Jimin merapikan buku-buku nya, bersiap keluar dari perpustakaan sekolah nya yang memang selalu terbuka 24 jam bagi para murid nya terutama para penghuni asrama seperti Jimin.
"Sudah jam 7, aku lapar"keluh Jimin.
Mata sipit itu tanpa sengaja melihat sosok yang sudah lama ia kagumi. Tubuh tinggi dengan keringat menetes karna bermain basket, senyum lebar yang jarang sekali Jimin lihat, gigi kelinci kesukaan Jimin. Ah, rasanya ingin mencubit pipi itu.
Hup
"Hai, cantik"
Lamunan nya buyar, Jimin yang merasa pundak nya di rangkul pun mendongak, menatap laki-laki yang berdiri di sebelah kiri nya masih dengan rangkulan di pundak sempit itu.
"Oppa?!"
"Iya, ini oppa"Jimin tak peduli lagi dengan buku nya yang jatuh di sebelah kaki nya, yang ia pedulikan adalah kakak nya yang datang menjenguk nya malam-malam begini. Sebuah kejutan karna kakak nya itu berkata masih ada di Jepang siang tadi melalui sambungan telepon.
"Jimin rindu"gumam Jimin setelah memeluk pinggang kakak kandung nya itu.
"Oppa juga rindu Jimin"
"Oppa bilang baru akan pulang besok"
"Kejutan!"
"Yoongi oppa?"tanya Jimin.
"Sudah di rumah, sayang. Ayo pulang lalu membuat BBQ di halaman belakang!"Jimin terkekeh saat melihat kakak nya berseru dengan senyum lebar di wajah nya.
"Namjoon oppa akan tetap terlihat seperti orang bodoh meskipun sangat pintar"olok Jimin.
"Hina terus saja oppa mu ini"
"Saranghae"
"Ya, kau tau kelemahan oppa"Hening beberapa saat karna Jimin masih asik menikmati usapan lembut pada punggung kecil nya itu. Pelukan Namjoon yang terbaik setelah pelukan ayah mereka yang jauh di Canada sana. Ah, pelukan Yoongi juga berada di tempat yang sama dengan Namjoon.
"Pulang dengan oppa?"tawar Namjoon.
"Tentu saja, ayo ke kamar Jimin"ajak Jimin.
"Apa boleh?"tanya Namjoon ragu.
"Boleh karna oppa keluarga. Ayo"Namjoon memunguti buku sang adik lalu meraih jemari mungil itu untuk ia genggam. Namun saat hendak melangkah, Jimin malah mematung. Arah pandang gadis itu menuju lapangan basket yang masih ada kegiatan, permainan atau latihan mungkin.
"Sayang, ada apa?"tanya Namjoon.
"Huh? Oh tidak, itu teman-teman ku sedang latihan. Kasihan sampai malam"jelas Jimin, menutupi kenyataan jika ia tengah memperhatikan seseorang di bawah sana.
"Mereka terlihat senang, jadi bisa di pastikan mereka suka dengan latihan nya"
"Benarkah?"
"Ya. Semua yang kau senangi tidak akan membuat mu lelah"
.
.
.
"Jimin, eonnie akan pul- Oh? Apa aku salah kamar? Ini asrama laki-laki?"gumam seorang perempuan yang berdiri mematung di depan pintu asrama Jimin.
"Ah kau tidak salah kamar. Ini memang kamar Jimin"sela Namjoon.
"Lalu kenap-"
"Aku hanya menjemput Jimin"
"Menjemput?"
"Iya, aku oppa Jimin"
"Ah, maaf. Selamat datang"sapa gadis itu sembari membungkuk hormat.
"Ya, terima kasih"jawab Namjoon, dia tau nama roomate Jimin tapi belum pernah melihat secara langsung karna kadang Namjoon hanya menunggu di depan gerbang sekolah.Gadis tadi berjalan canggung melewati Namjoon lalu memasuki kamar tidur Jimin yang sebenarnya sudah menjadi satu dengan kamar gadis tadi, terdengar percakapan kecil lalu senyum Namjoon terkembang saat mendengar roomate Jimin menawarkan bantuan pada Jimin untuk menata baju nya.
Jimin mendapatkan roomate yang baik, syukurlah - KNJ.
Bukan apa-apa, Namjoon selalu khawatir jika Jimin tak bisa memiliki teman karna sifat gadis itu yang pemalu. Tujuan Namjoon menempatkan Jimin di asrama pun juga agar Jimin nya itu belajar bersosialisasi terlebih Namjoon dan kakak tertua mereka sering pergi untuk urusan bisnis, ia tak tega meninggalkan Jimin di rumah bersama asisten rumah tangga. Pasti sangat kesepian. Jimin itu tanggung jawab Namjoon dan Yoongi setelah ayah dan ibu nya menetap di Canada tanpa Jimin yang bersikukuh untuk tetap di negara mereka dengan alasan menemani kedua kakak nya. Manis sekali kan adik nya itu?
Ceklek
"Oppa, Jimin sudah selesai"suara ceria itu membuyarkan lamunan Namjoon.
"Oh? Yasudah, ayo"
"Kenalkan dulu, ini Seokjin eonnie. Roomate terbaik selama 2 tahun yang sudah tinggal bersama Jimin. Selama ini saat oppa menjemput, eonnie pasti sedang keluar jadi tidak pernah bertemu"Gadis bernama Seokjin itu hanya tersenyum lalu membungkuk singkat.
"Terima kasih sudah bersikap baik pada Jimin, maaf jika 2 minggu ini kau harus tidur sendiri"sesal Namjoon.
"Tidak apa, aku bisa pulang ke rumah juga. Rumah ku dekat"Namjoon sedikit mengerutkan dahi nya namun memilih mengangguk saja, mempersingkat waktu karna jika boleh jujur ia sangat lelah sekarang.
"Eonnie, hati-hati disini ya. Jimin akan selalu kemari setiap hari sepulang sekolah. Oppa akan menjemput Jimin sore hari"
"Aigoo, aigoo. Terima kasih ya, mochi ku"ucap Seokjin sembari menepuk pantat Jimin layak nya orang tua pada anak nya.
"Hehehe, menginap di rumah Jimin akhir pekan nanti ya? Ini bukan permintaan tapi perintah"Seokjin tertawa lalu mencubit kedua pipi tembam Jimin gemas.
"Kalau tidak ada acara ya, sayang"balas Seokjin.
"Ne~. Jimin pulang ya, eonnie. Suruh Hoseok eonnie menginap disini"
"Eummm~"Jimin sudah lebih dulu beranjak, meninggalkan Namjoon yang masih memandang Seokjin tanpa berkedip.
"Tolong jaga Jimin selama aku tidak ada. Terima kasih ya, Seokjin"
"Iya, sama-sama, eum"
"Namjoon, panggil saja Namjoon"
"Ne, Namjoon oppa"Dan malam itu Namjoon menyadari dari semua perempuan yang memanggil nya "oppa", yang terbaik, paling pas dan mampu menggetarkan hati nya hanyalah Seokjin, roomate adik nya sendiri.
"Hati-hati di jalan, oppa"pesan Seokjin.
Rasanya Namjoon tidak ingin pulang, ingin mendengar suara mendayu Seokjin terus memanggil nya oppa.
"Ya, terima kasih, Seokjinie"
Pintu asrama tertutup, Seokjin segera menyentuh pipi nya yang terasa panas, ia yakin jika warna merah sudah menguasai wajah nya.
"Ya Tuhan, oppa nya Jimin seksi sekali. Dia memanggil ku apa tadi? Seokjinie? Ah, manisnya~"seru Seokjin sembari berjingkrak kesana kemari.
.
.
.
"Siapa itu? Pindah atau pulang ya?"Jungkook mengikuti arah pandang Taehyung yang berbicara dengan nada penuh rasa penasaran.
"Itu Jimin"
Kali ini Jungkook dan Taehyung menatap Mingyu, teman tim mereka.
"Kau kenal?"tanya Taehyung.
"Memang siapa yang tidak kenal Min Jimin, si pemalu yang manis. Dia itu sangat pintar, guru-guru sering membawa nama nya saat mengajar"terang Mingyu.
"Ah, jadi itu yang nama nya Min Jimin? Iya, dia cantik. Tapi mau kemana dia?"tanya Taehyung.
"Mungkin pulang, yang merangkul nya itu oppa nya"jawab Yugyeom santai.
"Gyeom-ah, bahkan kau tau tentang Jimin?"tanya Taehyung tak percaya, ia memang sering mendengar nama Jimin tapi baru kali ini melihat seperti apa rupa si gadis.
"Dia itu anggota club dance"terang Yugyeom, kebetulan ia juga anggota club dance.
"Uwah, aku merasa seperti manusia purba karna tak tau apapun tentang si Jimin itu"seru Taehyung dramatis.
"Sebelah mu juga pasti tak tau, dia kan tidak pernah peduli sekitar"sindir Mingyu.Taehyung melirik Jungkook yang duduk di sebelah nya, mata Jungkook masih saja menatap kepergian Jimin hingga punggung gadis itu menghilang.
Huh? Ada apa dengan nya? Tidak biasanya dia tertarik pada hal seperti ini - KTH.
"Kook, jangan bilang kau terpesona pada Jimin"goda Taehyung.
"Dasar sinting! Aku bukan kau"balas Jungkook lalu pergi.Tawa menggelegar terdengar karna Taehyung yang lagi-lagi harus menerima cercaan dari Jungkook. Kedua teman semenjak sekolah dasar itu memang sangat manis. Iya kan?
TBC
Haiiiii~ welcome back to my youtube channel 😂😂 (apasih)
Balik lagi sama aku dengan Kookmin couple 💜
Jangan bosen dengan ku yaaa 🤗
Gimana? Mau lanjut ngga?
Kalo engga tetep aku lanjutin sih 😂😂😂Sebenernya cerita ini udah lama setelah aku nonton mv nya bol4 yang judul nya bom
Bagus banget menurut ku 😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid - Kookmin 💜
FanfictionJimin si gadis mungil yang diam-diam memuja salah seorang teman sekolah nya yang terkenal sangat dingin, Jeon Jungkook. Pemuda Jeon itu jarang berbicara dan Jimin yang pemalu pun membuat semua terasa semakin sulit. Hingga pada suatu hari Jimin menda...