bab 14

4.3K 484 29
                                    

Begitu saja, tiba-tiba tebersit sesuatu di benak Rino.

Dia lalu pergi ke A-mart langganannya dekat kantor untuk membeli popcorn kesukaannya. Biar tidak ngantuk. Camilan adalah teman terbaik buat begadang.

Oh. Rino ingat Angga suka es krim mochi stroberi. Waktu itu dia melihat Angga memakannya di dapur kantor.

Lalu, Rino membelikan es mochi stroberi itu buat Angga. Rino memang jadi perhatian terhadap hal-hal kecil, dan suka memberi kejutan ke orang yang dia pedulikan.

***

"Nih, buat lo. Buruan mumpung masih dingin," kata Rino.

Dia memberikan es krim mochi stroberi yang dibelinya kepada Angga.

Angga hanya melihatnya sambil melongo. Manis. Manis sekali. Kelakuan Rino maksudnya, bukan es krimnya. Sepertinya Angga jadi sedikit berdebar tidak jelas.

"Buat gue? Ini kesukaan gue. Kok, lo tau, sih?" tanya Angga heran.

Dia merobek bungkus es krim itu, lalu menatap Rino lagi.

"Pas itu gue liat lo makan ini di dapur. Pas lo ngobrol sama Erik. Ini cemilan buat lo biar semangat," gumam Rino.

Angga mencomot es krimnya.

"Makasih, Kakak," ujarnya sambil mengunyah es krim.

Rino hanya tersenyum geli.

"Gue lagi lembur juga, kok. Sekalian nemenin lo. Nggak enak soalnya kalo lembur sendirian itu, bisa nggak semangat," kata Rino.

Padahal jelas-jelas Angga lembur bersama Hari.

Namun, ucapan Rino membuat Angga terdiam. Kenapa Rino baik sekali seperti ini? Angga antara senang dan kesal Rino begini. Sebab, kalau Rino terus-terusan baik kepadanya, dia bisa geer.

"Rino, gue tuh, cowok. Lo ngapain lebay gini? Berasa spesial gue," kata Angga sambil bercanda.

"Gue pengen aja. Emang nggak boleh?" Rino balik tertanya.

"Gue nggak ngelarang lo, sih. Sering-sering dikasih gini malah seneng gue. Tapi, kalo lo baik ke gue kayak gini terus, gue bisa salah paham," kata Angga sambil merenung.

Rino mengangkat alis.

"Salah paham? Maksudnya?" tanya Rino.

Angga cuma nyengir. "Lupain."

"Nggak jelas lo," sergah Rino.

Angga tertawa. Dia merasa makin nyaman dengan Rino. Namun, sekarang Angga lebih hati-hati. Dia tidak mau terburu-buru suka pada Rino.

Hm, sebenarnya dia sudah mulai suka. Habis, Rino membuatnya merasa nyaman. Tapi, suka tidak harus bersama dia untuk menjalin hubungan romantis, kan?

Menyukai dalam diam itu tidak salah, kok. Angga pun merasa ini bukan, atau belum bisa dibilang, jatuh cinta. Angga juga paham kalau Rino itu straight dan harapan buat dia memang sangat kecil. Nyaris tidak ada. Atau, bahkan memang tidak ada.

Setidaknya, Rino adalah teman yang begitu baik dan perhatian. Angga pun mengagumi Rino yang ternyata memperhatikan hal-hal kecil.

Waktu itu Rino menawari Angga mampir ngopi setelah dia dibarengi pulang, supaya Angga duduk istirahat sebentar. Sekarang, Rino membelikan es krim mochi stroberi kesukaannya.

Padahal, Angga tidak pernah sekalipun bercerita atau menunjukkan kalau dia suka es krim mochi itu kepada Rino. Katanya, Rino memberikan itu biar Angga semangat lembur. Rino menemani Angga pula, sampai tidak pulang.

anggrek biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang