juga tim shift pagi yang sama telernya seperti dia, dan belum pulang karena masih beristirahat.
Dia melihat Rino yang sedang makan keripik pedas. Angga takjub karena dia tidak suka pedas. Dia pun menuju dapur, mau mengambil es mochi stroberi yang tadi disimpannya di freezer.
Di dapur, Erik baru saja meniriskan mienya, lalu dia mengaduk-aduk mienya agar rata dengan bumbunya.
"Erik," sapa Angga, masih setengah mengantuk.
"Apa, ganteng?" balas Erik.
Angga tertawa.
"Aduduh, lemah gue," katanya sambil memegangi dadanya berpura-pura sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
anggrek biru
General FictionRino dan Angga punya hubungan yang aneh di antara dua orang cowok. Saat baru kenal, Rino merasa kalau Angga, desainer grafis junior itu, sikapnya menyebalkan. Namun, sosok Angga yang berambut biru memang terasa beda, juga misterius. Rino tak bisa me...